61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Implementasi kurikulum MDTA di Kabupaten Bogor masih sebatas rutinitas semata, tanpa adanya tahapan-tahapan yang terkordinir dengan baik
seperti administrasi silabus, RPP, bahan ajar, bahkan sampai pada evaluasi belajar seakan tidak dipersiapkan secara matang sesuai dengan acuan
pembelajaran yang dilaksanakan. Sehingga pengembangan kurikulum MDTA yang saat ini berjalan harus di evaluasi secara berkala dan kontinuitas agar
MDTA kedepan mampu menjadi lembaga pendidikan yang memiliki kekhasan tersendiri dan dengan kualitas madrasah yang baik. Sehingga
kekhasan tersebut menjadi magnet bagi masayarakat untuk menyekolahkan putraputrinya di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah.
Madrasah diniyah sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang memiliki peranan penting dalam pengembangan pembelajaran agama
Islam. Dan lembaga yang memiliki payung hukum yang legal tentunya kurikulum sudah diset oleh pemerintah yang tentu tidak secara baku. Dalam
artian pelaksana pendidikan bisa mengekplorasi pembelajaran yang bersifat penyesuaian dengan lingkungannya. Penyesuaian kurikulum itu akan
dilakukan pada madrasah diniyah di semua tingkatan: ula awal, wusto menangah, hingga ulya atas. Untuk menjadi Madrasah Diniyah yang ideal
maka yang sangat diperlukan adalah memperhatikan keadministrasian atau manajerial yang mapan, juga didukung dengan kurikulum yang sudah
dibakukan oleh pemerintah yang ditambahkan dengan ektrakulikuler yang disesuaikan dengan lingkungan belajar.
62
B. Saran-saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dikemukakan antara lain:
1. Pertama, Pengelola Madrasah diharapkan melakukan pembenahan
baik yang berkaitan dengan pengelolaan kelembagaan Perumusan Visi, Misi, dan Tujuan, administrasi dan manajemen pembelajaran di
Madrasah Diniyah perlu ditingkatkan. Kepala sekolah harus pandai dalam memimpin kelompok dan pendelegasian tugas dan wewenang
sehingga masing-masing kelompok sadar akan tugas dan fungsinya masing-masing dalam implementasi dan Pengembangan Kurikulum
Madrasah Diniyah Takmliyah Awaliyah. 2.
Kedua, Pembinaan dan pengawasan terhadap terhadap MDTA perlu adanya dan sangat penting. Oleh karena itu, Kementerian Agama harus
segera menggagas pengawas khusu bagi Madrasah Diniyah Takmliyah Awaliyah yang ada di Kabupaten Bogor.
3. Ketiga, Pengambilan keputusan secara bersama-sama secara kelompok
dalam hal ini diwakili oleh FKDT Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah, untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
kurikulum guna meningkatkan hasil belajar dan lulusan yang memiliki Keimanan dan Ketaqwaan yang kuat sebagai bekal kehidupan.
Sementara dalam hal administrasi, pemerintah daerah hendaknya lebih berperan sebagai fasilitator dari pada hanya sebatas mengontrol
aktivitas-aktivitas madrasah. 4.
Keempat, Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah hendaknya duduk bersama untuk merumuskan dan membuat regulasi Tugas
Pokok dan Fungsi Forum Kumonikasi Madrasah Diniyah FKDT. Dan Kementerian Agama bersama Pemerintah Daerah lebih
berkontribusi dalam meningatkan kualitas Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah. Diantaranya dengan bantuan sarana dan
prasarana, bantuan beasiswa bagi kepala madrasah, dan tenaga pendidik, juga beasiswa bagi santri MDTA yang berprestasi.