Analisis Faktor Penyebab Produk Tidak Selesai Tepat Waktu

Gambar 6.1 Persentase Delay pada Mesin Carousell Gambar 6.2 Persentase Delay pada Mesin Single Spot Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Tabel 6.1 dan persentase delay pada Gambar 6.1 dan Gambar 6.2, persentase delay terbesar baik pada mesin carousell dan mesin single spot disebabkan faktor menunggu proses sebelumnya. 69 15 15 1 Delay Mesin Carousell PLN Menunggu proses sebelumnya Persiapan Kerusakan mesin Kebutuhan pribadi 3 39 17 38 3 Delay Mesin Single Spot PLN Menunggu proses sebelumnya Persiapan Kerusakan mesin Kebutuhan pribadi Faktor menunggu proses sebelumnya ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan dari proses di stasiun kerja sebelumnya. Kegiatan menunggu proses blending, menunggu transfer produk, waiting process, empty flour tepung tidak tersedia di bin packing disebabkan proses blending yang terlambat menunjukkan bahwa terjadi masalah pada pengurutan job dan penjadwalan. Kegiatan menunggu forklift dan menunggu karung menunjukkan bahwa terjadi perencanaan yang kurang terhadap peralatan dan bahan yang diperlukan sehingga menghentikan proses produksi. Kegiatan repack tepung terigu juga merupakan kegiatan nonproduktif yang mengganggu keseluruhan proses produksi dan jadwal yang telah disusun. Kegiatan menunggu diakibatkan pengalokasian job pekerjaan yang kurang sesuai pada waktu dan jumlah tertentu. Variasi produk yang tinggi juga menyebabkan luasnya kombinasi urutan pengerjaan yang akan disusun untuk menemukan solusi jadwal yang optimal. Pengurutan job yang tidak sesuai inilah yang menyebabkan tingginya waktu menunggu. Akibat delay ini, 16.048 bag produk tidak selesai pada akhir periode jadwal yang telah disusun.

6.2. Analisis Metode untuk Menghasilkan Produk Tepat Waktu

Metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tepat waktu adalah menyusun rancangan jadwal produksi dengan menggunakan algoritma genetika untuk menghasilkan solusi penjadwalan yang optimal. Berdasarkan penelitian terkait, Algoritma Genetika memiliki performansi yang baik untuk berbagai jenis permasalahan optimisasi penjadwalan. Berdasarkan metode Algoritma Genetika, ada 3 solusi urutan penjadwalan optimal, yaitu memiliki makespan terendah. Urutan jadwal optimal ditunjukkan pada Tabel 6.2, 6.3, dan 6.4. Tabel 6.2 Makespan Urutan Jadwal Optimal I Nama Job M1 M2 M3 M4 M5 M6 S E S E S E S E S E S E A 0,00 43,88 43,88 51,05 51,05 56,45 56,45 72,41 72,41 104,56 104,56 148,72 I 43,88 44,79 51,05 68,84 68,84 76,64 76,64 77,09 104,56 105,34 148,72 149,53 E 44,79 52,79 68,84 83,04 83,04 90,84 90,84 95,65 105,34 112,24 149,53 156,64 D 52,79 60,90 83,04 95,97 95,97 103,77 103,77 109,63 112,24 118,35 156,64 163,84 F 60,90 65,68 95,97 106,18 106,18 112,59 112,59 115,29 118,35 121,95 163,84 168,07 C 65,68 77,30 106,18 113,55 113,55 118,95 118,95 125,27 125,27 132,78 168,07 178,38 G 77,30 80,02 113,55 131,21 131,21 139,01 139,01 139,61 139,61 141,66 178,38 180,79 H 80,02 80,93 131,21 149,00 149,00 156,80 156,80 157,25 157,25 158,03 180,79 181,60 B 80,93 125,35 149,00 158,34 158,34 163,74 163,74 167,43 167,43 169,54 181,60 184,54 Tabel 6.3 Makespan Urutan Jadwal Optimal II Nama Job M1 M2 M3 M4 M5 M6 S E S E S E S E S E S E A 0,00 43,88 43,88 51,05 51,05 56,45 56,45 72,41 72,41 104,56 104,56 148,72 I 43,88 44,79 51,05 68,84 68,84 76,64 76,64 77,09 104,56 105,34 148,72 149,53 G 44,79 47,51 68,84 86,50 86,50 94,30 94,30 94,90 105,34 107,39 149,53 151,94 E 47,51 55,51 86,50 100,70 100,70 108,50 108,50 113,31 113,31 120,21 151,94 159,05 C 55,51 67,13 100,70 108,07 108,50 113,90 113,90 120,22 120,22 127,73 159,05 169,36 H 67,13 68,04 108,07 125,86 125,86 133,66 133,66 134,11 134,11 134,89 169,36 170,17 D 68,04 76,15 125,86 138,79 138,79 146,59 146,59 152,45 152,45 158,56 170,17 177,37 F 76,15 80,93 138,79 149,00 149,00 155,41 155,41 158,11 158,56 162,16 177,37 181,60 B 80,93 125,35 149,00 158,34 158,34 163,74 163,74 167,43 167,43 169,54 181,60 184,54 Tabel 6.4 Makespan Urutan Jadwal Optimal III Nama Job M1 M2 M3 M4 M5 M6 S E S E S E S E S E S E A 0,00 43,88 43,88 51,05 51,05 56,45 56,45 72,41 72,41 104,56 104,56 148,72 E 43,88 51,88 51,88 66,08 66,08 73,88 73,88 78,69 104,56 111,46 148,72 155,83 G 51,88 54,60 66,08 83,74 83,74 91,54 91,54 92,14 111,46 113,51 155,83 158,24 I 54,60 55,51 83,74 101,53 101,53 109,33 109,33 109,78 113,51 114,29 158,24 159,05 B 55,51 99,93 101,53 110,87 110,87 116,27 116,27 119,96 119,96 122,07 159,05 161,99 C 99,93 111,55 111,55 118,92 118,92 124,32 124,32 130,64 130,64 138,15 161,99 172,30 D 111,55 119,66 119,66 132,59 132,59 140,39 140,39 146,25 146,25 152,36 172,30 179,50 F 119,66 124,44 132,59 142,80 142,80 149,21 149,21 151,91 152,36 155,96 179,50 183,73 H 124,44 125,35 142,80 160,59 160,59 168,39 168,39 168,84 168,84 169,62 183,73 184,54 Analisis pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara metode aktual perusahaan yang diterapkan perusahaan dengan metode Algoritma Genetik. Untuk membandingkan kedua metode ini, maka digunakan parameter performansi sebagai alat ukur. Parameter performansi digunakan untuk menentukan metode yang lebih baik untuk diterapkan pada perusahaan. Parameter performansi yang dapat digunakan antara lain: 1. Efficiency Index EI Perbandingan antara metode Algoritma Genetik dengan metode aktual yang digunakan perusahaan. Rumus efficiency index adalah: �� = �������� ���������� �������� �� Apabila EI = 1, maka kedua metode memiliki performance yang sama, apabila EI 1, maka metode Algoritma Genetik memiliki performance yang lebih baik dibanding dengan metode aktual yang digunakan perusahaan, demikian juga sebaliknya.