TK ABA Pantisiwi Serut Dalam BAB IV ini dipaparkan hasil penelitian dan langsung
23
Gambar 3. Lukisan Ndaru, B2, TK ABA Pantisiwi, Serut , “Nelayan”
Pada lukisan Ndaru berjudul “Nelayan” di atas, gejala yang muncul adalah finanitas, tampak pada orang yang tamapak cukup besar bila dibanding dengan perahu
yang ditumpanginya. Sedangkan tangan kanan juga tampak lebih besar apabila dibanding dengan tangan kirinya. Hal ini dapat terjadi karena sesuai dengan tingkat
perkembangan kejiwaan anak. Anak berumur sekitar 4-6 tahun sebagaiman yang diungkapkan oleh Soedarso Sp. 1974, jika melukis tampak adanya bagian
–bagian tubuh manusia yang diperbesar atau diperpanjang karena , organ tubuh tersebut aktif bergerak.
Dalam lukisan Ndaru tersebut, tampak seorang nelayan menjala ikan. Gejala finanitas ini memang merupakan gejala lukisan anak-anak pada umumnya, dan tidak perlu khawatir.
Jika terdapat lukisan anak-anak TK yang demikian adanya, maka strategi pembinaannya adalah peningkatan penguasaan teknik, pengayaan bentuk objek. Anak TK belum perlu
dikenalkan proporsi yang anatomis sesuai dengan kenyataan, agar tidak takut melukis.
24
Lukisan Ndaru tersebut belum tampak adanya pengayaan objek, hal ini dapat diperhatikan pada langit yang masih kosong tanpa ada awan, atau burung. Begitu juga di
dalam air, kosong, hanya tertera tulisan “nelayan” pada sudut kiri bawah. Anak-anak biasanya melukis ikan di dalam air, dan berbagai binatang yang lain. Peningkatan teknik
kering – pastel , juga belum tampak, masih ada bagian kertas yang masih kosong belum
diwarnai dan belum diisi objek. Hal ini dapat terjadi karena contoh lukisan guru demikian adanya. Untuk pengembangan teknik spidol, pastel, aquarel cat air gabungan berbagai
teknikmixed media dapat dipadukan sehingga akan mengasilkan lukisan yang lebih bagus. Jika pada kelompok A dan B menggunakan teknik yang sama , spidol untuk skets
dan dipastel, dan tidak pernah diberikan pengembangan berbagai teknik, maka yang terjadi adalah “staknasi”. Di dalam suatu lukisan memang tidak harus penuh dengan
objek, kelompok minimalis orang dewasatua mempunyai konsep bahwa objek yang ditampilkannyapun cukup minimal, dan tampak sederhana.
Jika ditinjau dari segi penyususnan objek, lukisan Ndaru tersebut sudah cukup dinamis, asimetris. Warna cukup kaya, kuning, coklat dan ungu pada perahu, coklat muda
dan orange disekitar jala. Wajah berwarna coklat, caping berwarna coklat tua dan coklat muda, sedangkan laut berwarna biru.
Teknik menggores pada lukisan Ndaru tersebut cukup berani, dan lancar sehingga mempunyai kekuatan garis yang mantap. Menurut pendapat Dimyati 1999: 297 bahwa
suatu pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar. Berdasarkan pendapat di atas maka di TK ABA Pantisiwi perlu menyediakan sumber belajar yang memadai agar anak dapat lebih aktif dan kreatif.
25 Contoh sumber belajar seni lukis adalah koleksi foto atau reproduksi lukisan
anak-anak dari Indonesia atau luar negeri. Buku-buku tentang pembinaan seni lukis anak-anak. Katalog pameran seni lukis anak-anak. Suatu saat anak-anak diajak ke objek
seni rupa yang terjangkau, saat libur akhir tahun, misalnya ke candi Prambanan, Borobudur, museun Sonobudoyo, museum Dirgantara Yogyakarta, Taman Pintar
Yogyakarta. Dengan demikian akan menambah pengalaman, pengetahuan anak-anak, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber inspirasi dalam seni lukis.
Inspirasi dalam lukisan berikut adalah permainan kuda kepang, tunggal.
Gambar 4. Dua lukisan anak TK ABA Pansiwi Serut, bentuk hampir sama
Dari dua lukisan di atas tampak dengan objek permainan kuda kepang, hasil dari strategi pembinaan dengan metode mencontoh. Dengan demikian anak kurang kreatif.
26 Metode mencontoh bukannya tidak boleh digunakan, namun hendaknya anak-anak
diberi pengertian agar dapat menambahkan berbagai objek yang lain, sehingga akan menimbulkan variasi yang beragam dari setiap anak. Strategi pembinaannya dengan
memberikan motivasi-stimulasi, memancing pengalaman anak ketika ia melihat permainan kuda kepang atau melihat kesenian Jathilan. Kesenian Jathilan saat ini di
Bantul memang sudah jarang main, namun masih ada suatu jenis tarian kuda kepang anak-anak yang dapat dijadikan sumber inspirasi. Dengan demikian diharapkan lukisan
anak-anak akan lebih kreatif. Berikut adalah salah satu contoh lukisan anak TK ABA
Pantisiwi Serut, dapat dikategorikan kreatif, walupun dengan metode mencontoh.
Gambar 5. Lukisan Pradana, TK ABA Pantisiwi Serut
Dalam lukisan di atas tampak adanya gejala finanitas, yaitu tangan kiri tampak lebih besar daripada tangan kanannya, karena aktif melempar jala. Perhatikan warna
tangannya, kiri ungu , kanan coklat, di sini tampak adanya kreativitas anak.
27
Jika ditemui gejala Finanitas, di dalam Tabel 8 lihat lampiran tentang Gejala Finanitas dan strategi pembinaannya di TK ABA Pantisiwi Serut:
ditunjukkan kenyataan dan mencontoh lukisan. Lukisan Pradana di depan dengan tema melempar jala, jika ditunjukkan suatu kenyataan, kapan anak tersebut diajak
melihat orang yang sedang melempar jala di sungai atau di kolam ? Ternyata alternatif strategi pembinaannya tetap dengan metode mencontoh lukisan guru.
Strategi pembinaan dengan ditunjukkan kenyataan akan lebih tepat diterapkan jika para pembina seni lukis menemui gejala stereotype. Misalnya, setiap kali melukis
seseorang anak melukis matahari di sudut kiri atas, atau sudut kanan atas dan hanya tampak seperempat bagian, lihat contoh lukisan pada gambar 6 berikut.
Gambar 6. Lukisan gejala stereotype matahari, TK Bhineka Klembon
28 Matahari yang dilukis seperempat bagian di sudut kiri atas, merupakan
suatu gejala lukisan anak-anak: “terikat sudut”. Dengan ditunjukkan matahari
yang setiap saat bergeser posisinya menurut penglihatan kita, menurut ilmu Falaq kedudukan matahari tetap di tempatnya, maka anak akan menyadari
sedikit demi sedikit bahwa bentuk matahari bulat. Jika matahari dilukis tampak lingkaran utuh, tidak hanya seperempat. Posisinyapun kadang-kadang dapat
berada di dasar cakrawala, di tengan atau dilangit bagian atas. Dengan demikian anak tidak terikat sudut lagi, berarti mereka akan lebih variatif dan kreatif.