Uraian Proses Produksi Proses Produksi
Unloading silo besar
Pembongkaran kontainer berisi gandum
Naik ke atas hidrolic dan diangkat menggunakan
tenaga palm oil Gandum dijatuhkan ke big
screening yaitu tempat penuangan gandum dan
menyaring impurities awal yang besar
Gandum dibawa dengan menggunakan chain conveyor
menuju hooper dan naik menggunakan bucket elevator
untuk transmisi gandum ke silo Gandum masuk ke drum
sieve untuk membersihkan batang gandumyang lebih
besar, kulit, sampah Gandum turun menggunakan
bucket elevator dan masuk ke magnet separator untuk
memisahkan gandum dari magnet
Gandum dibawa naik menggunakan bucket
elevator untuk masuk ke silo
Gandum dibawa menggunakan chain conveyor bertipe double
sleeve Masuk ke big silo
Unloading raw wheat bin
Gandum naik menggunakan bucket elevator dan melalui black box untuk
memisahkan silo yang masuk ke raw wheat bin
Gandum dibawa ke vibro separator untuk memisahkan benda yang memiliki diameter
lebih besar 10-12 mm dan lebih kecil 3 mm dari gandum
Masuk ke raw wheat bin Gandum dibawa dengan
menggunakan chain conveyor dan bucket elevator
Gandum dibawa ke vibro separator untuk memisahkan benda yang memiliki diameter lebih
besar 10-12 mm dan lebih kecil 3 mm dari gandum
Gandum dibawa menggunakan chain conveyor
Gandum masuk ke raw wheat bin Pemisahan gandum yang
kering, basah, dan bergumpal yang dilakukan
secara manual oleh tim intake
Gambar 2.3 Proses Intake
Gandum berada di raw wheat bin Gandum ditransfer dengan
menggunakan chain conveyor dan bucket elevator
Gandum ditimbang dengan menggunakan scale
Gandum masuk ke combi cleaner untuk membersihkan gandum dari impurities seperti
batu, jagung, plastik, batang ganduml Gandum masuk ke Monocromatic Optical Sorting Machine
Sortex yaitu mesin untuk memisahkan gandum berdasarkan warna dengan infra red sehingga material lain yang sama
bentuk dengan gandum tetapi berbeda warna bisa dibuang Gandum masuk ke scourer yaitu mesin
untuk membersihkan gandum dari kulit kulit gandum yang kotor dan menghisap debu
Gandum masuk ke mesin MYFC dan dilakukan pengukuran tingkat mouisture kandungan air
gandum dan dilakukan analisa kualitas First cleaning
Gandum masuk ke tempering bin T301-T304 dan dilakukan conditioning selama 70 dari
total conditioning time
Gandum masuk ke bin T305 dan T306 dan dilakukan proses conditioning II selama 30 dari total
conditioning time Second Dampening
Gandum ditimbang dengan menggunakan automatic flow
balancer Gandum masuk ke mesin scourer untuk
mematikan kutu dan menghaluskan gandum sehingga tidak ada serat
Gandum masuk ke mesin magnet apparatus untuk penangkapan logam
yang ada pada gandum
Dilakukan penambahan air I dengan menggunakan dampener turbonizer dimana jumlah air yang
ditambahkan sebesar 70 dari jumlah total air
Gandum ditimbang dengan automatic flow balancer dan dilakukan analisa kualitas second
dampening Dilakukan penambahan air II dengan menggunakan
dampener dimana jumlah air yang ditambahkan sebesar 30 dari jumlah total air
Gandum melewati aspiration channel untuk menghisap debu dan kulit gandum yang ringan
Gandum masuk ke tempat penyimpanan B1 sebelum digiling dan dilakukan analisa kualitas B1
Ya Mouisture
gandum tercapai?
Tidak Gandum mengalami proses second cleaning dan
dilakukan penambahan air Gandum masuk ke tempat penyimpanan B1
sebelum digiling dan dilakukan analisa kualitas B1
Gambar 2.4 Proses Cleaning dan Conditioning Gandum
4. Milling Prinsip utama dari proses milling adalah memisahkan endosperm dari bran dan
germ dan mereduksi endosperm tersebut menjadi tepung yang sekecil mungkim 100 - 125 mikron dengan nilai ekstraksi yang tinggi dan kadar abu
yang rendah atau kualitas tepung sesuai dengan spesifikasi produk. Kualitas dan kuantitas dari tepung yang dihasilkan harus berjalan selaras untuk
mendapatkan mill performance yang baik. Jumlah hasil ekstraksi yang diharapkan sekitar 75-76 sedangkan sisanya adalah produk sampingan
berupa bran dan pollard. Secara umum struktur gandum ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Sumber : www.google.com
Gambar 2.5 Struktur Gandum
Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5 dari total keseluruhan gandum. Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard,
serta memiliki kandungan protein dan kadar serat tinggi sehingga baik dikonsumsi ternak besar. Endosperm merupakan bagian yang terbesar dari biji
gandum 80-83 yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya untuk
diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu. Lembaga germ terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3.
Tahapan proses milling terdiri atas proses pencacahan gandum breaking process, proses pengayakan sifting process, dan proses reduksi reduction
process. a. Breaking Process
Breaking process adalah proses membuka atau memecah gandum dan memisahkannya dari bran untuk melepaskan endosperm dalam bentuk
middling dan semolina. Semolina adalah partikel – partikel endosperm yang masih besar dan kasar, sedangkan middling adalah partikel – partikel
endosperm yang sudah agak halus. Ukuran partikel penggilingan gandum ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Ukuran Partikel Gandum Nama
Ukuran mikron
Coarse semolina 1180 - 1120
Fine semolina 1120 - 800
Coarse middling 800 - 600
Fine middling 600 - 212
Flour 125 - 100
Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
Proses milling PT. Agri First Indonesia menggunakan 5 tingkat breaking dengan menggunakan break roll mill yaitu B1, B2, dan B3, B4, dan B5.
Tingkat B1 dan B2 dilakukan secara bersama-sama sehingga pada roll B1 dan B2 dihasilkan coarse semolina, fine semolina, dan middling. Tingkat B3
merupakan proses pemecahan dan penyikatan sisa–sisa endosperm yang masih tertinggal pada bran. Hasil dari proses ini adalah middling tepung dengan kadar
abu yang masih tinggi. Bran yang masih mengandung endosperm terbagi menjadi B4c dan B4f. Tingkat B4 dan B5 merupakan tahap penyikatan sisa -
sisa endosperm yang mungkin masih ada di dalam bran. Hasil dari tahap ini adalah tepung, bran, dan pollard.
b. Proses pengayakan sifting process Sifting adalah proses pengayakan atau pemisahan produk yang kasar dan yang
halus yang merupakan hasil breaking process. Tujuan dari proses pengayakan adalah untuk memisahkan produk berdasarkan ukuran mikron. Produk dari roll
masuk ke plan sifter dan diayak. Produk yang telah diayak dan masih kasar akan digiling lagi di dalam roll, produk yang sudah halus akan dibawa ke
purifier untuk dimurnikan dan memisahkan karakter semolina, dan impact bran finisher berfungsi untuk mengambil sisa endosperm yang masih ada pada
lapisan permukaan bran. Impact bran finisher terdiri dari alat pemukul beater dan saringan, dimana produk akan dihempaskan pada saringan sehingga
endosperm terlepas dari bran dan lolos saringan sehingga bran akan tertinggal. Plansifter pada proses milling adalah alat pada sifting process yang dalam satu
unit terdapat 12 compartment. Bahan ayakan yang dipakai terbuat dari nilon. Ukuran yang dipakai tergantung dari ukuran partikel yang diayak. Dalam satu
lapis ayakan terdapat lubang untuk passthrough dan lubang untuk tailing.
Dalam proses pengayakan dengan plan sifter, material yang tidak lolos ayakan akan keluar dari plan sifter melalui bagian tepi, sedangkan material yang lolos
ayakan akan terus turun melewati ayakan-ayakan selanjutnya dan masuk ke tahap purifikasi di mesin purifier.
c. Proses reduksi reduction process Tujuan dari proses ini adalah untuk mereduksi middling menjadi tepung.
Proses reduksi berarti proses mengecilkan granulasi endosperm hasil proses pemecahan menjadi tepung. Pada proses reduksi terdapat roll C1 - C10.
Tepung paling banyak diekstraksi dari bagian pertama reduksi middling, dan pada bagian akhir proses reduksi ekstraksi tepung makin berkurang karena
middling semakin halus dan serta terdapat kemungkinan terbentuknya bran powder. Mesin yang digunakan adalah reduction roll. Hasil dari proses reduksi
akan masuk ke impact detacher untuk membunuh telur kutu yang mungkin ada di tepung. Tepung ini akan diayak kembali dengan menggunakan plan sifter
dan hasil ayakan ini akan dibagi menjadi dua yaitu Flour 1 dan Flour 2. Flour 2 tidak selalu dihasilkan karena spesifikasi produk yang kurang sesuai. Flour 1
dan Flour 2 akan ditransfer dengan menggunakan screw conveyor, masuk ke control sifter untuk proses pengayakan ketiga. Hasil F1 dan F2 akan ditimbang
dan dilakukan penangkapan serbuk besi logam yang terkandung pada tepung dengan menggunakan magnet. Hasil F1 dan F2 masuk ke tempat penampungan
sementara hopper dan masuk ke impact detacher F1 dan F2 untuk membunuh kemungkinan telur kutu yang ada pada tepung. Tepung yang sudah dianalisa
kualitasnya dan layak untuk disimpan masuk ke penyimpanan tepung yaitu
Flour Bin. Flour 1 akan masuk ke Flour Bin F501 - F511, sedangkan Flour 2 akan masuk ke Flour Bin F512 - F514.
5. Mixing dan Packing Mixing adalah proses pencampuran dua atau beberapa jenis gandum sesuai
dengan grist komposisi jenis tepung yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk tertentu. Grist produk di PT. Agri First Indonesia
ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Grist Produk PT. Agri First Indonesia
Produk Grist
Jumlah
AFI Emas CWRS 13.5
50 NS2
50 AFI hitam
APW 20
CWRS 13.5 50
NS2 30
AFI Orange APH14
65 APW
25 CWRS
10 AFI Cokelat
CWRS 45
RMW 11.5 55
AFI Biru AH12
20 APW
65 ASW
15 AFI Kuning
AH12 65
APW 35
AFI merah APW
35 ASW
15 RMW 11.5
50 Armada Orange
APW 25
ASW 30
UMW 45
Armada Biru ASW
30 UMW
70 Armada Merah
MMW 100
Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
Tepung dari Flour Bin akan ditimbang dengan menggunakan scale. Setiap produk akan ditambahkan vitamin berupa premix dan fortitech. Jumlah
fortitech yang ditambahkan sekitar 150 – 160 ppm dan ditimbang dengan menggunakan micro feeder dosing. Grist tepung dan vitamin akan dicampur
dengan menggunakan mixer. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pencampuran adalah 120 – 150 detik ton untuk hard wheat, 90 – 110 detik
ton untuk medium wheat, dan 60 detik ton untuk soft wheat. Tepung yang telah dicampur masuk ke tempat penampungan sementara yaitu hopper below
mixer. Tepung akan melalui spout magnet untuk menangkap serbuk besi logam yang mungkin terkandung di tepung karena interaksi dengan peralatan.
Tepung akan masuk ke tempat penampungan sementara yaitu hopper mixing line dan melewati impact detacher untuk membunuh telur kutu yang ada di
tepung. Rotary distributor akan mengarahkan tepung ke mesin packing single spot atau carousel. Tepung akan diayak dengan menggunakan plan sifter dan
melewati magnet untuk menangkap kandungan serbuk besi logam pada tepung. Tepung akan masuk ke penampungan packing bin yang telah diarahkan
baik single spot atau carousel. Tepung akan ditimbang dengan menggunakan scale dimana berat produk yang dihasilkan 25 kg karung. Tepung akan
dimasukkan ke dalam karung melalui mesin baging single spot carousel, karung dijahit dengan menggunakan baging closing machine. Produk akan
diberikan kode produksi dengan menggunakan ink zet coding machine. Produk yang sudah jadi disusun di pallet dan dipindahkan ke tempat penyimpanan
dengan menggunakan forklift.