Kerangka Dasar Struktur Kurikulum MDTA

pengetahuan yang telah dikuasainya. Kemudian membuat pilhan bahan ajar dan metode-metode pembelajaran yang tepat dan sesuai. 2 Berorientasi Pada Tujuan Kegiatan belajar mengajar harus berorientasi pada tujuan. Pemilihan kegiatan-kegiatan dan pengalaman belajar didasarkan pada ilmu pengetahuan dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, sebelum menentukan waktu dan bahan pelajaran terlebih dahulu ditetapkan tujuan- tujuan yang harus dicapai oleh santri dalam mempelajari suatu mata pelajaran 3 Efektifitas dan Efisiensi Struktur kurikulum madrasah diniyah takmiliyah pada dasarnya merupakan pelengkap dari Pendidikan Agama Islam yang diperoleh santri pada lembaga pendidikan formal atau sekolah umum. Meski demikian, struktur kurikulum MDTA tidaklan sederhana, sehingga memerlukan keterampilan tersendiri dalam pengorganisasiannya agar waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien tanpa mengurangi capaian-capaian dan tujuan yang diharapkan. 4 Kontinuitas Kurikulum MDTA dikembangkan dengan pendekatan hubungan hirarki fungsional yang menghubungkan antar jenjang dan tingkatan yakni MDTA, MDTW, MDTU. Oleh karena itu, perencanaan kegiatan belajar mengajar harus dibuat seoptimal dan sesistematis mungkin, sehingga memungkinkan terjadinya proses peningkatan, perluasan serta pengalaman yang terus berkembang dari suatu pokok bahasan mata pelajaran. 5 Pendidikan Seumur Hidup Pendidikan merupakan kewajiban yang utama bagi umat Islam. Bahkan dalam ajaran Islam menyatakan bahwa pendidikan harus dialami oleh setiap orang selama masa hidupnya. Slogan masyarakat dunia “education for all” yang ditetapkan oleh UNESCO juga mengandung prinsip pelajaran seumur hidup tersebut. Oleh karena itu, materi yang diberikan di MDTA, selain dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman keilmuan kepada santri, juga harus dikembangkan sebagai pendorong utama bagi tumbuhnya semangat tiada henti dan untuk semua lapisan masyarakat.

d. Standar Kompetensi Lulusan

1 Standar Kompetensi Lulusan Diniyah Takmiliyah Standar Kompetensi Lulusan Diniyah Takmiliyah program Awaliyah dikembangkan berdasarkan tujuan pendidikan Diniyah Takmiliyah itu sendiri yaitu dengan landasan A- Qur’an dan Hadist, peserta didikan beriman dan bertaqwa kepada Allah, berakhlak mulia yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan alam sekitar, mampu membaca, mampu beribadah, dan bermuamalah dengan baik dan benar. Adapun standar kompetensi lulusan dniyah takmiliyah program awaliyah selengkapnya adalah : a Mampu membaca dan menulis Al-Qur’an denga benar. b Hapal hadist-hadist pilihan. c Beriman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul, hari kiamat dan qadha qodhar. d Terbiasa berperilaku dengan sifat-sifat terpuji dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. e Menganl rukun Islam dan mampu melaksanakan shalat, shaum, zakat, memahami ibadah haji, dan bermuamalah sesuai tuntunan syariah. f Mengahayati, mengagumi dan meneladani nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. g Mampu melafazhkan bahasa arab dengan benar. 17 17 Kurikulum Diniyah Takmiliyah Awaliyah di Provinsi Jawa Barat, Kementrian Agama Kantor Wilayah Jawa Barat. 2010, h.3 2 Standar Kompetensi Bidang Studi Standar Kompetensi Bidang Studi adalah kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah menempuh pendidikan Diniyah Takmiliyah program Awaliyah. Kompetensi minimal atau kompetensi dasar yang dimaksud dikelompokkan kedalam 7 tujuh unsur pokok pendidikan MDTA yaitu : Al- Qur’an, Hadist, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh Islam, dan Bahasa Arab. 18 3 Beban Belajar dan Kalender Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awaliyah menyelenggarakan pendidikan program menggunakan sistem paket. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan, untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum. Penyelesaian program pendidikan awaliyah ini dengan menggunakan sistem paket adalah 6 tahun. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Beban belajar setiap bidang studi pada sistem paket dinyatakan dalam satu jam pempelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara siswa dengan guru. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pelajaran ditetapkan selama 35 menit. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh guru. Sedangkan 18 Ibid, h.3