Herbert Read Ahmad Sadali
merupakan pencurahan isi jiwa manusia, sehingga karyanya dapat dibaca dan dinikmati oleh orang lain. Orang lain tersebut menjadi haru, terkesan, dan senang karenanya.
Bagi anak-anak yang berbakat melukis, dewasa ini telah menunjukkan adanya prestasi yang menggembirakan. Keberadaannya dapat dilihat pada prestasi dalam
kejuaraan lomba lukis anak-anak, baik tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional. Demikian ini sah-sah saja keberadaannya. Namun hal itu bukanlah
merupakan satu-satunya tujuan pendidikan seni lukis anak-anak. Tujuan utamanya adalah membina dan mengembangkan fungsi-fungsi jiwa yaitu: fantasi, sensitifitas, kreativitas,
dan ekspresi. Hal ini didasari oleh konsep pendidikan seni untuk pertumbuhan mental dan kreatif yang dikemukakan oleh Victor Lowenfelt di depan. Dengan demikian
diharapakan terjadi keseimbangan pertumbuhan jasmani dan rohani yang harmonis. Untuk mewujudkan karya lukisnya, anak TK
dapat menggunakan berbagai alat dan bahan. Alat dan bahan melukis tersebut diantaranya adalah: pensil, spidol, pastel, cat air, tinta, pasta ajaib, cat minyak, cat acrilik,
kertas gambar, kanvas, kuas, pallet. Namun dalam penelitian dan pengembangan ini, anak TK akan melukis menggunakan media komputer untuk mengembangkan
kreativitasnya. Kreativitas anak-anak dalam melukis telah diteliti oleh para ahli pendidikan,
diantaranya adalah Victor Lowenfelt. Ia meneliti lukisan anak sejak umur dua sampai tujuhbelas tahun, terkenal dengan teori periodisasi senilukis anak. Sebagaimana
diungkapkan oleh Muharam Enton dan Warti Sundaryati 19911992: 35 sebagai berikut:
Masa coreng- moreng : 2 - 4 tahun
Masa pra - bagan : 4 - 7 tahun
Masa bagan : 7 - 9 tahun
Masa permulaan realisme : 9 - 11 tahun
Masa pseudo realisme : 11 - 13 tahun
Masa krisis puber : 13 - 17 tahun
Dalam penelitian ini, periodisasi yang relevan adalah: masa pra bagan, yaitu anak TK berumur antara 4 - 7 tahun. Pada masa ini anak sudah dapat mengendalikan
tangannya, garis yang dihasilkan tidak berupa corengan lagi namun sudah mulai mendekati bentuk-bentuk yang berhubungan denga dunia sekitarnya. Misalnya bentuk
manusia, rumah, hewan, kendaraan, pohon, gunung, dan lain-lain. Perwujudan lukisan manusia berupa lingkaran kepala dengan dua garis ke bawah sebagai kakinya, ditambah
kedua tangan kanan dan kirinya. Pada usia ini anak selalu mencari bentuk-bentuk baru sehingga akan menunjukkan adanya kreativitas. Masalah warna, bebas tidak mempunyai
hubungan tertentu dengan objek. Masalah ruang belum terpikirkan, sehingga mereka melukiskan berbagai objek sangat bebas tempatnya. Namun perlu disadari bahwa
dewasa ini akibat adanya pengaruh dan perkembangan ITEKS yang sangat pesat, maka lukisan anak-anak umur 4 -7 tahun telah mengalami perkembangan pula menjadi
lukisan yang bercorak masa bagan. Hal ini sebagai hipotesis, dan perlu penelitian tersendiri. Berikut adalah contoh lukisan anak Pra Bagan dan Bagan.
a b
Gambar 6 a. Lukisan Pra Bagan, b. Lukisan Bagan Adjat Sakri, 1990:40