Kesimpulan STRUKTUR KURIKULUM KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA Bahan Ajar Perkuliahan Perencanaan Kurikulum, Makalah Tidak Diterbitkan Balai Penelitian dan Pengembangan Kementrian Agama. 2015. Gagasan Standarisasi Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah. Jakarta: Kementrian Agama BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas Direktorat Pendidikan Keagamaan Pondok Pesantren Dirjen Kelembagaan Agama. 2003. Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Madrasah Diniyah. Jakarta: Departemen Agama RI Kurikulum Diniyah Takmiliyah Awaliyah di Provinsi Jawa Barat, Kementrian Agama Kantor Wilayah Jawa Barat. 2010 Mubarok, Achmad. 2005. Psikologi Keluarga. Jakarta: Bina Rena Pariwara Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya Nata, Abuddin. 2004. Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Subandijah. 1996. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta 64 Syah, Darwyan dkk. 2006., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Faza Media Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang Amandemen Ke-4 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Warid Khan, A. 2002. Membebaskan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Wacana PEDOMAN WAWANCARA Nama : Jabatan : Hari Tanggal : 1. Apa Visi dan Misi Madrasah Diniyah? 2. Bagaimana proses penetapan visi dan misi di MDTA? 3. Upaya apa saja yang dilakukan MDTA untuk mencapai visi dan misi tersebut? 4. Bagaimana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan misi? 5. Pada saat menentukan berbagai kebijakan, bagaimana yang dirasakan saudara berkaitan dengan: - Komunikasi Yayasan dan Kepala Madrasah - Pengangkatan Kepala Madrasah, Guru dan Karyawan - Perencanaan Program dan Kurikulum Madrasah - Pelaksanaan Program dan Kurikulum Madrasah 6. Faktor pendukung kesuksesan implementasi, Apakah yang saudara rasakan mengenai faktor : - Dukungan Political will pemerintah - Dukungan finansial dari pemerintah dan masyarakat - Ketersediaan SDM 7. Apakah ada kendala dalam implementasi kurikulum di MDTA? 8. Bagaimana penyelesaian kendala yang dihadapi tersebut? 9. Apakah saudara melakukan pengembangan kurikulum di MDTA? Nama MDTA : ..................................................................... Pedoman Pengumpulan Data MDTA No Aspek Penelitian Instrumen Penelitian W SD O 1 Profil Madrasah 2 Perencanaan Kurikulum 3 Implementasi Kurikulum 4 Sarana Prasarana Madrasah 5 Dukungan Masyarakat Sekitar 6 Dukungan Pemerintah 7 Supervisi Evaluasi 8 Ketersediaan SDM Nama MDTA : ..................................................................... Daftar Ceklis Studi Dokumen No Nama Data Ada Tidak Ket 1 Profil Madrasah 2 Sumber Daya Manusia Madrasah 3 Sarana dan Prasarana Madrasah 4 Program Madrasah TRANSKIP WAWANCARA Nama : R. Misbahudin, S.Ag Jabatan : Kepala Madrasah Riyadlul Jannah Hari Tanggal : Senin, 12 Oktober 2015 1. Apa Visi dan Misi Madrasah Diniyah Riyadlul Jannah? Visi MDTA Riyadlul Jannah : ”Terwujudnya generasi yang tangguh dalam menghadapi problematika kehidupan dengan ilmu, amal, takwa, dan akhlak mulia”. Misi MDTA Riyadlul Jannah : - Mengajarkan Tata Cara Membaca Al-Qur’an yang baik dan benar. - Mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam sebagai bekal para santri dalam menghadapi heterogenitas dan perkembangan zaman yang semakin global. - Memberikan pendidikan akhlak mulia kepada santri dengan melakukan pembiasaan perilaku terpuji dengan tauladan dan tutur yang baik dengan cinta kasih. 2. Bagaimana proses penetapan visi dan misi di MDTA Riyadlul Jannah? Proses penetapan visi dan misi diawali dengan pertemuan kepala madrasah dengan pengurus yayasan untuk menuangkan ide dan gagasan untuk mengkorelasikan antara tujuan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar.

3. Upaya apa saja yang dilakukan MDTA Riyadlul Jannah untuk mencapai

visi dan misi tersebut? - Penyusunan program tahunan dan program semester. - Menyelenggarakan pembinaan akhlaq dan nilai-nilai keagamaan melalui program terjadwal sebagai kegiatan awal pembelajaran. - Menginstruksikan agar dilakukan pengintegrasian nilai-nilai agama dan moral budi pekerti dalam setiap pembelajaran.

4. Bagaimana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan

misi? Sejauh ini proses penetapan visi misi hanya melibatkan stake holder saja, baru kemudian di sosialisasikan kepada guru dan karyawan.

5. Pada saat menentukan berbagai kebijakan, bagaimana yang dirasakan

saudara berkaitan dengan: - Komunikasi Yayasan dan Kepala Madrasah Komunikasi yayasan dan kepala madrasah baik. Kepala madrasah mendapat kepercayaan penuh dari yayasan dalam mengelola madrasah. Kepercayaan ini dibangun dengan tetap kepala madrasah berkoordinasi dengan yayasan. Yayasan berharap segala infaq pendirian sekolah dapat bertahan lama sehingga segala bentuk kelebihan dijadikan investasi pengembangan. - Pengangkatan Kepala Madrasah, Guru dan Karyawan Kepala madrasah diangkat langsung oleh yayasan, sedangkan untuk guru dan karyawan tidak ada syarat pendidikan formal sarjana, akan tetapi syaratnya bisa mengaji dan menguasai ilmu-ilmu agama , diutamakan yang mengenyam pendidikan pesantren. - Perencanaan Program dan Kurikulum Madrasah Setiap pegawai baik guru dan karyawan, berhak menentukan perencanaannya. Guru didorong untuk berkreasi dan berinovasi pada pengajarannya. Berbagai rencana diajukan kepada kepala madrasah dan dibicarakan dalam rapat. Skala prioritas menjadi acuan untuk disetujui atau tidaknya program. - Pelaksanaan Program dan Kurikulum Madrasah Dikerjakan berdasarkan asas kebersamaan dan keterlibatan semua. Karena segala aktifitas dilaksanakan bersama-sama dengan sistem kekeluargaan.

6. Faktor pendukung kesuksesan implementasi, Apakah yang saudara

rasakan mengenai faktor : - Dukungan Political will pemerintah - Pembinaan oleh Kementerian Agama Kab. Bogor dilakukan secara berkala sebanyak satu kali setiap tahunnya - Dukungan finansial dari pemerintah dan masyarakat  Bantuan Operasional Pendidikan BOP - Rp.5.000.000,- Tahun  Tunjangan Fungsional - Rp.1.200.000,- Guru Tahun  Bantuan Orang tua Siswa - Rp.10.000,- Siswa Bulan - Ketersediaan SDM Terdapat tenaga pengajar berkualifikasi S.1 sebanyak 6 enam orang dan semua tenaga pengajar lulusan pondok pesantren.

7. Apakah ada kendala dalam implementasi kurikulum di MDTA Riyadlul

Jannah? a. Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan b. Tidak ada acuan kurikulum yang dikeluarkan secara khusus oleh kementerian agama kabupaten bogor. 8. Bagaimana penyelesaian kendala yang dihadapi tersebut? - Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan tetap dipertahankan dengan mengedepankan pertimbangan profesionalisme dan kompetensi. - Membuat perencanaan kurikulum sendiri dengan tetap mengikuti arahan yang diberikan oleh kementerian agama kanwil jawa barat. - Pengelolaan sumberdaya secara optimal diupayakan efektif dan efisien

9. Apakah saudara melakukan pengembangan kurikulum di MDTA

Riyadlul Jannah? Pengembangan kurikulum dilakukan karena keterbatasan buku sumber yang disediakan oleh kemenag kabupaten bogor, sehingga kami mensiasatinya dengan membeli sampel buku sampel kemudian memperbanyak sendiri dan ditambahkan oleh buku sumber yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran. Bogor, 12 Oktober 2015 TRANSKIP WAWANCARA Nama : Afiah Rospiatin, M.Pd.I Jabatan : Kepala Madrasah Yatalatop Hari Tanggal : Kamis, 05 November 2015 1. Apa Visi dan Misi Madrasah Diniyah Yatalatop? Visi MDTA Yatalatop : ”Menyiapkan lulusan yang memiliki pondasi agama yang kuat dengan berlandaskan Iman dan Taqwa Kepada Allah SWT”. Misi MDTA Yatalatop: Tidak Tertuang 2. Bagaimana proses penetapan visi dan misi di MDTA Yatalatop? Proses penetapan visi dan misi dilakukan oleh yayasan dengan mengkorelasikan antara tujuan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar.

3. Upaya apa saja yang dilakukan MDTA Yatalatop untuk mencapai visi

dan misi tersebut? - Penyusunan program tahunan dan program semester. - Menyelenggarakan pembinaan akhlaq dan nilai-nilai keagamaan melalui program terjadwal sebagai kegiatan awal pembelajaran. - Menginstruksikan agar dilakukan pengintegrasian nilai-nilai agama dan moral budi pekerti dalam setiap pembelajaran.

4. Bagaimana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan

misi? Sejauh ini proses penetapan visi misi hanya dilakukan oleh pihak yayasan saja, baru kemudian di sosialisasikan kepada guru dan karyawan.

5. Pada saat menentukan berbagai kebijakan, bagaimana yang dirasakan

saudara berkaitan dengan: - Komunikasi Yayasan dan Kepala Madrasah Komunikasi yayasan dan kepala madrasah baik. Kepala madrasah mendapat kepercayaan penuh dari yayasan dalam mengelola madrasah. Kepercayaan ini dibangun dengan tetap kepala madrasah berkoordinasi dengan yayasan. Yayasan berharap segala infaq pendirian sekolah dapat bertahan lama sehingga segala bentuk kelebihan dijadikan investasi pengembangan. - Pengangkatan Kepala Madrasah, Guru dan Karyawan Kepala madrasah diangkat langsung oleh yayasan, sedangkan untuk guru dan karyawan tidak ada syarat pendidikan formal sarjana, akan tetapi syaratnya bisa mengaji dan menguasai ilmu-ilmu agama , diutamakan yang mengenyam pendidikan pesantren. - Perencanaan Program dan Kurikulum Madrasah Semua mendapat porsi yang sama dalam mengembangkan ide dan kreasi. Perencanaan apapun dihargai sebagai bentuk kreatifitas. Diurutkan dan dibuat skala prioritas yang mungkin dilaksanakan - Pelaksanaan Program dan Kurikulum Madrasah Dikerjakan berdasarkan asas kebersamaan dan keterlibatan semua. Karena segala aktifitas dilaksanakan bersama-sama dengan sistem kekeluargaan.

6. Faktor pendukung kesuksesan implementasi, Apakah yang saudara

rasakan mengenai faktor : - Dukungan Political will pemerintah Pembinaan oleh Kementerian Agama Kab. Bogor dilakukan secara berkala sebanyak satu kali setiap tahunnya. - Dukungan finansial dari pemerintah dan masyarakat  Tunjangan Fungsional - Rp.1.200.000,- Guru Tahun  Bantuan Penyelenggaraaan Kegiatan Pembinaan Guru Rp.450.000,- Guru Tahun  Bantuan Orang tua Siswa - Rp.20.000,- Siswa Bulan - Ketersediaan SDM Terdapat tenaga pengajar berkualifikasi S.1 sebanyak 3 tiga orang dan semua tenaga pengajar lulusan pondok pesantren.

7. Apakah ada kendala dalam implementasi kurikulum di MDTA

Yatalatop? a. Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan b. Tidak ada acuan kurikulum yang dikeluarkan secara khusus oleh kementerian agama kabupaten bogor. c. Buku sumber yang tidak lengkap. 8. Bagaimana penyelesaian kendala yang dihadapi tersebut? - Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan tetap dipertahankan dengan mengedepankan pertimbangan profesionalisme dan kompetensi. - Membuat perencanaan kurikulum sendiri dengan tetap mengikuti arahan yang diberikan oleh kementerian agama kanwil jawa barat. - Pengelolaan sumberdaya secara optimal diupayakan efektif dan efisien

9. Apakah saudara melakukan pengembangan kurikulum di MDTA

Yatalatop? Pengembangan kurikulum dilakukan karena keterbatasan buku sumber yang disediakan oleh kemenag kabupaten bogor, sehingga kami mensiasatinya dengan membeli sampel buku sampel kemudian memperbanyak sendiri dan ditambahkan oleh buku sumber yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran. Bogor, 05 November 2015 TRANSKIP WAWANCARA Nama : Rahmat, S.Pd.I Jabatan : Kepala Madrasah Tarbiyatul Falah Hari Tanggal : Selasa, 01 Desember 2015 1. Apa Visi dan Misi Madrasah Diniyah Tarbiyatul Falah? Visi MDTA Tarbiyatul Falah : ”Melaksanakan pendidikan yang menghasilkan santri yang sehat secara jasmani dan memiliki dasar keagamaan yang kuat berlandaskan pada Al- Qur’an dan Hadist”. Misi MDTA Tarbiyatul Falah : Tidak Tertuang 2. Bagaimana proses penetapan visi dan misi di MDTA Tarbiyatul Falah? Yayasan menetapkan langsung Visi dan Misi madrasah.

3. Upaya apa saja yang dilakukan MDTA Tarbiyatul Falah untuk mencapai

visi dan misi tersebut? Semua pihak berupaya mewujudkan visi dan misi yang sudah ditetapkan.

4. Bagaimana keterlibatan guru dan karyawan dalam penyusunan visi dan

misi? Sejauh ini proses penetapan visi misi hanya dilakukan oleh pihak yayasan saja, baru kemudian di sosialisasikan kepada guru dan karyawan.

5. Pada saat menentukan berbagai kebijakan, bagaimana yang dirasakan

saudara berkaitan dengan: - Komunikasi Yayasan dan Kepala Madrasah Hubungannya baik, dan penuh penghargaan. Yayasan menempatkan kepala sekolah dan guru pada posisi yang baik. Yayasan memberikan kepercayaan penuh kepada kepala sekolah. - Pengangkatan Kepala Madrasah, Guru dan Karyawan Kepala madrasah diangkat langsung oleh yayasan, sedangkan untuk guru dan karyawan tidak ada syarat pendidikan formal sarjana, akan tetapi syaratnya bisa mengaji dan menguasai ilmu-ilmu agama , diutamakan yang mengenyam pendidikan pesantren. - Perencanaan Program dan Kurikulum Madrasah Semua mendapat porsi yang sama dalam mengembangkan ide dan kreasi. Perencanaan apapun dihargai sebagai bentuk kreatifitas. Diurutkan dan dibuat skala prioritas yang mungkin dilaksanakan - Pelaksanaan Program dan Kurikulum Madrasah Sesuai perencanaan, kalau ada perubahan dan masih dianggap wajar, tidak keluar dari esensinya dibicarakan lagi di tingkat pimpinan.

6. Faktor pendukung kesuksesan implementasi, Apakah yang saudara

rasakan mengenai faktor : - Dukungan Political will pemerintah Pembinaan oleh Kementerian Agama Kab. Bogor dilakukan secara berkala sebanyak satu kali setiap tahunnya. - Dukungan finansial dari pemerintah dan masyarakat  Tunjangan Fungsional - Rp.1.200.000,- Guru Tahun  Bantuan Penyelenggaraaan Kegiatan Pembinaan Guru - Rp.450.000,- Guru Tahun  Bantuan Orang tua Siswa - Rp.15.000,- Siswa Bulan - Ketersediaan SDM Terdapat tenaga pengajar berkualifikasi S.1 sebanyak 2 tdua orang, dan 3 tiga lainnya berijazah SLTA.

7. Apakah ada kendala dalam implementasi kurikulum di MDTA Tarbiyatul

Falah? a. Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan b. Tidak ada acuan kurikulum yang dikeluarkan secara khusus oleh kementerian agama kabupaten bogor. c. Buku sumber yang tidak lengkap. 8. Bagaimana penyelesaian kendala yang dihadapi tersebut? - Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan tetap dipertahankan dengan mengedepankan pertimbangan profesionalisme dan kompetensi. - Membuat perencanaan kurikulum sendiri dengan tetap mengikuti arahan yang diberikan oleh kementerian agama kanwil jawa barat. - Pengelolaan sumberdaya secara optimal diupayakan efektif dan efisien

9. Apakah saudara melakukan pengembangan kurikulum di MDTA

Yatalatop? Pengembangan kurikulum dilakukan karena keterbatasan buku sumber yang disediakan oleh kemenag kabupaten bogor, sehingga kami mensiasatinya dengan membeli sampel buku sampel kemudian memperbanyak sendiri dan ditambahkan oleh buku sumber yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran. Bogor, 01 Desember 2015 DOKUMENTASI MDTA RIYADLUL JANNAH DOKUMENTASI MDTA YATALATOP DOKUMENTASI MDTA TARBIYATUL FALAH PENDAHULUAN PENDIDIKAN NASIONAL 1 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 2 Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. PENDIDIKAN DINIYAH 1 Pendidikan Diniyah berfungsi mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya danatau menjadi ahli ilmu agama. 2 Pendidikan Diniyah bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya danatau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. DINIYAH TAKMILIYAH PROGRAM ULAAWALIYAH Tujuan Kelembagaan Diniyah Takmiliyah Awaliyah terdiri dari Tujuan Umum Tujuan Kelembagaan Umum Diniyah Takmiliyah Awaliyah ialah agar para peserta didik a. Memiliki sikap sebagai seorang muslim dan berakhlak yang mulia; b. Memiliki sikap sebagai Warga Negara Indonesia yang baik; c. Memiliki kepribadian, percaya pada diri sendiri, sehat jasmani dan rohani; d. Memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan beribadah dan sikap terpuji yang berguna bagi pengembangan pribadi-nya Tujuan Khusus a. Tujuan kelembagaan Khusus Diniyah Takmiliyah Awaliyah dalam bidang pengetahuan, ialah agar para peserta didik : 1 Memiliki pengetahuan dasar tentang Agama Islam. 2Memiliki pengetahuan dasar tentang Bahasa Arab sebagai alat untuk memahami ajaran Agama Islam b. Tujuan kelembagaan Khusus Diniyah Takmiliyah Awaliyah dalam bidang pengamalan ialah agar para peserta didik : 1 Dapat mengamalkan ajaran Agama Islam. 2 Dapat belajar dengan cara yang baik. 3 Dapat bekerja sama dengan orang lain dan dapat mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. 4 Dapat menggunakan dasar-dasar Bahasa Arab. c. Tujuan kelembagaan Khusus Diniyah Takmiliyah Awaliyah, dalam bidang nilai dan sikap, ialah agar para peserta didik : 1 Cinta terhadap agama Islam dan berkeinginan untuk melakukan ibadah shalat dan ibadah lainnya. 2 Berminat dan bersikap positif terhadap ilmu pengetahuan. 3 Mematuhi displin dan peraturan yang berlaku 4 Menghargai kebudayaan Nasional dan Kebudayaan lain yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. 5 Memiliki sikap demokratis, tenggang rasa dan mencintai sesama manusia dan Lingkungan lainya. 6 Menghargai setiap pekerjaan dan usaha yang halal. 7 Menghargai waktu, hemat dan produktif. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1 Standar Kompetensi Lulusan Diniyah Takmiliyah Standar Kompetensi Lulusan Diniyah Takmiliyah Program UlaAwaliyah dikembangkan berdasarkan tujuan pendidikan Diniyah Takmiliyah itu sendiri yaitu : dengan landasan Al-Quran dan Hadits, peserta didik beriman dan bertaqwa kepada Allah, berakhlak mulia, yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan alam sekitar, mampu membaca, mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar. Adapun standar kompetensi lulusan Diniyah Takmiliyah Program UlaAwaliyah selengkapnya adalah : 1. Mampu membaca dan menulis Al Quran dengan benar; 2. Hapal Hadits-hadits pilihan; 3. Beriman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul, hari kiamat dan qadha qodhar; 4. Terbiasa berperilaku dengan sifat-sifat terpuji dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari; 5. Mengenal rukun Islam dan mampu melaksanakan shalat, shaum, zakat, memahami ibadah haji, dan bermuamalah sesuai tuntunan Syariah 6. Menghayati, mengagumi dan meneladani nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; 7. Mampu melafazhkan bahasa Arab dengan benar. 2 Standar Kompetensi Bidang Studi Standar Kompetensi Bidang Studi adalah kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah menempuh pendidikan Diniyah Takmiliyah Program UlaAwaliyah. Kemampuan ini berorientasi kepada pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT sesuai dengan agama Islam. Kemampuan dasar dimaksud dikelompokkan ke dalam 7 tujuh unsur pokok pendidikan Diniyah Takmiliyah Program UlaAwaliyah yaitu : Al Quran, Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh Islam dan Bahasa Arab. Standar Kompetensi Bidang Studi terdiri atas bidang studi : 1. Al Quran 2. Hadits 3. Aqidah 4. Akhlak 5. Fiqih 6. Tarikh Islam

7. Bahasa Arab

Adapun Standar Kompetensi Bidang Studi untuk Program UlaAwaliyah adalah sebagai Berikut:

1. Al Quran

Bidang studi Al Quran bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui kemampuan membaca dan menulis Al Quran dengan baik dan benar. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut : 1 Mampu membaca ayat Al Quran 2 Mampu menulis ayat Al Ouran 3 Hafal ayat Al Qur’an 4 mampu menterjemahkan juz 30 secara lafzhiyah

2. Hadits

Bidang studi Hadits bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui kemampuan membaca dan menulis hadits dengan baik dan benar. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut : 1 Mampu membaca Hadits 2 Mampu menulis Hadits 3 Hafal Hadits 4 Mampu ment rjemahkan Hadits pilihan

3. Aqidah

Bidang studi Aqidah bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui pengenalan hafalan, pemahaman dan penghayatan rukun Iman. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut : 1 Beriman kepada Allah 2 Beriman kepada Malaikat 3 Beriman kepada Kitab-kitab 4 Beriman kepada Rasul 5 Beriman kepada hari kiamat 6 Beriman kepada qadha qodhar 7 Mempercayai kepada yang gaib

4. Akhlak

Bidang studi Akhlak bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui pembiasaan berperilaku dengan sifat-sifat terpuji, menghindari sifat-sifat tercela dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut: 1 Berlaku sopan dan santun kepada semua orang 2 Peduli terhadap lingkungan 3 Membiasakan diri dengan kalimat tayyibah

5. Fiqih

Bidang studi Fiqih bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui pengenalan dan pemahaman rukun Islam serta mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut 1 Memahami makna rukun Islam 2 Melaksanakan Shalat 3 Melaksanakan shaum 4 Memahami kewajiban berzakat 5 Memahami rukun haji

6. Tarikh Islam

Bidang studi Tarikh Islam bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui pemahaman dan penghayatan sejarah Islam. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut: 1 Memahami sejarah Nabi Muhammad Saw 2 Menghayati dan meneladani nilai-nilai sejarah Islam dalam kehidupan sehari hari

7. Bahasa Arab

Bidang studi Bahasa Arab bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui kemampuan berbahasa Arab dengan benar. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut 1 Mampu mengucapkan kalimah bahasa arab 2 Memahami struktur kalimat 3 Mampu mengungkapkan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM KERANGKA DASAR Prinsip Pengembangan Kurikulum Selain tujuan dan cakupan bidang studi sebagai bagian dari kerangka dasar kurikulum, perlu dikemukakan prinsip kurikulum sebagai berikut : a. Berpusat pada potensi, pengembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragamana karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan stakeholders untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan bidang studi yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap Diniyah Takmiliyah menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Prinsip fleksibilitas

Prinsip fleksibilitas digunakan di dalam penyusunan dan perumusan kurikulum ini. Guru memperhatikan murid kecerdasan, kemampuan, pengetahuan yang telah dikuasai, metode-metode mengajar yang akan digunakan serta lingkungan perkembangan pengetahuan dimana anak itu tinggal. Dengan cara demikian akan memudahkan guru mengantar murid kepada tujuan yang akan dicapai. Metode mengajar yang digunakan harus sesuai dengan sifat bahan pengajaran, juga harus sesuai dengan kemampuan murid. Di dalam menyampaikan bahan pelajaran, contoh-contoh yang digunakan oleh guru ketika menerangkan, sebaiknya contoh yang pemah dialami, dilihat serta dirasakan murid sehari-hari. Perlu diketahui bahwa pelajaran dan metode mengajar yang tidak sesuai dengan murid, akan timbul di dalam diri anak seolah-olah dirinya dipaksa untuk belajar. Karena jiwanya merasa tertekan dan tidak bebas maka timbullah kejengkelan, kebosanan, sikap masa bodoh, sehingga perhatian dan minat tidak terpusat lagi kepada pelajaran yang diterangkan oleh guru. Hal yang demikian akan menimbulkan kegagalan bagi guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Prinsip berorientasi kepada tujuan

Anak didik berada dalam lingkungan Diniyah Takmiliyah hanya 4 jam pelajaran dari waktu yang dilalui anak selama 24 jam. Dengan keadaan seperti ini jelas bahwa proses perkembangan kepribadiannya tidak dapat sepenuhnya digantungkan semata-mata pada pendidikan yang diterima di Diniyah Takmiliyah. Penilikan kegiatan-kegiatan dan pengalaman belajar yang fungsional serta obyektif diperlukan kriteria yang jelas dan didasarkan pada ilmu pengetahuan dan perubahan masyarakat. Dengan demikian digunakan system penyusunan pendekatan di dalam penyusunan kurikulum yang orientasinya kepada tujuan. Jadi sebelum penentuan jam dan bahan pelajaran terlebih dahulu ditetapkan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh murid dalam mempelajari suatu bidang studi. Atas dasar pertimbangan diatas, maka waktu yang tersedia di Diniyah Takmiliyah harus benar-benar dimanfaatkan bagi pengambangan kepribadian anak yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan Diniyah Takmiliyah.

c. Prinsip efisien dan efektivitas

Waktu yang digunakan oleh murid untuk belajar di Diniyah Takmiliyah adalah sebagian kecil dari waktu yang digunakan anak dalam kehidupan sehari-hari, paling lama 4 empat jam anak didik berada di Diniyah Takmiliyah setiap harinya. Oleh karena waktu yang sedikit itu diharapkan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin, sehingga tujuan yang ditentukan dalam kurikulum dapat tercapai secara efektif dan efisien artinya berdaya hasil dan berdaya guna. Atas pertimbangan itu, maka kurikulum Diniyah Takmiliyah yang direncanakan berjumlah 24 jam pelajaran setiap minggu pada tiap-tiap kelas. Untuk itu pula murid dan guru dituntut untuk melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar atas dasar prinsip efisien dan efektif. Prinsip ini juga mempengaruhi penyusunan jadwal pelajaran setiap minggu dan penentuan kegiatan-kegiatan belajar di antara yang sifatnya teori dan praktek. Atas dasar prinsip ini pula setiap pelajaran tidak diberikan hanya 1 satu jam pelajaran untuk seminggu melainkan sekurang-kurangnya antara 2 dua sampai 3 tiga jam pelajaran.

d. Prinsip Kontinuitas

Dalam Sisdiknas dinyatakan bahwa pendidikan itu berlangsung seumur hidup. Karena itu dalam penyusunan kurikulum Diniyah Takmiliyah selalu diusahakan adanya hubungan hirarkis yang fungsional. Hubungan ini pun harus diterapkan dalam menyusun program-program Diniyah Takmiliyah Awaliyah ini. Misalnya dalam satu bidang studi Aqidah yang menganut pendekatan spiral, perluasan serta pengalaman suatu pokok bahasan dari tingkat pendidikan ke tingkat berikutnya harus disusun secara berencana dan sistematis. Kurikulum ini disusun untuk setiap bidang harus jelas hubungannya antara pokok bahasan yang diberikan pada tingkatan Awaliyah. Para pelaksana terutama guru diharapkan untuk memahami hubungan yang fungsional hirarkis antara pelajaran yang diberikan pada Diniyah Takmiliyah Awaliyah, antara masing-masing semester pada tingkatan tersebut, bahkan antara satuan pelajaran-satuan pelajaran.

e. Prinsip pendidikan seumur hidup

Dalam Sisdiknas dinyatakan bahwa pendidikan itu berlangsung seumur hidup. Ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang sepanjang hidupnya dan di lain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang memungkinkan untuk dapat belajar terus. Prinsip ini dimaksudkan bahwa masa sekolah bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup. Proses yang demikian dikehendaki pula oleh ajaran agama kita dengan kewajiban menuntut ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat.

B. STRUKTUR KURIKULUM

Jumlah Jam Pelajaran setiap minggu No Mata Pelajaran Jumlah Jam Pelajaran I II III IV V VI 1 Al Qur’an 4 4 4 4 4 4 2 Hadits 2 2 2 2 2 2 3 Aqidah 2 2 2 2 2 2 4 Akhlak 2 2 2 2 2 2 5 Fikih 2 2 2 2 2 2 6 Tarikh Islam 2 2 2 2 2 2 7 Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2 8 Muatan Lokal 2 2 2 2 2 2 Jumlah Jam Pelajaran 18 18 18 18 18 18 Struktur kurikulun Diniyah Takmiliyah Program Awaliyah meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 6 tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan Diniyah Takmiliyah dan standar kompetensi kelompok mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Kurikulum Diniyah Takmiliyah Program Awaliyah memuat 7 tujuh bidang studi seperti tertera pada tabel diatas. 2. Jam pembelajaran untuk setiap bidang studi dialokasikan sebagaimana tertera pada tabel diatas. Diniyah Takmiliyah dimungkinkan menambah maksimum 4 jam per minggu secara keseluruhan. 3. Alokasi waktu 1 jam pembelajaran adalah 35 menit. BEBAN BELAJAR DAN KALENDER PENDIDIKAN

A. BEBAN BELAJAR

Diniyah Takmiliyah menyelenggarakan pendidikan program awaliyah menggunakan sistem paket. Sistem paket adalah system penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan, untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum. Beban belajar setiap bidang studi pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk mengikuti program pembelajaran melalui system tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara siswa dengan guru. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pelajaran ditetapkan selama 40 menit. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh guru. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh siswa. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi siswa maksimum 40 dari jumlah kegiatan tatap muka pada bidang studi bersangkutan. Penyelesaian program pendidikan awaliyah ini dengan menggunakan sistem paket adalah 6 tahun. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

B. KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran siswa selama I tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berkhir pada bulan juni tahun berikutnya. Hari libur ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku dari Pemerintah. Kalender pendidikan untuk setiap tahun pendidikan disusun dan ditetapkan oleh Kantor Departemen Agama. EVALUASI

A. KONSEP DASAR DAN PENILAIAN

Ada beberapa istilah yang terkait dengan konsep penilaian dan kadang-kadang digunakan secara silih berganti dalam konteks evaluasi belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian dan evaluasi. Pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non tes. Tes adalah seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen non tes bisa berbentuk kuisioner atau inventori. Kuisioner berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan, peserta didik di minta menjawab atau memberikan pendapat terhadap pernyataan. Inventori merupakan instrumen yang berisi tentang laporan diri yaitu keadaan peserta didik, misalnya potensi peserta didik. Bentuk instrumen inventori sama seperti angket hanya masalah yang ditanyakan tentang diri sendiri. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Yang kuantitatif biasanya berupa angka, sedangkan yang kualitatif bukan angka, tetapi pernyataan kualitatif yaitu berupa pernyataan sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang dan sebagainya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hirarkis, maksudnya kegiatan di lakukan secara berurutan, yaitu dimulai dari pengukuran kemudian penguraian dan terakhir evaluasi. Penilaian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. Penilaian atau asesmen mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai kerja individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup pengukuran bukti untuk menunjukan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian adalah suatu pertanyaan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Interpretasi dan deskripsi pencapaian belajar peserta didik atau peserta didik disebut dengan assesmen atau penilaian. Penilaian berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan. Kegiatan penilaian oleh karenanya tidak terbatas oleh karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode belajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi madrasah. Pengembangan instrumen penilaian mencakup masalah metode, prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik, bisa berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah dan sebagainya. Keberhasilan mengajar guru dapat dilihat dari peserta belajar yang dicapai peserta didik. Informasi ini diperoleh melalui kegiatan evaluasi. Evaluasi pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan kinerja lembaga dan tujuan ini bisa dicapai bila ada tindak lanjut dari kegiatan evaluasi. Evaluasi akan memberikan informasi tingkat pencapaian belajar peserta didik, dan bila dianalisis lebih rinci akan diperoleh informasi tentang kesulitan belajar peserta didik, yaitu konsep-konsep yang belum dikuasai oleh sebagian besar peserta didik. Informasi inilah yang harus digunakan guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan kinerja individu atau lembaga. Usaha peningkatan kinerja harus berdasarkan pada kondisi saat ini yang diperoleh melalui kegiatan penilaian atau assesmen. Data untuk keperluan assesmen diperoleh dengan menggunakan alat ukur. Alat ukur yang banyak digunakan dalam melakukan assesmen adalah tes. Agar diperoleh informasi data yang akurat, tes yang digunakan harus memiliki bukti-bukti tentang kesahihan dan keandalannya. Jadi usaha peningkatan kualitas pendidikan membutuhkan alat ukur yang sahih dan handal. Kesahihan alat ukur dapat dilihat dari konstruk alat ukur, yaitu mengukur seperti yang direncanakan. Menurut teori pengukuran, substansi yang diukur harus satu.dimensi. Aspek bahasa, kerapihan tulisan tidak disekor bila tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalarn bidang studi tertentu. Konstruksi alat ukur dapat ditelaah pada aspek materi, teknik penulisan soal dan bahasa yang digunakan. Teman sejawat merupakan penelaah yang baik untuk memberi masukan tentang kualitas alat ukur yang digunakan termasuk tes. Kesahihan alat isi ukur bisa dilihat dari kisi-kisi alat ukur. Kisi-kisi ini berisi tentang master yang diujikan, bentuk soal, tingkat berpikir yang terlibat, bobot soal dan cara penskoran. Kisi-kisi yang baik adalah yang mewakili bahan ajar. Untuk itu semua kompetensi dasar harus diujikan agar semua kompetensi bidang studi diukur pencapaiannya yang hasilnya digunakan untuk menentukan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Melaksanakan penilaian pada dasarnya adalah melakukan pengukuran, yaitu menetapkan skor pencapaian belajar peserta didik. Hasil pengukuran harus memiliki kesalahan sekecil mungkin. Tingkat kesalahan ini berkaitan kehandalan alat ukur. Alat ukur yang baik memberi hasil konstan bila digunakan berulang- ulang asalkan kemampuan yang diukur tidak berubah. Kesalahan pengukuran ada yang bersifat acak dan ada yang bersifat sistematik. Kesalahan acak disebabkan kondisi fisik dan mental yang diukur dan yang mengukur bervariasi. Kondisi mental termasuk emosi seseorang yang selalu bervariasi, dan variasinya diasumsikan acak. Hal ini untuk memudahkan dalam melakukan estimasi kemampuan seseorang. Kesalahan yang sistematik disebabkan oleh alat ukurnya, yang diukur, dan yang mengukur. Ada guru yang cenderung membuat soal tes yang mudah atau sulit, sehingga hasil pengukuran bisa under atau over estimate, dari kemampuan yang sebenarnya. Dalam melakukan pengukuran guru bisa membuat kesalahan yang sistematik. Kesalahan ini bisa terjadi pada saat penskoran, ada guru yang pemurah dan ada yang mahal. Bila murah dan mahal dalam memberi skor ini berlaku pada peserta didik, maka akan terjadi kesalahan yang sistematik. Tetapi bila berlaku pada peserta didik tertentu maka akan terjadi bias dalam pengukuran. Evaluasi pembelajaran dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu formatif fan sumatif. Evaluasi formatif bertujuan untuk memperbaiki proses proses belajar mengajar. Hasil tes seperti kuis misalnya dianalisis untuk mengetahui konsep mana yang belum dipahami sebagian besar peserta didik. Kemudian diikuti dengan kegiatan remedial, yaitu menjelaskan kembali konsep konsep tersebut. Evaluasi untuk perbaikan bisa di lakukan dengan membuat angket untuk peserta didik. Angket ini berisi pertanyaan mengenai pelaksanaan pembelajaran menurut persepsi peserta didik. Hasilnya dianalisis untuk mengetahui aspek mana yang harus; diperbaiki. Prinsip-prinsip Evaluasi

1. Mendidik

Penilaian harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan untuk memotivasi peserta didik yang berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil. Sehingga keberhasilan dan kegagalan peserta didik harus tetap diapresiasi dalam penilaian.

2. Berorientasi pada Kompetensi

Penilaian harus difokuskan pada pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikapnilai, kecakapan dan keterampilan yang terrefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini, maka ukuran ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.

3. Adil dan Obyektif

Penilaian harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas peserta didik, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang budaya, dan lainnya.

4. Terbuka

Penilaian hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan, sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.

5. Berkesinambungan

Penilaian harus dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat di pantau melalui penilaian.

6. Menyeluruh

Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik.

7. Bermakna

Penilaian diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu, penilaian hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak- pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi peserta didik yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang telah di tetapkan.

B. ASPEK YANG DINILAI

1. Kognitif : Berkaitan dengan penguasaan materi, lebih menekankan aspek pemahaman. 2. Afektif : Berkaitan dengan sikap, usaha, kemampuan belajar. Bisa melihat nilai-nilal dari aspek yang dipelajari. 3. Psikomotorik : Sejauh mana peserta didik terampil dalam mendemontrasikan apa yang telah dipelajari. PENUTUP Demikian standarisasi kurikulum Diniyah Takmiliyah program awaliyah tingkat Provinsi Jawa Barat ini dibuat semoga dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan dapat menjadi bahan acuan bagi pihak Diniyah Takmiliyah untuk pembuatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kepala Kementrian Agama Kantor Wilayah Jawa Barat STANDAR ISI KURIKULUM DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH MATA PELAJARAN AKHLAQ KELAS 1 SEMESTER 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Mengetahui Adab Sehari -hari - Mengemukakan adab makan - Menyebutkan doa mau makan dan artinya - Menyebutkan doa setelah makan dan artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Mengemukakan adab masuk dan keluar kamar mandi - Menyebutkan doa mau masuk dan keluar kamar mandi serta artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Mengemukakan adab tidur - Menyebutkan doa mau tidur dan bangun tidur serta artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Mengemukakan adab kepada orangtua - Menyebutkan doa untuk orangtua dan artinya - Menyebutkan doa bersyukur dan atinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Mengemukakan adab bertemu dengan orang lain - Menyebutkan bacaan salam dan artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Menyebutkan doa keselamatan dunia akhirat dan artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari STANDAR ISI KURIKULUM DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH MATA PELAJARAN AKHLAQ KELAS 1 SEMESTER 2 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Mengetahui Adab Sehari-hari - Mengemukakan adab masuk dan keluar rumah - Menyebutkan doa ketika masuk dan keluar rumah serta artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Mengemukakan adab belajar - Menyebutkan doa mau belajar dan setelah belajar beserta artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Mengemukakan adab berada di majlis - Menyebutkan doa akhir majlis dan artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Mengemukakan adab naik kendaraan - Menyebutkan doa ketika naik kendaraan dan artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Mengemukakan adab bercermin - Menyebutkan doa ketika bercermin dan artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Mengemukakan adab bersin - Menyebutkan doa ketika bersin dan artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari - Mengemukakan adab membaca Al Quran - Menyebutkan doa setelah membaca Al Quran dan artinya - Mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari STANDAR ISI KURIKULUM DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH MATA PELAJARAN AKHLAQ KELAS 2 SEMESTER 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Mengenal akhlak Menyebutkan pengertian akhlak Menyebutkan dalil tentang pentingnya akhlak Mengenal Akhlak Mahmudah serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari Menyebutkan pengertian akhlak mahmudah Mengemukakan contoh akhlak mahmudah Mengenal perbuatan baik yang disukai oleh orang lain menolong, menyayangi, menghormati, dan menghargai Membiasakan perbuatan baik yang disukai oleh orang lain di mana saja berada Menyebutkan dalil tentang kewajiban melakukan perbuatan baik Mengenal Akhlak Madzmumah serta menjauhinya dalam kehidupan sehari-hari Menyebutkan pengertian akhlak madzmumah Mengemukakan contoh akhlak madzmumah Menjauhi perbuatan buruk yang tidak disukai oleh orang lain mengganggu, menghina, membentak, memukul, dan menyakiti. Menjauhi perbuatan buruk yang tidak disukai oleh orang lain di mana saja berada Menyebutkan dalil tentang kewajiban menjauhi perbuatan buruk