1992 dalam Mukhlasin 2004:30 mengatakan bahwa auditor yang berpengalaman akan memiliki keunggulan dalam hal mendeteksi
kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari penyebab kesalahan. Keunggulan tersebut akan bermanfaat bagi klien untuk
melakukan perbaikan-perbaikan dan klien akan merasa puas.
2. Memahami Industri Klien Industry Expertise
Pengetahuan dan pemahaman mengenai bisnis klien dan industri klien adalah paling penting dalam audit. Standar audit mensyaratkan tim
audit untuk memperoleh dengan teliti atau seksama pendirian dari sebuah bisnis untuk merencanakan dan melakukan pekerjaan audit. Auditor harus
memahami bisnis dan kliennya, serta harus mengetahui berbagai kondisi luar biasa dalam industri tersebut yang mungkin dapat mempengaruhi
audit terkait. Para auditor harus membaca berbagai literature yang berkaitan dengan industri dan membuat diri mereka mengenal baik
berbagai literature yang berkaitan dengan industri dan membuat diri mereka mengenal baik berbagai risiko yang inheren dalam bisnis tersebut
Hall dan Singleton, 2007:29. Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya,
auditor harus memahami bisnis klien dengan sebaik-baiknya understanding client business, termasuk sifat dan jenis usaha klien,
struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi, dan lain-lain. Pengetahuan mengenai bisnis satuan usaha
biasanya diperoleh auditor melalui pengalaman dengan satuan usaha atau
19
industrinya serta dari pengajuan pertanyaan kepada pegawai perusahaan Sukrisno Agoes, 2004:126.
Memahami bisnis klien berarti memperkecil risiko audit. Dengan memahami industri klien berarti menjadi bagian integral yang tidak
terpisahkan dengan pekerjaan profesi sehingga dapat menghasilkan audit yang memenuhi standar mutu auditing Harry Suharto, 2002 dalam
Mukhlasin 2004:30. Selain itu, pemahaman terhadap industri klien juga kan mempermudah auditor dalam bekerja sehingga pekerjaan audit tidak
akan mengganggu aktivitas perusahaan.
3. Responsif atas Kebutuhan Klien Responsiveness
Menurut Nasution 2004:56, responsiveness yaitu kemauan atau persiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan
pelanggan Perusahaan publik yang menjadi klien KAP. Responsibility auditor dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai profesional yaitu
auditor harus melakukan profesional yang sensitif dan pentingnya moral dalam semua aktivitas mereka. Responsibility yang dimaksud yaitu dalam
melayani masyarakat yang merupakan sebuah perhatian yang harus menjadi dasar yang memotivasi sebuah profesi Amin Widjaja Tunggal,
2010:29. Pada saat KAP melakukan audit terhadap suatu perusahaan, opini
yang dikeluarkan oleh auditor setelah melakukan proses audit menjadi pusat perhatian dari klien dan para pengguna laporan keuangan. Padahal
di lain pihak klien membutuhkan hal lain yang lebih dari sekedar opini.
20