Prinsip fleksibilitas Bahasa Arab

studi diukur pencapaiannya yang hasilnya digunakan untuk menentukan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Melaksanakan penilaian pada dasarnya adalah melakukan pengukuran, yaitu menetapkan skor pencapaian belajar peserta didik. Hasil pengukuran harus memiliki kesalahan sekecil mungkin. Tingkat kesalahan ini berkaitan kehandalan alat ukur. Alat ukur yang baik memberi hasil konstan bila digunakan berulang- ulang asalkan kemampuan yang diukur tidak berubah. Kesalahan pengukuran ada yang bersifat acak dan ada yang bersifat sistematik. Kesalahan acak disebabkan kondisi fisik dan mental yang diukur dan yang mengukur bervariasi. Kondisi mental termasuk emosi seseorang yang selalu bervariasi, dan variasinya diasumsikan acak. Hal ini untuk memudahkan dalam melakukan estimasi kemampuan seseorang. Kesalahan yang sistematik disebabkan oleh alat ukurnya, yang diukur, dan yang mengukur. Ada guru yang cenderung membuat soal tes yang mudah atau sulit, sehingga hasil pengukuran bisa under atau over estimate, dari kemampuan yang sebenarnya. Dalam melakukan pengukuran guru bisa membuat kesalahan yang sistematik. Kesalahan ini bisa terjadi pada saat penskoran, ada guru yang pemurah dan ada yang mahal. Bila murah dan mahal dalam memberi skor ini berlaku pada peserta didik, maka akan terjadi kesalahan yang sistematik. Tetapi bila berlaku pada peserta didik tertentu maka akan terjadi bias dalam pengukuran. Evaluasi pembelajaran dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu formatif fan sumatif. Evaluasi formatif bertujuan untuk memperbaiki proses proses belajar mengajar. Hasil tes seperti kuis misalnya dianalisis untuk mengetahui konsep mana yang belum dipahami sebagian besar peserta didik. Kemudian diikuti dengan kegiatan remedial, yaitu menjelaskan kembali konsep konsep tersebut. Evaluasi untuk perbaikan bisa di lakukan dengan membuat angket untuk peserta didik. Angket ini berisi pertanyaan mengenai pelaksanaan pembelajaran menurut persepsi peserta didik. Hasilnya dianalisis untuk mengetahui aspek mana yang harus; diperbaiki. Prinsip-prinsip Evaluasi

1. Mendidik

Penilaian harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan untuk memotivasi peserta didik yang berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil. Sehingga keberhasilan dan kegagalan peserta didik harus tetap diapresiasi dalam penilaian.

2. Berorientasi pada Kompetensi

Penilaian harus difokuskan pada pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikapnilai, kecakapan dan keterampilan yang terrefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini, maka ukuran ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.

3. Adil dan Obyektif

Penilaian harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas peserta didik, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang budaya, dan lainnya.

4. Terbuka

Penilaian hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan, sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.

5. Berkesinambungan

Penilaian harus dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat di pantau melalui penilaian.