Gejala Simetris TK ABA Mardi Putra Bantul

96 Gejala Finanitas, merupakan suatu gejala yang muncul pada lukisan anak- anak apabila anak melukis suatu aktifitas, anggota badan manusia diperbesar atau diperpanjang, sehingga aktivitasnya lebih jelas. Sebagaimana ungkapan Soedarso Sp. 1974, seorang ibu menyapu, tangan yang memegang sapu diperbesar atau diperpanjang, sehingga merupakan bagian yang sangat utama. Hal sejenis tampak pada lukisan Shinta Gambar 50 dengan tema cita-citaku. Shinta bercita-cita menjadi guru, tampak seorang guru sedang berdiri di depan kelas dengan tangan kiri memegang lidi penunjuk kearah hitungan 1 + 1 = 2, tampak tangan kiri lebih besar daripada tangan kanannya. Angan-anngnya, terlukis dengan tersedianya mobil ambulance biru, berarti kesehatan gurupun harus diperhatikan agar dapat mengajar dengan baik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Ambulance tersebut berada di sebelah kiri guru. Seorang guru juga punya keinginan mempunyai rumah, walaupun kecil, terlukis di sebelah kanan guru tersebut. Pohon di sebelah kanan rumah merupakan kelengkapan hidup agar lingkungan menjadi segar dan teduh enak dihuni. Sedangkan garis hitam kuat melengkung di atas guru merupakan jalan yang harus ditempuh guna mmencapai cita-citanya. Pada bidang atas terdapat matahari bersinar cerah di anatara dua awan biru. Tampak di sisi kanan atas seekor kupu kupu dan burung terbang bebas kearah matahari bersinar. Badan seorang guru tersebut lebih besar dan tinggi apabila dibanding dengan ambulance dan rumah, maupun pohon. Hal ini juga merupakan gejala Finanitas. Anak-anak TK memang belum perlu dikenalkan proporsi dan anatomi, belum saatnya. Jika dikenalkan sangat besar kemungkinan anak-anak menjadi takut melukis, berari akan terhambat ekspresinya. Teknik lukisan ini adalah mixed media. 97

8. Pengayaan teknik a. Teknik Aquarel

Gambar 51. Lukisan Ferdi, B1, TK ABA Mardi Putra, teknik aquarel Teknik Aquarel adalah merupakan teknik melukis dengan cat air, menggunakan air yang cukup banyak, sehingga terjadi kesan rembesan-rembesan yang sangat artistik lihat Gambar 51. Lukisan Ferdi tersebut sangat artistik, merupakan salah satu usaha strategi pembinaan ekstra lukis di TK ABA Mardi Putra Bantul. Dengan pengayaan teknik tersebut anak sangat senang, hal ini tampak ketika ia melukis dengan skets spidol hitam luntur jika kena air, kemudian diwarna-warni berbagai objeknya dengan cat air. Tema lukisan tersebut adalah bersyukur. Tampak seseorang sedang mensyukuri atas nikmat dari Allah SWT. 98 Bila ditinjau dari sisi semiotika, lukisan Ferdi tersebut juga mengandung gejala Yuxta position. Perhatikan susunan objek-objeknya, berjajar dari bawah ke atas. Objek utama dari bawah sisi kanan tampak sesorang berdekatan dengan seekor burung dalam sangkarnya. Di sisi kiri tengah, terdapat objek seekor burung terbang, tank, dan pada bidang atas tampak seekor burung merah yang sedang berlaga dengan neneparkan sayapnya, di atas rumah. Sedangkan pada sisi kanan atas tampak sebuah pesawat terbang hijau bersayap merah. Hal inipun merupakan gejala yang wajar bagi anak-anak, para guru , orang tua, dan pengamat seni lukis anak-anak tidak perlu khawatir. Hal ini disebabkan karena anak-anak belum mampu melukiskan sebagaimana pandangan yang sewajarnya, karena belum menguasai perspektif. Anak-anak TK menyusun objek dalam lukisannya seperti pandangan burung dari atas bird eye view. Sedangkan para pelukis Bali orang dewasapun yang tergolong klasik, juga melukis dengan objek tersusun keatas. Bahkan kadang-kadang tidak tampak bidang ataslangit. Menurut Tabel 4, strategi pembinaannya adalah dibiarkan saja dalam arti positif agar anak berkembang sendiri dan cukup diberikan pengayaan teknik, yaitu teknik aquarel. Semua teknik melukis dikenalkan pada anak-anak TK sebetulnya halal-halal saja. Namun kadangkala ada keterbatasan ekonomis, terkait dengan harga bahan dan alat melukis yang relatif mahal. Tetapi untuk pastel, spidol, cat air, pasta ajaib , kertas lipat, bagi orang tua anak-anak TK ABA Mardi Putra Bantul, mampu membelinya. Hal ini terbukti bahwa anak-anak TK ABA Mardi Putra dengan dihimbau, besok membawa bahan dan alat yang ditentukan oleh guru, maka anak-anak pada minggu berikutnya telah mebawanya.