Apakah saudara melakukan pengembangan kurikulum di MDTA Apa Visi dan Misi Madrasah Diniyah Tarbiyatul Falah? Bagaimana proses penetapan visi dan misi di MDTA Tarbiyatul Falah? Upaya apa saja yang dilakukan MDTA Tarbiyatul Falah untuk mencapai Bagaim

8. Bagaimana penyelesaian kendala yang dihadapi tersebut? - Penyelenggaraan manajemen yayasan dengan sistem kekeluargaan tetap dipertahankan dengan mengedepankan pertimbangan profesionalisme dan kompetensi. - Membuat perencanaan kurikulum sendiri dengan tetap mengikuti arahan yang diberikan oleh kementerian agama kanwil jawa barat. - Pengelolaan sumberdaya secara optimal diupayakan efektif dan efisien

9. Apakah saudara melakukan pengembangan kurikulum di MDTA

Yatalatop? Pengembangan kurikulum dilakukan karena keterbatasan buku sumber yang disediakan oleh kemenag kabupaten bogor, sehingga kami mensiasatinya dengan membeli sampel buku sampel kemudian memperbanyak sendiri dan ditambahkan oleh buku sumber yang relevan dengan kebutuhan pembelajaran. Bogor, 01 Desember 2015 DOKUMENTASI MDTA RIYADLUL JANNAH DOKUMENTASI MDTA YATALATOP DOKUMENTASI MDTA TARBIYATUL FALAH PENDAHULUAN PENDIDIKAN NASIONAL 1 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 2 Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. PENDIDIKAN DINIYAH 1 Pendidikan Diniyah berfungsi mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya danatau menjadi ahli ilmu agama. 2 Pendidikan Diniyah bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya danatau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. DINIYAH TAKMILIYAH PROGRAM ULAAWALIYAH Tujuan Kelembagaan Diniyah Takmiliyah Awaliyah terdiri dari Tujuan Umum Tujuan Kelembagaan Umum Diniyah Takmiliyah Awaliyah ialah agar para peserta didik a. Memiliki sikap sebagai seorang muslim dan berakhlak yang mulia; b. Memiliki sikap sebagai Warga Negara Indonesia yang baik; c. Memiliki kepribadian, percaya pada diri sendiri, sehat jasmani dan rohani; d. Memiliki pengalaman, pengetahuan, keterampilan beribadah dan sikap terpuji yang berguna bagi pengembangan pribadi-nya Tujuan Khusus a. Tujuan kelembagaan Khusus Diniyah Takmiliyah Awaliyah dalam bidang pengetahuan, ialah agar para peserta didik : 1 Memiliki pengetahuan dasar tentang Agama Islam. 2Memiliki pengetahuan dasar tentang Bahasa Arab sebagai alat untuk memahami ajaran Agama Islam b. Tujuan kelembagaan Khusus Diniyah Takmiliyah Awaliyah dalam bidang pengamalan ialah agar para peserta didik : 1 Dapat mengamalkan ajaran Agama Islam. 2 Dapat belajar dengan cara yang baik. 3 Dapat bekerja sama dengan orang lain dan dapat mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. 4 Dapat menggunakan dasar-dasar Bahasa Arab. c. Tujuan kelembagaan Khusus Diniyah Takmiliyah Awaliyah, dalam bidang nilai dan sikap, ialah agar para peserta didik : 1 Cinta terhadap agama Islam dan berkeinginan untuk melakukan ibadah shalat dan ibadah lainnya. 2 Berminat dan bersikap positif terhadap ilmu pengetahuan. 3 Mematuhi displin dan peraturan yang berlaku 4 Menghargai kebudayaan Nasional dan Kebudayaan lain yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. 5 Memiliki sikap demokratis, tenggang rasa dan mencintai sesama manusia dan Lingkungan lainya. 6 Menghargai setiap pekerjaan dan usaha yang halal. 7 Menghargai waktu, hemat dan produktif. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1 Standar Kompetensi Lulusan Diniyah Takmiliyah Standar Kompetensi Lulusan Diniyah Takmiliyah Program UlaAwaliyah dikembangkan berdasarkan tujuan pendidikan Diniyah Takmiliyah itu sendiri yaitu : dengan landasan Al-Quran dan Hadits, peserta didik beriman dan bertaqwa kepada Allah, berakhlak mulia, yang tercermin dalam perilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan alam sekitar, mampu membaca, mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar. Adapun standar kompetensi lulusan Diniyah Takmiliyah Program UlaAwaliyah selengkapnya adalah : 1. Mampu membaca dan menulis Al Quran dengan benar; 2. Hapal Hadits-hadits pilihan; 3. Beriman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul, hari kiamat dan qadha qodhar; 4. Terbiasa berperilaku dengan sifat-sifat terpuji dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari; 5. Mengenal rukun Islam dan mampu melaksanakan shalat, shaum, zakat, memahami ibadah haji, dan bermuamalah sesuai tuntunan Syariah 6. Menghayati, mengagumi dan meneladani nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; 7. Mampu melafazhkan bahasa Arab dengan benar. 2 Standar Kompetensi Bidang Studi Standar Kompetensi Bidang Studi adalah kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah menempuh pendidikan Diniyah Takmiliyah Program UlaAwaliyah. Kemampuan ini berorientasi kepada pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT sesuai dengan agama Islam. Kemampuan dasar dimaksud dikelompokkan ke dalam 7 tujuh unsur pokok pendidikan Diniyah Takmiliyah Program UlaAwaliyah yaitu : Al Quran, Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Tarikh Islam dan Bahasa Arab. Standar Kompetensi Bidang Studi terdiri atas bidang studi : 1. Al Quran 2. Hadits 3. Aqidah 4. Akhlak 5. Fiqih 6. Tarikh Islam

7. Bahasa Arab

Adapun Standar Kompetensi Bidang Studi untuk Program UlaAwaliyah adalah sebagai Berikut:

1. Al Quran

Bidang studi Al Quran bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui kemampuan membaca dan menulis Al Quran dengan baik dan benar. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut : 1 Mampu membaca ayat Al Quran 2 Mampu menulis ayat Al Ouran 3 Hafal ayat Al Qur’an 4 mampu menterjemahkan juz 30 secara lafzhiyah

2. Hadits

Bidang studi Hadits bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui kemampuan membaca dan menulis hadits dengan baik dan benar. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut : 1 Mampu membaca Hadits 2 Mampu menulis Hadits 3 Hafal Hadits 4 Mampu ment rjemahkan Hadits pilihan

3. Aqidah

Bidang studi Aqidah bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui pengenalan hafalan, pemahaman dan penghayatan rukun Iman. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut : 1 Beriman kepada Allah 2 Beriman kepada Malaikat 3 Beriman kepada Kitab-kitab 4 Beriman kepada Rasul 5 Beriman kepada hari kiamat 6 Beriman kepada qadha qodhar 7 Mempercayai kepada yang gaib

4. Akhlak

Bidang studi Akhlak bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui pembiasaan berperilaku dengan sifat-sifat terpuji, menghindari sifat-sifat tercela dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut: 1 Berlaku sopan dan santun kepada semua orang 2 Peduli terhadap lingkungan 3 Membiasakan diri dengan kalimat tayyibah

5. Fiqih

Bidang studi Fiqih bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui pengenalan dan pemahaman rukun Islam serta mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut 1 Memahami makna rukun Islam 2 Melaksanakan Shalat 3 Melaksanakan shaum 4 Memahami kewajiban berzakat 5 Memahami rukun haji

6. Tarikh Islam

Bidang studi Tarikh Islam bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui pemahaman dan penghayatan sejarah Islam. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut: 1 Memahami sejarah Nabi Muhammad Saw 2 Menghayati dan meneladani nilai-nilai sejarah Islam dalam kehidupan sehari hari

7. Bahasa Arab

Bidang studi Bahasa Arab bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah yang dicapai melalui kemampuan berbahasa Arab dengan benar. Standar kompetensi selengkapnya adalah sebagai berikut 1 Mampu mengucapkan kalimah bahasa arab 2 Memahami struktur kalimat 3 Mampu mengungkapkan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM KERANGKA DASAR Prinsip Pengembangan Kurikulum Selain tujuan dan cakupan bidang studi sebagai bagian dari kerangka dasar kurikulum, perlu dikemukakan prinsip kurikulum sebagai berikut : a. Berpusat pada potensi, pengembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragamana karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan stakeholders untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan bidang studi yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap Diniyah Takmiliyah menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Prinsip fleksibilitas

Prinsip fleksibilitas digunakan di dalam penyusunan dan perumusan kurikulum ini. Guru memperhatikan murid kecerdasan, kemampuan, pengetahuan yang telah dikuasai, metode-metode mengajar yang akan digunakan serta lingkungan perkembangan pengetahuan dimana anak itu tinggal. Dengan cara demikian akan memudahkan guru mengantar murid kepada tujuan yang akan dicapai. Metode mengajar yang digunakan harus sesuai dengan sifat bahan pengajaran, juga harus sesuai dengan kemampuan murid. Di dalam menyampaikan bahan pelajaran, contoh-contoh yang digunakan oleh guru ketika menerangkan, sebaiknya contoh yang pemah dialami, dilihat serta dirasakan murid sehari-hari. Perlu diketahui bahwa pelajaran dan metode mengajar yang tidak sesuai dengan murid, akan timbul di dalam diri anak seolah-olah dirinya dipaksa untuk belajar. Karena jiwanya merasa tertekan dan tidak bebas maka timbullah kejengkelan, kebosanan, sikap masa bodoh, sehingga perhatian dan minat tidak terpusat lagi kepada pelajaran yang diterangkan oleh guru. Hal yang demikian akan menimbulkan kegagalan bagi guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Prinsip berorientasi kepada tujuan

Anak didik berada dalam lingkungan Diniyah Takmiliyah hanya 4 jam pelajaran dari waktu yang dilalui anak selama 24 jam. Dengan keadaan seperti ini jelas bahwa proses perkembangan kepribadiannya tidak dapat sepenuhnya digantungkan semata-mata pada pendidikan yang diterima di Diniyah Takmiliyah. Penilikan kegiatan-kegiatan dan pengalaman belajar yang fungsional serta obyektif diperlukan kriteria yang jelas dan didasarkan pada ilmu pengetahuan dan perubahan masyarakat. Dengan demikian digunakan system penyusunan pendekatan di dalam penyusunan kurikulum yang orientasinya kepada tujuan. Jadi sebelum penentuan jam dan bahan pelajaran terlebih dahulu ditetapkan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh murid dalam mempelajari suatu bidang studi. Atas dasar pertimbangan diatas, maka waktu yang tersedia di Diniyah Takmiliyah harus benar-benar dimanfaatkan bagi pengambangan kepribadian anak yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan Diniyah Takmiliyah.

c. Prinsip efisien dan efektivitas

Waktu yang digunakan oleh murid untuk belajar di Diniyah Takmiliyah adalah sebagian kecil dari waktu yang digunakan anak dalam kehidupan sehari-hari, paling lama 4 empat jam anak didik berada di Diniyah Takmiliyah setiap harinya. Oleh karena waktu yang sedikit itu diharapkan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin, sehingga tujuan yang ditentukan dalam kurikulum dapat tercapai secara efektif dan efisien artinya berdaya hasil dan berdaya guna. Atas pertimbangan itu, maka kurikulum Diniyah Takmiliyah yang direncanakan berjumlah 24 jam pelajaran setiap minggu pada tiap-tiap kelas. Untuk itu pula murid dan guru dituntut untuk melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar atas dasar prinsip efisien dan efektif. Prinsip ini juga mempengaruhi penyusunan jadwal pelajaran setiap minggu dan penentuan kegiatan-kegiatan belajar di antara yang sifatnya teori dan praktek. Atas dasar prinsip ini pula setiap pelajaran tidak diberikan hanya 1 satu jam pelajaran untuk seminggu melainkan sekurang-kurangnya antara 2 dua sampai 3 tiga jam pelajaran.

d. Prinsip Kontinuitas

Dalam Sisdiknas dinyatakan bahwa pendidikan itu berlangsung seumur hidup. Karena itu dalam penyusunan kurikulum Diniyah Takmiliyah selalu diusahakan adanya hubungan hirarkis yang fungsional. Hubungan ini pun harus diterapkan dalam menyusun program-program Diniyah Takmiliyah Awaliyah ini. Misalnya dalam satu bidang studi Aqidah yang menganut pendekatan spiral, perluasan serta pengalaman suatu pokok bahasan dari tingkat pendidikan ke tingkat berikutnya harus disusun secara berencana dan sistematis. Kurikulum ini disusun untuk setiap bidang harus jelas hubungannya antara pokok bahasan yang diberikan pada tingkatan Awaliyah. Para pelaksana terutama guru diharapkan untuk memahami hubungan yang fungsional hirarkis antara pelajaran yang diberikan pada Diniyah Takmiliyah Awaliyah, antara masing-masing semester pada tingkatan tersebut, bahkan antara satuan pelajaran-satuan pelajaran.

e. Prinsip pendidikan seumur hidup

Dalam Sisdiknas dinyatakan bahwa pendidikan itu berlangsung seumur hidup. Ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang sepanjang hidupnya dan di lain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang memungkinkan untuk dapat belajar terus. Prinsip ini dimaksudkan bahwa masa sekolah bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup. Proses yang demikian dikehendaki pula oleh ajaran agama kita dengan kewajiban menuntut ilmu sejak dari buaian sampai ke liang lahat.

B. STRUKTUR KURIKULUM

Jumlah Jam Pelajaran setiap minggu No Mata Pelajaran Jumlah Jam Pelajaran I II III IV V VI 1 Al Qur’an 4 4 4 4 4 4 2 Hadits 2 2 2 2 2 2 3 Aqidah 2 2 2 2 2 2 4 Akhlak 2 2 2 2 2 2 5 Fikih 2 2 2 2 2 2 6 Tarikh Islam 2 2 2 2 2 2 7 Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2 8 Muatan Lokal 2 2 2 2 2 2 Jumlah Jam Pelajaran 18 18 18 18 18 18 Struktur kurikulun Diniyah Takmiliyah Program Awaliyah meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 6 tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan Diniyah Takmiliyah dan standar kompetensi kelompok mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Kurikulum Diniyah Takmiliyah Program Awaliyah memuat 7 tujuh bidang studi seperti tertera pada tabel diatas. 2. Jam pembelajaran untuk setiap bidang studi dialokasikan sebagaimana tertera pada tabel diatas. Diniyah Takmiliyah dimungkinkan menambah maksimum 4 jam per minggu secara keseluruhan. 3. Alokasi waktu 1 jam pembelajaran adalah 35 menit. BEBAN BELAJAR DAN KALENDER PENDIDIKAN

A. BEBAN BELAJAR

Diniyah Takmiliyah menyelenggarakan pendidikan program awaliyah menggunakan sistem paket. Sistem paket adalah system penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan, untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum. Beban belajar setiap bidang studi pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk mengikuti program pembelajaran melalui system tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara siswa dengan guru. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pelajaran ditetapkan selama 40 menit. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh guru. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh siswa. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi siswa maksimum 40 dari jumlah kegiatan tatap muka pada bidang studi bersangkutan. Penyelesaian program pendidikan awaliyah ini dengan menggunakan sistem paket adalah 6 tahun. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.