Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Islam dalam proses pendidikan, diharapkan nilai-nilai dasar agama dapat memberikan ruang lingkup berkembangnya proses pendidikan Islam dalam rangka mencapai tujuan hidup yang hakiki melalui pengembangan aspek-aspek pemikiran, perilaku, emosi, tata cara berhubungan dengan alam dan cara-cara pemanfaatannya. 3 Selama ini ada perbedaan prinsip antara pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya, yang justru telah membawa konsekuensi lebih jauh, baik yang menyangkut wawasan, landasan dan tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, system evaluasi dan lain-lain. Ironisnya, karena kurang diketahui secara persis beberapa prinsip yang membedakan baik secara makro maupun mikro, maka secara tidak sadar justru kita sering mengadopsi konsep pendidikan barat, sehingga output yang dihasilkannya secara formal muslim, tapi karakter mereka bukan, karena banyak diantaranya yang terdidik dan terperangkap pada pola barat tanpa seleksi. Pelaksanaan pendidikan yang dilaksanakan oleh madrasah diniyah memiliki landasan sebagaimana yang tertuang dalam PP No.55 Tahun 2007 Pasal 14 yang berbunyi: 4 1 Pendidikan keagamaan Islam berbentuk pendidikan diniyah dan pesantren. 2 Pendidikan diniyah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, informal. Dalam penelitian ini, yang akan dibahas adalah teknik pengembangan kurikulum yang dilakukan pada pendidikan diniyah pada jalur nonformal. Adapun bentuk-bentuk pendidikan diniyah nonformal sebagaimana yang tertuang dalam PP No.55 Tahun 2007 pasal 21 diselenggarakan dalam bentuk pengajian kitab, majelis taklim, pendidikan al- qur’an, diniyah takmiliyah, atau bentuk lain yang sejenis. 5 3 A Warid Khan, Op. Cit., h.168 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.55 Tahun 2007 Pasal 14, h.5 5 Ibid,. h.21

a. Pengertian Madrasah Diniyah

Kata madrasah diambil dari akar kata darasa yang berarti belajar. Madrasah adalah isim makan dari kata ini sehingga berarti tempat untuk belajar. Istilah madrasah sering diidentikkan dengan istilah sekolah atau semacam bentuk perguruan yang dijalankan oleh sekelompok atau institusi umat Islam. Kata “Madrasah” berasal dari bahasa Arab sebagai keterangan tempat dzaraf, dari akar kata : “Darasa, Yadrusu, Darsan, dan Madrasatan”. Yang mempunyai arti “Tempat belajar para pelajar” atau diartikan “jalan” Thariq, misalnya : diartikan : “ini jalan kenikmatan”. Sedangkan kata “Midras” diartikan “buku yang dipelajari” atau “tempat belajar”. 6 Dalam bahasa Indonesia madrasah disebut dengan sekolah yang berarti bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pengajaran. Madrasah Diniyah adalah lembaga pendidikan agama yang memberikan pendidikan dan pengajaran secara klasikal dalam pengetahuan agama Islam kepada pelajar secara bersama – sama, sedikitnya berjumlah sepuluh atau lebih di antara anak- sanak usia 7 sampai 20 tahun. Dan dalam buku “Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Madrasah Diniyah” dijelaskan bahwa Madrasah Diniyah adalah sebagai berikut: 7 “Lembaga pendidikan keagamaan pada jalur luar sekolah yang diharapkan mampu secara terus menerus memberikan pendidikan agama Islam kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah yang diberikan melalui sistem klasikal serta menerapkan jenjang pendidikan yaitu Madrasah Diniyah Awaliyah, Madrasah Diniyah Wu stha dan Madrasah Diniyah „Ulya.” Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan ada 3 tiga jalur pendidikan, yaitu formal, non formal dan informal. 6 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, h. 50 7 Direktorat Pendidikan Keagamaan Pondok Pesantren Dirjen Kelembagaan Agama, Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Madrasah Diniyah, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003, h.7 Ketiga jalur pendidikan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain. Madrasah Diniyah Takmiliyah merupakan salah satu bentuk pendidikan keagamaan yang memberi kontribusi besar terhadap pembangunan bangsa. Dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan keagamaan, pemerintah telah mengeluarkan PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan. Dengan peraturan tersebut lembaga-lembaga pendidikan keagamaan yang ada ditengah-tengah masyarakat diharapkan semakin berkembang dan berkualitas. Pendidikan Diniyah Takmiliyah merupakan wujud dari kesadaran yang secara mandiri dikembangkan oleh masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa. Sebagai bagian dari pendidikan keagamaan yang sudah berkembang seiring dengan penyebaran Islam di Indonesia, pendidikan diniyah takmiliyah mempunyai peran yang amat penting bagi kehidupan umat Islam. Pendidikan ini tidak saja bertujuan untuk memberikan wawasan keagamaan Islam kepada peserta didiknya, tetapi juga menanamkan karakter Islam dan kebangsaan yang merupakan landasan penting pembangunan masyarakat Islam khususnya dan bangsa indonesia pada umumnya. Untuk memelihara keberadaan Madrasah Diniyah Takmiliyah dan terus meningkatkan kualitasnya,maka diperlukan sistem pelayanan yang menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan keagamaan. Oleh sebab itu sinergi antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat sangat diperlukan. Melalui standar pelayanan minimal pendidikan diniyah takmiliyah, pelayanan pendidikan keagamaan menjadi terlaksana dengan baik dan tepat sasaran, sehingga tujuan pendidikan untuk melahirkan peserta didik yang beriman, bertaqwa, berilmu pengetahuan dapat dicapai. Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional memerlukan dukungan nyata dan pelayanan dari pemerintah dalam hal ini kementerian agama maupun pemerintah daerah agar