39 juga besar di sisi tengah atas. Pada sisi kanan bawah terdapat dua anak laki-laki,
bergandengan dengan tangan berwarna ungu. Usaha pengembangan teknik kolas ini masih tampak analitis sekali. Hal ini merupakan usaha pengenalan bentuk dan
unsur-unsur manusia, seperti telapak tangan, mata, dan tubuh lengkap. Telapak tangan yang besar ternyata bukan gejala finanitas pembesaran bagian anggota
badan yang penting, tetapi merupakan unsur-unsur yang terpisah. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai C pada masing-masing bentuk, dan tertera tanggal
yang berbeda. Pada telapak tangan tertera tanggal 24-7-2007, pada tubuh manusia lengkap tetera tanggal 27 -7-2007. Hal ini merupakan usaha guru untuk berhemat
kertas, karena dalam satu lembar kertas gambar berukuran 20 Cm x 30 Cm dapat dimanfaatkan untuk membuat beberapa lukisan. Prinsip kesatuan belum tercapai.
3. Gejala X Ray
Temuan gejala X Ray, pada lukisan Dhito, perhatikan gamabr berikut.
Gambar 14. Lukisan Dhito, TK Bhineka I Klembon, gejala X Ray
40 Strategi pembinaan gejala X Ray tembus pandang, dapat diperhatikan
pada Tabel 3 Lihat lampiran, TK Bhineka I Klembon, dinyatakan: dibiarkan agar berkembang sendiri. Perhatikan pada Gambar 14 di depan, Dhito melukis
pesawat Jet berwarna hijau, dengan pilot berpakaian kuning berdiri tampak seluruh tubuhnya. Di sebelah kiri bawah tampak dua orang berwarna coklat muda,
sedang di atas pesawat Jet tampak pelangi berwarna kuning. Matahari kuning bersinar cerah, berada pada kiriatas pelangi. Warna coklat dipakai untuk asap di
sebelah belakang pesawat Jet. Bila ditinjau dari segi realita, pilot pesawat Jet memang tampak bagian kepala sampai dengan bahu, bagian perut sampai kaki
tidak tampak. Namun oleh Dhito, pilot dilukis utuh. Sebagaimana diungkapkan oleh Cut Kamaril 2008: 2.21, bahwa jika anak-anak melukis benda
–benda di dalam ruangan, rumah misalnya maka semua isi rumah dilukisnya. Dalam lukisan
Dhito, bukan rumah melainkan pesawat Jet. Pilot di dalamnya dilukis seluruh tubuh tampak. Tampak ada beberapa bidang biru di depan pilot dan dibelakangnya
merupakan perlengkapan elektronik peswat Jet tersebut. Secara teknis lukisan Dhito ini menggunakan teknik kering-pastel, goresan
kurang padat, warna kurang bervariasi, belum berani menggunakan berbagai macam warna, misalnya merah, ungu, pink, orange, sehingga ia akan kaya warna.
Lukisan tersebut juga tidak dipadukan dengan cat air. Andaikata dipadukan dengan teknik aquarel cat air, maka lukisan akan lebih artistik. Lukisan Dhito ini
dibuat pada saat penelitian masih berlangsung. Pada minggu berikutnya, guru telah menyusun program dengan tema yang lain, sudah semestinya Dhito melukis
dengan tema yang telah disusun oleh gurunya.
41
4. Gejala Simetris
Gambar 15. Lukisan Andri, TK Bhineka I Klembon, Gejala Simetris
Gejala simetris muncul pada lukisan Andri, dengan teknik kolas. Kebetulan yang menjadi objeknya adalah masjid, kebanyakan bentuknya simetris.
Pengembangan teknik masih perlu ditingkatkan, karena bagian kanan dan kiri masjid masih kosong. Begitu juga di atas masjid masih kosong belum ada
objeknya. Hal ini dikarenakan waktu yang tersedia hanya 20 menit. Sebenarnya jika menemui objek yang simetris demikian masih dapat dikembangkan, dengan
motivasi pembangkitan ingatan anak, ditanyakan : Agar suasana tidak panas di halaman masjid perlu diapakan anak-anak ? Barangkali akan dijawab: Ditanam
pepohonan perindang Bu Dengan motivasi demikian maka anak akan muncul daya ingatnya, dan sangat besar kemungkinan menambah objek pepohonan
sehingga bidang di kanan dan kiri masjid terisi, anak akan lebih kreatif.
42 5. Gejala Tegak Lurus Garis Dasar
Gejala “Tegak lurus garis dasar”, ditemui pada lukisan Monika TK
Bhineka I Klembon, perhatikan Gambar 16 berikut.
Gambar 16. Lukisan Monika TK Bhineka I Klembon, gejala Tegak lurus garis dasar
Perhatikan Pada lukisan Monika ini, objek yang dilukis adalah: rumah dengan dinding biru, di sebelah kiri terdapat sebuah pohon besar yang diapit oleh
empat kuntum bunga di sebelah kiri pohon, dan disebelah kanan pohon terdapat sekuntum bunga. Di sebelah kanan rumah terdapat sebuah kolam dengan tiga ekor
ikan, diapit oleh sekuntum bunga di sebelah kiri kolam dan tiga kuntum bunga disebelah kanannya. Objek ini semua berdiri tegak lurus pada tanahl. Di atas
rumah terdapat tiga ekor burung dan seekor kupu-kupu. Matahari tampak seper-
43 empat bagian di sudut kiri atas. Hal ini sebenarnya juga merupakan gejala “Terikat
Sudut”. Strategi pembinaannya adalah dapat dibiarkan saja, agar berkembang sendiri, atau dapat juga diberikan motivasi dengan ceritera dari anak , menggali
potensinya, apa yang menjadi pengalamannya dapat diungkapkan guna memperkaya objek. Objek tersebut dapat dilukis di bagian bawah atau atas dari
deretan objek tadi sehingga menjadi lukisan yang menampilkan objek bervariasi. Pada lukisan Monika tadi deretan objek kebanyakan di tengah, namun ada juga
anak yang melukis dengan deretan objek terikat dan tegak lurus garis dasar di bagian bawah kertas. Dengan demikian bidang atas atau langit tampak lebih luas.
Keterikatan anak pada garis dasar ini wajar, karena garis dasar merupakan tanah tempat pepohonan tumbuh, tempat mendirikan rumah , tempat fondasi bendera
dan lain sebagainya. Perhatikan Gambar 17, lukisan Endi berikut.
Gambar 17. Lukisan Endi, TK ABA Bogoran, gejala Tegak lurus garis dasar