kepuasan klien Majalah Ekonomi, tahun XIV, No.1, April 2004:18. Kualitas audit sangat mengacu pada standar yang telah ditetapkan meliputi
standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Pihak pengguna jasa audit selalu dilupakan, banyak pengguna laporan akuntan
mengkritik tentang kualitas pekerjaan akuntan Sutton, 1993 dalam Majalah Ekonomi, 1 April 2004. Audit yang berkualitas bagi auditor adalah audit
yang dilaksanakan dengan benar-benar memenuhi standar auditing dan kode etik akuntan publik. Penelitian Mukhlasin 2004 dengan menggunakan dua
belas atribut kualitas audit yang telah dikembangkan oleh Carcello 1992 dan Behn et.al 1997 ini menemukan adanya Sembilan atribut yang memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan klien, yaitu atribut client experience, industry expertise, responsiveness, technical competence, due care, quality
commitment, field work conduct, audit committee, ethical standard. Berikut ini dijabarkan atribut kualitas audit yang berkaitan dengan kepuasan klien.
1. Pengalaman Auditor dalam Melakukan Audit Client Experience
Sebagai seorang yang profesional, auditor dalam melakukan audit di perusahaan klien harus bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang
akuntansi dan auditing, terutama dalam melaksanakan audit sampai proses akhir audit, yaitu pernyataan pendapat. Pencapaian keahlian
tersebut dapat dicapai dengan dimulainya pendidikan formal yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman dan selanjutnya praktik audit.
Auditor harus dapat mendeteksi adanya kesalahan yang material, memahami kesalahan tersebut dan mengetahui penyebab kesalahan. Tubs
18
1992 dalam Mukhlasin 2004:30 mengatakan bahwa auditor yang berpengalaman akan memiliki keunggulan dalam hal mendeteksi
kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari penyebab kesalahan. Keunggulan tersebut akan bermanfaat bagi klien untuk
melakukan perbaikan-perbaikan dan klien akan merasa puas.
2. Memahami Industri Klien Industry Expertise
Pengetahuan dan pemahaman mengenai bisnis klien dan industri klien adalah paling penting dalam audit. Standar audit mensyaratkan tim
audit untuk memperoleh dengan teliti atau seksama pendirian dari sebuah bisnis untuk merencanakan dan melakukan pekerjaan audit. Auditor harus
memahami bisnis dan kliennya, serta harus mengetahui berbagai kondisi luar biasa dalam industri tersebut yang mungkin dapat mempengaruhi
audit terkait. Para auditor harus membaca berbagai literature yang berkaitan dengan industri dan membuat diri mereka mengenal baik
berbagai literature yang berkaitan dengan industri dan membuat diri mereka mengenal baik berbagai risiko yang inheren dalam bisnis tersebut
Hall dan Singleton, 2007:29. Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya,
auditor harus memahami bisnis klien dengan sebaik-baiknya understanding client business, termasuk sifat dan jenis usaha klien,
struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi, dan lain-lain. Pengetahuan mengenai bisnis satuan usaha
biasanya diperoleh auditor melalui pengalaman dengan satuan usaha atau
19