Kendala dalam implementasi kurikulum MDTA

Sebagai institusi yang menaungi Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah, kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor menyelenggarakan kegiatan-kegiatan rutin untuk meningkatkan kualitas madrasah. Kegiatan tersebut berupa workshop yang diselenggarakan 1 kali dalam setiap tahun. Namun sejumlah hal berikut dapat diidentifikasi sebagai kendala bagi Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah, yaitu : a Ketiadaan Pengawas. b Sarana dan prasarana yang kurang memadai. c Dana operasional yang sangat minim. d Lingkungan masyarakat yang masih kurang mendukung keberadaan Diniyah Takmiliyah Awaliyah. e Perda belum mewajibkan ijazah Diniyah menjadi prasyarat masuk jenjang pendidikan formal. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Implementasi kurikulum MDTA di Kabupaten Bogor masih sebatas rutinitas semata, tanpa adanya tahapan-tahapan yang terkordinir dengan baik seperti administrasi silabus, RPP, bahan ajar, bahkan sampai pada evaluasi belajar seakan tidak dipersiapkan secara matang sesuai dengan acuan pembelajaran yang dilaksanakan. Sehingga pengembangan kurikulum MDTA yang saat ini berjalan harus di evaluasi secara berkala dan kontinuitas agar MDTA kedepan mampu menjadi lembaga pendidikan yang memiliki kekhasan tersendiri dan dengan kualitas madrasah yang baik. Sehingga kekhasan tersebut menjadi magnet bagi masayarakat untuk menyekolahkan putraputrinya di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah. Madrasah diniyah sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang memiliki peranan penting dalam pengembangan pembelajaran agama Islam. Dan lembaga yang memiliki payung hukum yang legal tentunya kurikulum sudah diset oleh pemerintah yang tentu tidak secara baku. Dalam artian pelaksana pendidikan bisa mengekplorasi pembelajaran yang bersifat penyesuaian dengan lingkungannya. Penyesuaian kurikulum itu akan dilakukan pada madrasah diniyah di semua tingkatan: ula awal, wusto menangah, hingga ulya atas. Untuk menjadi Madrasah Diniyah yang ideal maka yang sangat diperlukan adalah memperhatikan keadministrasian atau manajerial yang mapan, juga didukung dengan kurikulum yang sudah dibakukan oleh pemerintah yang ditambahkan dengan ektrakulikuler yang disesuaikan dengan lingkungan belajar.