yaitu pendidikan formal universitas untuk menjadi profesi, pelatihan praktis dan pengalaman dalam mengaudit, pendidikan profesional
berkelanjutan selama karir profesional auditor. Selain kompetensi, auditor juga harus bebas dari pengaruh manajemen dalam melakukan audit dan
melaporkan temuan-temuannya. Auditor juga harus menjaga persyaratan independen dalam AICPA’s Code of Professional Conduct Boynton dan
Johnson, 2005:50. IAI telah menetapkan dan mengesahkan standar auditing yang
terdiri dari sepuluh standar. Standar auditing terdiri dari tiga bagian yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, standar pelaporan. Dalam
Amin Widjaja Tunggal, 2010:15 Standar umum sendiri terdiri dari : a
Audit harus dilakukan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan auditor. c
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
5. Independensi Independence
Menurut Boynton Johnson 2005:106 seorang CPA yang berpraktik publik harus bersikap independen dalam melaksanakan jasa
profesional sebagaimana disyaratkan oleh standar resmi yang diumumkan oleh badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan. Independensi adalah sikap
22
seorang auditor yang memiliki prinsip integritas dan objektifitas, serta dalam pelaksanaanya tidak memiliki kepentingan pribadi. Independensi
merupakan syarat penting bagi auditor dalam menilai kewajaran dan keakuratan informasi yang disajikan pihak manajemen kepada pengguna
informasi khususnya pengguna laporan keuangan. Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus di
jaga oleh Akuntan Publik. Independensi berarti Akuntan Publik tidak mudah dipengaruhi karena Akuntan Publik melaksanakan pekerjaan
untuk kepentingan umum. Akuntan Publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapa pun. Akuntan Publik berkewajiban untuk jujur tidak
hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan
Akuntan Publik. Auditor harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari
benturan kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesional. Auditor dalam praktik publik harus independen dalam fakta
independence in fact dan independensi dalam penampilan independence in appearance ketika memberikan jasa auditing dan jasa
atestasi yang lain. Independence in fact mencakup suatu state of mind. Akuntan publik harus independence dalam sikap mental dalam seluruh
masalah yang berkaitan dengan penugasan. Dalam penerapan di dalam KAP seorang akuntan publik mampu mempertahankan sikap
independensinya dengan baik yaitu tidak memihak sepanjang pelaksanaan
23