membuat penghilangan air dalam daging menjadi sulit dan daging mengembang Kaba 2006.
4.1.2 Karakteristik sensori gel ikan
Analisis sensori merupakan analisis yang dilakukan menggunakan kepekaan indera manusia panelis. Analisis sensori yang dilakukan adalah uji kesukaan
hedonik, panelis diminta untuk memberikan tanggapan tentang tingkat kesukaan atau ketidaksukaan. Tingkatan-tingkatannya disebut skala hedonik, dalam
analisisnya ditransformasikan menjadi skala numerik dengan angka yang semakin naik menurut tingkat kesukaannya Rahayu 1998.
a Penampakan
Penampakan merupakan salah satu parameter yang menentukan tingkat penerimaan dari panelis yang dinilai dengan penglihatan antara lain bentuk,
ukuran, warna dan sifat-sifat permukaan halus, kasar, suram, mengkilap, homogen, heterogen dan datar bergelombang. Nilai rata-rata penampakan gel
ikan lele dumbo Clarias gariepinus dilihat pada Gambar 9.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti dengan huruf superscsript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata p0,05
Kode: B1L : Frekuensi pencucian 1 kali A2Y : Frekuensi pencucian 2 kali
T3M : Frekuensi pencucian 3 kali
Gambar 9 Histogram rata-rata penampakan gel ikan lele dumbo
Clarias gariepinus Nilai rata-rata penampakan gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus adalah
6,53-6,77. Penilaian terhadap penampakan gel ikan lele dumbo dengan perlakuan perbedaan frekuensi pencucian yaitu agak suka. Hasil analisis Kruskal-Wallis
dapat dilihat pada Lampiran 14. Perlakuan frekuensi pencucian daging lumat tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap penampakan gel ikan lele
dumbo Clarias gariepinus. Hal ini menunjukkan bahwa panelis memiliki tingkat kesukaan yang sama untuk semua penampakan gel ikan lele dumbo. Penampakan
secara keseluruhan, dari ketiga hasil gel ikan dengan perbedaan frekuensi pencucian yang dihasilkan tidak terlalu berbeda dari bentuk dan tampilan.
Semakin banyak frekuensi pencucian menyebabkan penampakan akan semakin baik, karena hilangnya pigmen, lemak, darah, serta protein sarkoplasma
yang menyebabkan gel ikan pada pencucian sebanyak 3 kali terlihat lebih rapi, putih dan kompak jika dibandingkan dengan gel ikan lele dumbo pada pencucian
1 kali. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kemampuan daging untuk membentuk gel dengan meningkatkan konsentrasi aktomiosin serta berkurangnya
protein sarkoplasma Astawan et al. 1996.
b
Warna
Warna memegang peranan penting dalam penerimaan makanan bersama-sama dengan bau, rasa, tekstur dan penampakan. Nilai rata-rata warna
gel ikan lele dumbo dengan perlakuan frekuensi pencucian daging lumat dapat dilihat pada Gambar 10.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti dengan huruf superscsript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata p0,05
Kode: B1L : Frekuensi pencucian 1 kali A2Y : Frekuensi pencucian 2 kali
T3M : Frekuensi pencucian 3 kali
Gambar 10 Histogram rata-rata warna gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus
Nilai rata-rata warna gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus adalah 6,40-6,90. Penilaian terhadap penampakan gel ikan lele dumbo dengan perlakuan
perbedaan frekuensi pencucian yaitu agak suka. Hasil analisis Kruskal-Wallis dapat dilihat pada Lampiran 15. Perbedaan frekuensi pencucian daging lumat
tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai rata-rata warna gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus. Hal ini menunjukkan bahwa panelis
memiliki tingkat kesukaan yang sama untuk semua warna gel ikan lele dumbo yang dihasilkan dan memperlihatkan bahwa panelis masih menyukainya pada
semua perlakuan berdasarkan hasil uji sensori. Semakin banyak frekuensi pencucian yang dilakukan, terlihat bahwa nilai rata-rata warna gel ikan lele
dumbo Clarias gariepinus semakin meningkat. Hal ini didukung oleh literatur yang didapat, bahwa tujuan dari pencucian surimi adalah untuk meningkatkan
kemampuan pengikat gel dan meningkatkan kualitas warna dan aroma Muhibuddin 2010. Artinya semakin banyak frekuensi pencucian akan
menghasilkan warna yang lebih baik terhadap surimi ikan lele dumbo.
c Aroma
Aroma merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas bahan makanan. Aroma makanan lebih banyak dipengaruhi oleh panca indera
penciuman.
Nilai rata-rata aroma gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus dengan perlakuan frekuensi pencucian daging lumat dapat dilihat pada Gambar 11.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti dengan huruf superscsript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata p0,05
Kode: B1L : Frekuensi pencucian 1 kali A2Y : Frekuensi pencucian 2 kali
T3M : Frekuensi pencucian 3 kali
Gambar 11 Histogram rata-rata aroma gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus
Nilai rata-rata aroma gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus yang dihasilkan yaitu 6,10-6,13. Penilaian terhadap aroma gel ikan lele dumbo dengan
perlakuan perbedaan frekuensi pencucian yaitu agak suka. Hasil analisis Kruskal-Wallis dapat dilihat pada Lampiran 16, menunjukkan bahwa perlakuan
frekuensi pencucian daging lumat tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai rata-rata aroma gel ikan lele dumbo. Artinya panelis memiliki
tingkat kesukaan yang sama untuk semua aroma gel ikan lele dumbo. Hal ini disebabkan pada proses pembuatan gel ikan ini tidak ada penambahan bumbu lain
kecuali garam ke tiap-tiap perlakuan. Garam yang ditambahkan hampir tidak berbau, sehingga ketika diaplikasikan ke dalam produk tidak menimbulkan aroma
yang spesifik.
d Rasa
Rasa merupakan faktor yang sangat menentukan suatu produk dapat diterima atau tidak oleh konsumen. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi dengan komponen rasa lain Winarno 2008. Hasil nilai rata-rata rasa gel ikan lele dumbo
Clarias gariepinus, dengan perlakuan berbagai frekuensi pencucian dapat dilihat pada Gambar 12.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti dengan huruf superscsript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata p0,05
Kode: B1L : Frekuensi pencucian 1 kali A2Y : Frekuensi pencucian 2 kali
T3M : Frekuensi pencucian 3 kali
Gambar 12 Histogram rata-rata rasa gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus
Nilai rata-rata rasa gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus adalah 6,00-6,13. Penilaian terhadap rasa gel ikan lele dumbo dengan perlakuan
perbedaan frekuensi pencucian yaitu agak suka. Hasil analisis Kruskal-Wallis dapat dilihat pada Lampiran 17. Perlakuan frekuensi pencucian daging lumat tidak
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai rata-rata rasa gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus. Nilai rata-rata rasa gel ikan lele dumbo yang
dihasilkan untuk setiap perlakuan relatif sama. Rasa yang dihasilkan dari gel ikan ini diduga lebih dipengaruhi oleh bumbu yang ditambahkan kedalam adonan.
Namun karena penggunaan garam dengan konsentrasi yang sama untuk setiap perlakuan, maka panelis cenderung memberikan penilaian yang sama. Garam
yang ditambahkan sebesar 2,5 bb pada saat pencampuran berfungsi bukan sebagai bumbu, melainkan untuk meningkatkan kekuatan ionik daging dan
mengekstrak aktomiosin sehingga terbentuk sol Astawan et al. 1996.
e Tekstur
Tekstur berhubungan dengan tingkat kekerasan atau keempukan suatu produk. Menurut Rompis 1998, tekstur juga dapat diartikan sebagai halus
tidaknya suatu irisan pada saat produk disentuh dengan jari panelis. Penilaian terhadap tekstur berasal dari sentuhan oleh permukaan kulit, biasanya
menggunakan ujung jari tangan sehingga dapat dirasakan tekstur suatu bahan. Nilai rata-rata tekstur gel ikan
lele dumbo Clarias gariepinus
dengan perlakuan frekuensi pencucian daging lumat dapat dilihat pada Gambar 13.
Keterangan : Angka-angka pada histogram yang diikuti dengan huruf superscsript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata p0,05
Kode: B1L : Frekuensi pencucian 1 kali A2Y : Frekuensi pencucian 2 kali
T3M : Frekuensi pencucian 3 kali
Gambar 13 Histogram rata-rata tekstur gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus
Nilai rata-rata tekstur gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus adalah 6,23-6,83. Penilaian terhadap tekstur gel ikan lele dumbo dengan perlakuan
perbedaan frekuensi pencucian yaitu agak suka. Hasil analisis Kruskal-Wallis dapat dilihat pada Lampiran 18. Perlakuan frekuensi pencucian daging lumat tidak
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai rata-rata tekstur gel ikan lele dumbo Clarias gariepinus. Nilai rata-rata tekstur tertinggi pada frekuensi
pencucian 3 kali. Hal ini diduga karena proses pencucian dapat memperbaiki tekstur gel ikan yang dihasilkan menjadi lebih kompak dengan menghilangkan
senyawa-senyawa pengotor. Proses pencucian dilakukan untuk menghilangkan bau amis, pigmen, lemak dan terutama untuk menghilangkan protein sarkoplasma
yang dapat menghambat pembentukan gel Toyoda et al. 1992.
4.2 Penelitian Utama