dikomunikasikan diantaranya mengenai tanggung jawab auditor berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh IAI, kebijakan akuntansi
yang signifikan, pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi, penyesuaian audit yang signifikan, informasi terkait dikomunikasikan
bersama laporan keuangan auditan, ketidaksepakatan dengan manajemen, konsultasi dengan akuntan lain, masalah besar yang dibiarkan manajemen
sebelum mengambil keputusan untuk mempertahankan auditor, kesulitan yang dialami selama pelaksanaan audit Muharief Effendi, 2009:39
dalam Zakiyah 2009:30. Menurut Menon dan Williams 1994 dalam mukhlasin 2004:32,
dijelaskan bahwa komite audit diperlukan dalam suatu organisasi bisnis, antara lain karena komite ini mengawasi proses audit dan memungkin
terwujudnya kejujuran pelaporan keuangan. Namun hal ini dapat tercapai jika komite audit bekerja secara efektif.
11. Standar Etika yang Tinggi Ethical Standard
Etika ethics berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Kata lain untuk etika ialah moralitas morality, yang berasal
dari bahasa latin mores, yang berarti “kebiasaan”. Moralitas berpusat pada “benar” dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan
berperilaku tehadap sesamanya. Sedangkan etika sama dengan pertanyaan tentang bagaimana orang bertindak terhadap orang lainnya. Kode etika
secara signifikan berpengaruh terhadap reputasi dari seorang profesional dan kepercayaan yang dimiliki Boynton dan Johnson, 2005:104.
29
Etika adalah prinsip-prinsip moral dan berhubungan dengan seperti kejujuran dan integritas, keterandalan, dan akuntabilitas, dan juga aspek
yang lain tentang perilaku yang benar dan salah. Perilaku etis merupakan suatu “state of mind” bukanlah kumpulan dari peraturan a collection of
rules. Dalam memberikan jasa profesional, akuntan publik harus selalu memperhatikan kepentingan publik public interest yang mereka layani.
Kepercayaan publik public trust tidak boleh disubordinasi untuk kepentingan pribadi Amin Widjaja Tunggal, 2010:28.
Etika profesional meliputi standar sikap para anggota profesi yang dirancang agar praktis dan realitis, tetapi sedapat mungkin idealis.
Tuntutan etika profesi harus diatas hukum tetapi dibawah standar ideal absolut agar etika tersebut mempunyai arti dan berfungsi sebagaimana
mestinya Abdul Halim, 2001:18. Etika pengambilan keputusan dalam bisnis adalah kompleks, dengan banyak prinsip, nilai, dan pendekatan
sebagai pedoman bagi individu atau kelompok Birt et.al, 2008 dalam Zakiyah 2009:34.
Kebanyakan klien lebih menyukai auditor yang bisa dikenakan tindakan dislipiner oleh suatu organisasi profesi yang memberlakukan
kode etika yang ketat, daripada auditor-auditor yang tidak dapat diatur. Menurut Sukrisno Agoes 2004:43, setiap manusia yang memberikan
jasa dari pengetahuan dan keahliannya pada pihak lain seharusnya memiliki rasa tanggung jawab pada pihak-pihak yang dipengaruhi oleh
jasanya itu. Kode Etik Akuntan Indonesia adalah pedoman bagi para
30