21 eksternal  adalah  pengumpulan  informasi  tambahan  berbagai  produk  dari
lingkungan atau pasar. Pencarian informasi yang dilakukan konsumen dipengaruhi oleh empat
faktor  yaitu  situasi  pencarian,  ciri-ciri  produk,  lingkungan  eceran,  dan karakteristik  konsumen.  Sumber  pengaruh  situasi  adalah  tekanan  waktu,
situasi yang mendesak mengakibatkan konsumen hanya mempunyai waktu yang sangat sedikit untuk melakukan pencarian informasi. Ciri-ciri produk
dapat  mempengaruhi  pencarian  konsumen  diantaranya  adalah  tngkat diferensiasi  produk,  harga  produk  dan  stabilitas  kategori  produk.
Lingkungan  eceran  juga  mempengaruhi  pencarian  konsumen.  Jarak diantara  pesaing  eceran  dapat  menentukan  banyaknya  toko  yang  menjadi
tempat  belanja  konsumen  selama  pengambilan  keputusan  pembelian. Karakterisitik  konsumen  meliputi  pengetahuan  keterlibatan,  kepercayaan
dan  sikap  serta  karakteristik  demografi  secara  kuat  menentukan  perilaku konsumen Engel, et.al, 1994.
c. Evaluasi Alternatif
Engel,  et.al,  1994  mendefinisikan  evaluasi  alternatif  adalah  suatu proses  pemilihan  alternatif  yang  dievaluasi  untuk  memenuhi  kebutuhan
konsumen.  Pada  tahap  evaluasi  alternatif  konsumen  mengevaluasi alternatif-alternatif untuk pengambilan keputusan.
d. Keputusan Pembelian
Tindakan  pembelian  adalah  tahap  terakhir  di  dalam  model  perilaku konsumen.  Pada  tahap  pembelian  konsumen  harus  mengambil  keputusan
yang  terbaik.  Menurut  Engel,  et.al,  1994  pembelian  merupakan  fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan pengaruh lingkungan.
Pengaruh lingkungan dan perbedaan individu juga memegang peranan dalam  membentuk  keputusan  pembelian.  Kotler  2002  mengemukakan
terdapat  dua  faktor  yang  mempengaruhi  niat  pembelian  dan  keputusan pembelian. Faktor pertama yaitu pendirian orang lain, sejauh apakah sikap
orang  lain  mengurangi  alternatif  yang  disukai  seseorang.  Faktor  yang kedua  yaitu faktor situasi  yang tidak terantisipasi  yang dapat muncul dan
mengubah niat pembelian.
22
e. Evaluasi Pasca Pembelian
Setelah  proses  pembelian  akan  terjadi  evaluasi  yang  dilakukan  oleh konsumen. Hasil dari evaluasi pasca pembelian dapat berupa kepuasan dan
ketidakpuasan.  Jika  kepuasan  yang  diperoleh  maka  sikap  dan  keyakinan akan  berhubungan  positif  terhadap  pembelian  selanjutnya.  Namun  jika
diperoleh  ketidakpuasan,  maka  sikap  dan  keyakinan  akan  berhubungan negatif dengan pembelian selanjutnya.
3.4 Faktor-Faktor Pembentuk Keputusan Konsumen
Pada  perilaku  komsumen,  keputusan  pembelian  dipengaruhi  oleh beberapa  faktor  karena  keputusan  pembelian  tidak  terbentuk  begitu  saja.  Hal
tersebut didasarkan pada adanya variasi dalam proses keputusan yang diambil oleh  konsumen.  Menurut  Engel
et.al ,
1994  faktor-faktor  yang  menjadi determinan dalam proses keputusan pembelian adalah:
1. Pengaruh Lingkungan
Engel et.al
, 1994  mengungkapkan  bahwa  lingkungan    konsumen  yang
kompleks  memberikan  pengaruh  yang  cukup  signifikan  terhadap  perilaku konsumen.  Pengaruh  lingkungan  yang  terdiri  dari  beberapa  faktor  yang
berpengaruh  terhadap  proses  keputusan  pembelian  konsumen.  Faktor-faktor lingkungan tersebut terdiri dari:
a. Budaya
Menurut  Kotler  2002,  faktor  budaya  merupakan  faktor  yang  memiliki pengaruh yang paling luas dan paling dalam. Budaya mampu memberikan
pengaruh sebagai penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Engel et.al
, 1994 menyatakan bahwa budaya memberikan tiga pengaruh utama
dalam  proses  keputusan  pembelian  yaitu  struktur  konsumsi,  pengambilan keputusan individu dan variabel utama dalam penciptaan dan komunikasi
produk.  Budaya  dalam  perilaku  konsumen  mengacu  pada  nilai,  gagasan, artefak,  dan  simbol-simbol  lain  yang  bermakna  pada  individu  untuk
membantu  berkomunikasi,  melakukan  penafsiran,  dan  evaluasi  sebagai anggota masyarakat Engel
et.al ,
1994.
23 b.
Kelas Sosial Masyarakat  memiliki  stratifikasi  yang  dikenal  sebagai  kelas  sosial.
Menurut Engel et.al
, 1994 kelas sosial didasarkan pada nilai, minat dan
perilaku  yang  sama.  Kelas  sosial  tidak  hanya  mencerminkan  penghasilan tapi  indikator  lainnya  seperti  indikator  demografi  yaitu  pekerjaan,
pendidikan  dan  wilayah  tempat  tinggal.  Kelas  sosial  akan  mencerminkan perilaku  yang  berbeda  terhadap  pembelian  produk.  Hal  tersebut
merupakan suatu hal yang menarik bagi pemasar karena kelas sosial dapat memilih  dan  membeli  produk  yang  sesuai  dengan  gaya  hidup.  Pemasar
perlu cermat dalam memasarkan produk untuk segmen konsumen dengan variabel  kelas  sosial.  Hal  tersebut  didasarkan  kelas  sosial  menunjukkan
preferensi  atas  produk  dan  merek  yang  berbeda-beda  di  sejumlah  bidang seperti  pakaian,  perabot  rumah  tangga,  kegiatan  waktu  luang  dan  mobil
Kotler, 2002 c.
Pengaruh Pribadi Kepercayaan,  sikap  dan  prilaku  konsumen  dipengaruhi  ketika  orang  lain
digunakan  sebagai  kelompok  acuan  terutama  dalam  pencarian  informasi. Pengaruh  dari  kelompok  acuan  terjadi  dengan  tiga  cara  yaitu  utilitarian,
nilai  ekspresif  dan  informasional  Engel et.al
, 1994.  Selain  kelompok
acuan,  komunikasi  lisan  dari  pemimpin  opini  menjadi  dampak  pribadi yang menonjol Engel
et.al ,
1994. Variabel yang penting dalam pengaruh pribadi  adalah  keterlibatan.  Peningkatan  keterlibatan  terjadi  jika  pilihan
yang  dibuat  dapat  mempengaruhi  kelas  sosial  konsumen.  Selain  itu keterlibatan  yang  tinggi  juga  akan  memunculkan  informasi  dari  orang
yang dipercaya. Pengaruh pribadi menjadi sebab dan hasil dari keterlibatan yang tinggi.
d. Keluarga
Keluarga  menjadi  unit  keputusan  utama  dengan  pola  peranan  dan  fungsi yang kompleks dan bervariasi. Pada perilaku konsumen, keluarga menjadi
faktor penting karena adanya konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga  dalam  membeli  produk  dan  adanya  pengaruh  dari  anggota
keluarga yang lain ketika ada pembelian individu Engel et.al
, 1994
24 e.
Situasi Perilaku  konsumen  terjadi  dalam  suatu  situasi.  Pengaruh  situasi  tidak
hanya  melibatkan  orang  tapi  juga  melibatkan  obyek.    Pengaruh  situasi dapat  dipandang  sebagai  pengaruh  yang  timbul  dari  faktor  khusus  pada
waktu  dan  tempat  spesifik  yang  lepas  dari  karakteristik  konsumen  dan karakteristik obyek Engel
et.al ,
1994.
2. Perbedaan Individu
Faktor  internal  yang  mempengaruhi  konsumen  dalam  perilaku konsumen adalah adanya perbedaan individu. Engel  et al 1994 menyatakan
lima  komponen  yang  mendasari  individu  berbeda  dalam  proses  pengambilan keputusan.  Komponen tersebut antara lain:
a. Sumberdaya konsumen
Sumberdaya  yang  digunakan  konsumen  dalam  proses  pembelian  adalah sumberdaya  ekonomi,  temporal  dan  kognitif.  Sumberdaya  konsumen
memiliki  pengaruh  penting  terutama  sumberdaya  ekonomi  yang  dapat menggambarkan daya beli konsumen terhadap produk. Persepsi konsumen
terhadap sumberdaya yang tersedia dapat berpengaruh terhadap kesediaan untuk  menggunakan  waktu  dan  uang  untuk  pembelian  produk  Engel  et
al,1994 b.
Motivasi dan Keterlibatn Motivasi dan keterlibatan saling berkaitan, Engel et al 1994  menyatakan
bahwa keterlibatan merupakan faktor pengaruh yang potensial dan mampu mempengaruhi  motivasi  dalam  proses  keputusan  pembelian.  Kebutuhan
menjadi  variabel  utama  dalam  motivasi.  Kebutuhan  didefinisikan  sebagai perbedaan  yang  didasari  antara  keadaan  ideal  dan  keadaan  sebenarnya
yang  memadai  untuk  mengaktifkan  perilaku.  Jika  kebutuhan  diaktifkan maka  akan  menimbulkan  dorongan  yang  disalurkan  untuk  tindakan
pembelian.  Keterlibatan  mengacu  pada  tingkat  relevansi  dalam  tindakan pembelian dan konsumsi. Jika keterlibatan tinggi maka ada motivasi untuk
memperoleh dan mengolah informasi.
25 c.
Pengetahuan Pengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan.
Pengetahuan  merupakan  faktor  penentu  utama  dalam  perilaku  konsumen. Hal  tersebut  dapat  dilihat  dari  produk  yang  dibeli  konsumen,  tempat
pembelian  dan  waktu  pembelian  bergantung  pada  pengetahuan  yang relevan  tentang  keputusan  pembelian  Engel  et  al,  1994.  Pengetahuan
konsumen  terbagi  dalam  tiga  jenis  yaitu  pengetahuan  produk  mencakup kesadaran  merek  dalam  kategori  produk,  terminologi  produk,  atribut
produk dan kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan merek spesifik,  pengetahuan  pembelian  mencakup  berbagai  informasi  yang
dimiliki  konsumen  tentang  pemerolehan  produk  dan  pengetahuan pemakaian  yang  mencakup  informasi  dalam  ingatan  tentang  penggunaan
suatu produk dan hal yang diperoleh dalam penggunaan produk. d.
Sikap Sikap  didefinisikan  oleh  Engel  et  al  1994  sebagai  suatu  evaluasi
menyeluruh  yang  memungkinkan  orang  merespon  dengan  cara menguntungkan  secara  konsisten  berkenaan  dengan  obyek  atau  alternatif
yang diberikan. Sikap konsumen tergantung dari pengalaman dengan suatu produk  jika  pengalaman  baru  dirasakan  oleh  konsumen  terutama  untuk
membantu  pengambilan  keputusan  yaitu  mengindentifikasi  pangsa  pasar meramalkan  perilaku  masa  datang  dan  mengevaluasi  pemasaran  yang
potensial. e.
Kepribadian, gaya hidup dan demografi Kepribadian,  gaya  hidup  dan  demografi  merupakan  faktor-faktor  yang
saling  berkaitan  untuk  menunjukkan  adanya  perbedaan  individu  dalam konsumsi  produk  dan  preferensi  merek.  Kepribadian  dan  gaya  hidup
merupakan  faktor  yang  lebih  mudah  dilihat  dibandingkan  motivasi  dan pengetahuan.  Kepribadian  adalah  ciri  bawaan  psikologis  manusia  yang
dapat berbeda dengan hasil tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama  terhadap  lingkungannya  Kotler,  2002.  Kepribadian  biasanya
digambarkan  dengan  ciri  bawaan  seperti  kepercayaan  diri,  dominasi, otonomi,  kehormatan,  kemampuan  bersosialisasi,  pertahanan  diri  dan
26 kemampuan  beradaptasi.  Gaya  hidup  didefinisikan  sebagai  pola  dimana
orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang Engel et all,1994. Gaya hidup  merupakan  cerminan  dari  nilai  konsumen.  Gaya  hidup  merupakan
konsep kontemporer dan komprehensif dan dapat berubah lebih cepat.
3. Proses Psikologis
Proses  psikologis  terdiri  dari  tiga  proses  sentral  yang  membentuk motivasi  dan  perilaku  konsumen  yaitu  pemerosesan  informasi,  pembelajaran
dan perubahan sikap dan perilaku Engel et al 1994 a.
Pemrosesan Informasi Komunikasi  menjadi  faktor  penting  dalam  pemasran  karena  berkaitan
dengan proses pengolahan informasi. Pemrosesan informasi mengacu pada proses  suatu  stimulus  diterima,  ditafsirkan,  disimpan  dalam  ingatan  dan
akan diambil kembali Engel et al 1994. Pemrosesan informasi terdiri dari beberapa  tahapan  yaitu,  pemaparan,  perhatian,  pemahaman,  penerimaan
dan retensi Engel et al 1994. b.
Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu  proses dimana pengalaman menyebabkan
perubahan  dalam  pengetahuan,  sikap  dan  perilaku.  Perspektif  yang digunakan  dalam  perilaku  konsumen  terdiri  dari  perspektif  pembelajaran
kognitif dan pembelajaran behaviourisme. c.
Perubahan Sikap dan Perilaku Perubahan sikap dan perilaku konsumen menjadi sasaran utama pemasaran.
Sikap  dan  perilaku  dapat  dipengaruhi  oleh  komunikasi  persuasif.  Selain komunikasi  persuasive,  sikap  dan  perilaku  konsumen  dapat  dipengaruhi
oleh modifikasi perilaku seperti dorongan dan komitmen.
3.5 Atribut Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan keinginan atau kebutuhan, produk yang dipasarkan meliputi
barang  dan  jasa  Kotler,  2002.  Secara  umum  seluruh  bagian,  sifat-sifat  yang terdapat  pada  suatu  produk  dan  wujud  produk  tersebut  dinamakan  karakteristik
produk. Menurut Engel, et.al 1994, karakteristik produk yang berfungsi sebagai atribut  evaluatif  selama  pengambilan  keputusan  disebut  sebagai  atribut  produk.
27 Penilaian  terhadap  atribut  produk  dapat  menggambarkan  sikap  konsumen
terhadap  produk  tersebut  dan  sekaligus  dapat  mencerminkan  perilaku  konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi suatu produk.
Pengetahuan konsumen tentang atribut yang dimiliki suatu produk berbeda untuk  setiap  individunya,  hal  ini  disebabkan  karena  saluran  informasi  tingkat
ketertarikan dan tingkat pendidikan konsumen berbeda. Atribut produk terdiri dari dua tipe, yaitu : atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-
ciri  fisik  suatu  produk,  sedangkan  atribut  abstrak  menggambarkan  karakteristik subjektif  dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen Sumarwan, 2003.
1. Model Multiatribut Fishbein
Model  Sikap  Multiatribut  Fishbein  dapat  digunakan  untuk  mengetahui hubungan  antara  pengetahuan  produk  yang  dimiliki  konsumen  dengan  sikap
terhadap  produk  berkenaan  dengan  ciri  atau  atribut  produk.  Salah  satu  model sikap multiatribut yang biasanya dipakai adalah model atribut Fishbein Engel  et
al .,  1994.  Model  multiatribut  Fishbein  mengidentifikasi  bagaimana  konsumen
mengkombinasikan  keyakinan  mereka  mengenai  atribut-atribut  produk  sehingga akan  membentuk  sikap  mereka  terhadap  berbagai  merek  alternatif.  Apabila
konsumen  memiliki  sikap  yang  mendukung  terhadap  suatu  merek,  maka  produk tersebut akan dipilih dan dibelinya. Model Fishbein memungkinkan para pemasar
mendiagnosis  kekuatan  dan  kelemahan  suatu  merek  produk  secara  relatif dibandingkan  dengan  merek  pesaing  dengan  menentukan  bagaimana  konsumen
mengevaluasi  alternatif  merek  produk  pada  atribut-atribut  penting.  Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu
produk  ketika  mengevaluasi  atribut  yang  dimiliki  oleh  masing-masing  merek tersebut Sumarwan, 2003. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mengevaluasi dan
memberi  nilai  kepercayaan,  seorang  konsumen  haruslah  mengenal  produk  dan pernah merasakan manfaat dari produk tersebut.
3.6 Kepuasan Pelanggan
Di  dalam  suatu  proses  keputusan,  konsumen  tidak  akan  berhenti  hanya sampai  proses  konsumsi.  Konsumen  akan  melakukan  proses  evaluasi  terhadap
28 konsumsi  yang  telah  dilakukannya.  Proses  ini  disebut  sebagai  evaluasi  alternatif
pasca pembelian atau pasca konsumsi. Hasil dari proses evaluasi pasca konsumsi adalah konsumen puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk atau merek yang
telah  dilakukannya.  Setelah  mengkonsumsi  suatu  produk  atau  jasa,  konsumen akan  memiliki  perasaan  puas  atau  tidak  puas  terhadap  produk  atau  jasa  yang
dikonsumsinya. Kepuasan
akan mendorong
konsumen membeli
dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya perasaan  yang tidak puas akan
menyebabkan  konsumen  kecewa  dan  menghentikan  pembelian  kembali  dan konsumsi  produk  tersebut.  Sumarwan  2003  menjelaskan  bahwa  kepuasan  dan
ketidakpuasan  konsumen  merupakan  dampak  dari  perbandingan  antara  harapan konsumen  sebelum  pembelian  dengan  yang  sesungguhnya  diperoleh  konsumen
dari produk yang dibeli tersebut. Ketika konsumen membeli produk, maka mereka akan  memiliki  harapan  tentang  bagaimana  produk  tersebut  berfungsi  product
performance .  Pembentukan  kepuasan  konsumen  dapat  dijelaskan  melalui  teori
kepuasan  the  expectancy  disconfirmation  model  yang  dapat  dilihat  secara  jelas pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Konsep Kepuasan Pelanggan
Sumber : Rangkuti, 2006
Kepuasan  adalah  langkah  perbandingan  antara  pengalaman  dengan  hasil evaluasi,  dapat  menghasilkan  sesuatu  yang  nyaman  secara  rohani,  bukan  hanya
nyaman  karena  dibayangkan  atau  diharapkan.  Puas  atau  tidak  puas  bukan merupakan  emosi  melainkan  sesuatu  hasil  evaluasi  dari  emosi.  Penelitian
mengenai  kepuasan  konsumen  menjadi  topik  sentral  dalam  dunia  riset  pasar  dan berkembang pesat Kotler, 2003.
Menurut Rangkuti 2006, metode pengukuran yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode survei. Pengukuran dilakukan dengan cara berikut :
Tujuan perusahaan Kebutuhan dan
keinginan pelanggan Produk
Nilai produk bagi pelanggan
Tingkat kepuasan pelanggan
Harapan pelanggan terhadap produk
29 1.
Pengukuran  dapat  dilakukan  secara  langsung  melalui  pertanyaan  kepada pelanggan  dengan  ungkapan  sangat  tidak  puas,  kurang  puas,  cukup  puas,
puas dan sangat puas. 2.
Responden  diberi  pertanyaan  mengenai  seberapa  besar  mereka mengharapkan  suatu  atribut  tertentu  dan  seberapa  besar  yang  mereka
rasakan. 3.
Responden  diminta  menuliskan  masalah-masalah  yang  mereka  hadapi yang  berkaitan  dengan  penawaran  dari  perusahaan  dan  diminta  untuk
menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan. 4.
Responden  diminta  merangking  elemen  atau  atribut  penawaran berdasarkan  derajat  kepentingan  setiap  elemen  dan  seberapa  baik  kinerja
perusahaan pada masing-masing elemen. Menurut  Rangkuti  2006,  kepuasan  pelanggan  dapat  diukur  dengan
beberapa  cara,  salah  satunya  melalui  pendekatan  secara  terstruktur  structured approach
.  Pendekatan  ini  paling  sering  digunakan  untuk  mengukur  kepuasan pelanggan.  Salah  satu  teknik  yang  paling  popular  adalah  Semantic  Differential
dengan menggunakan prosedur scalling. Caranya adalah responden diminta untuk memberikan  penilaiannya  terhadap  suatu  produk  atau  fasilitasnya  misalnya
supermarket, rumah
sakit. Penilaian
juga dapat
dilakukan dengan
membandingkan suatu produk atau fasilitas dengan produk atau fasilitas lainnya, dengan syarat variabel yang diukur sama. Pendekatan secara terstruktur dilakukan
dengan  dua  metode  yaitu  Importance-Performance  Analysis  dan  Customer Satisfaction Index
CSI.
1. Importance-Performance Analysis.
Metode  Importance-Performance  Analysis  merupakan  suatu  teknik penerapan  yang  praktis  untuk  mengukur  atribut  dari  tingkat  pelaksanaannya  dan
tingkat  kepentingan  atribut  itu  sendiri.  Importance-Performance  Analysis  IPA merupakan dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan tentang tindakan
apa  yang  harus  dilakukan  untuk  memperbaiki  kinerja  perusahaan  demi meningkatkan  kepuasan  pelanggan.  Pemakaian  konsep  tingkat  kepentingan  akan
dapat  diperoleh  persepsi  yang  lebih  jelas  mengenai  pentingnya  atribut  tersebut
30 dimata  pelanggan.  Skala  Likert  1,  2,  3,  4,  5  digunakan  sebagai  indikator  skala
ukuran  kuantitatif  untuk  tingkat  kepentingan  menurut  persepsi  pelanggan  dan tingkat pelaksanaan atau kinerja secara nyata dari merek teh celup Sarimurni dan
Sosro.  Selanjutnya  angka-angka  penilaian  masing-masing  atribut  akan diperhitungkan  sebagai  tingkat  pelaksanaan  dan  tingkat  kepentingan.  Pada
Diagram  Kartesius  sumbu  x  adalah  skor  tingkat  pelaksanaan  rata-rata  per responden dan sumbu  y  adalah skor tingkat kepentingan rata-rata per  responden.
Diagram  Kartesius  akan  terdiri  dari  empat  buah  kuadran  yang  terjadi  karena pembatasan sumbu x dan sumbu  y. hasil perhitungan  rata-rata dari skor rata-rata
bobot tingkat pelaksanaan atau kinerja merek nilai x dan rata-rata dari skor rata- rata bobot tingkat kepentingan nilai y, selanjutnya akan dipetakan pada Diagram
Kartesius  tersebut.  Selanjutnya  berdasarkan  diagram  tersebut  dapat  ditentukan alternatif strategi sesuai posisi atribut pada setiap kuadran.
2. Customer Satisfaction Index CSI
Customer  Satisfaction  Index CSI  merupakan  suatu  ukuran  keterkaitan
konsumen kepada suatu merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang kemungkinan seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika pada
merek  tersebut  didapati  adanya  perubahan,  baik  mengenai  harga  maupun  atribut lainnya.  Metode  ini  digunakan  untuk  mengukur  indeks  kepuasan  konsumen
Indeks  Satisfaction  dari  tingkat  kepentingan  importance  dan  tingkat  kinerja performance  yang  berguna  untuk  pengembangan  program  pemasaran  yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan.
3.7 Strategi Pemasaran
Perusahaan  dapat  mempengaruhi  perilaku  konsumen  dengan  mengubah bauran pemasaran yang didasarkan pada pengamatan terhadap perilaku konsumen.
Empat faktor bauran pemasaran meliputi :
1. Produk Product
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk dapat  memenuhi  keinginan  dan  kebutuhan  Kotler,  2002.  Penilaian  konsumen
terhadap  suatu  produk  sangat  dipengaruhi  oleh  variabel-variabel  atribut,  merek,
31 kemasan  dan  label  yang  menyertai  produk  tersebut.  Atribut  produk  yang  terdiri
dari  mutu,  ciri-ciri  dan  model  merupakan  suatu  alat  untuk  membedakan  produk yang  satu  dengan  produk  pesaing  lainnya.  Selain  itu,  ciri-ciri  dan  model  sudah
menarik  perhatian  konsumen  dan  tentunya  produk  tersebut  dapat  menjadi  salah satu  alternatif  ketika  konsumen  masih  dalam  tahap  pencarian  informasi.  Tugas
pemasar  adalah  untuk  menyampaikan  hal-hal  mengenai  atribut-atribut  produk tersebut secara tepat kepada konsumen yang tepat pula.
2. Harga Price
Harga  didefinisikan  sebagai  jumlah  uang  yang  ditagihkan  untuk  suatu produk atau jasa Kotler, 2002. Harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap
produk  yang  dibeli  merupakan  apresiasi  konsumen  terhadap  kepuasan  yang diperoleh  dari  pembelian  produk  tersebut.  Bagi  perusahaan  sangatlah  penting
untuk  mempelajari  harga  jual  dan  mutu  dari  setiap  pesaingnya,  bagaimana anggapan  konsumen  terhadap  kualitas  dan  harga  produknya,  serta  harus
mengetahui sejauh mana reaksi permintaan terhadap perubahan harga.
3. Tempat Place
Tempat berkaitan dengan saluran pemasaran distribusi. Saluran pemasaran adalah  organisasi  yang  saling  bergantung  yang  terlibat  dalam  proses  untuk
menjadikan  suatu  produk  atau  dikonsumsi  Kotler,  2002.  Sedangkan  distribusi diartikan  sebagai  kegiatan  yang  harus  dilakukan  oleh  pengusaha  untuk
menyalurkan,  menyebarkan,  mengirim  serta  menyampaikan  barang  yang dipasarkan kepada konsumen.
4. Promosi Promotion
Promosi  sangat  berperan  dalam  mengkomunikasikan  produk  kepada konsumen sasaran. Kotler 2002 menyebutkan empat alat utama bauran promosi
yaitu iklan, promosi penjualan, publikasi dan penjualan pribadi. Iklan mempunyai tujuan  untuk  menginformasikan,  menciptakan  image  jangka  panjang  dan
menstimulasikan  penjualan  jangka  pendek.  Keefektifan  suatu  iklan  harus  diukur dari  tercapai  tidaknya  tujuan-tujuan  tersebut.  Promosi  penjualan  merupakan
32 insentif  jangka  pendek  untuk  merangsang  pembelian.  Terlepas  dari  alat  promosi
manapun  yang  akan  digunakan  pemasar,  promosi  yang  baik  dan  efisien  adalah promosi  yang  akan  membuat  konsumen  mengenal  produk  dan  dapat
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut.
3.8 Kerangka Pemikiran Operasional
Semakin  meningkatnya  konsumsi  masyarakat  terhadap  minuman  teh, menuntut  industri  teh  untuk  memproduksi  minuman  tersebut  agar  dapat
memenuhi  kebutuhan  pasar.  Hal  tersebut  menjadi  peluang  bagi  produsen  untuk dapat  memasarkan  produk  teh,  khususnya  para  produsen  teh  celup  agar  menjadi
lebih  baik  lagi.  Selain  didukung  oleh  peningkatan  pertumbuhan  pasar  setiap tahunnya,  tentunya  akan  menimbulkan  persaingan  yang  kompetitif.  Adanya
perubahan  pola  konsumsi  pada  konsumen  teh  di  Indonesia  khususnya  untuk kalangan  remaja  dan  dewasa  yang  mengkonsumsi  teh  lebih  karena  menyadari
manfaat kesehatan  yang diperoleh dari teh tersebut, serta dengan penyajian  yang cepat, praktis, bersih dan rasa yang khas sangat memungkinkan hal tersebut untuk
dijadikan target pasar. Konsumen  teh  khususnya  kalangan  dewasa  dan  orang  tua  cenderung
memiliki  sifat  yang  kritis  terhadap  apa  yang  mereka  konsumsi.  Hal  tersebut dikarenakan  konsumen  kalangan  dewasa  dan  orang  tua  telah  memiliki  cukup
pengalaman,  sebagai  upaya  mereka  dalam  setiap  pengambilan  keputusan. Kesadaran  mereka  dalam  mengkonsumsi  minuman  yang  sehat  seperti  teh  celup
sangat menentukan dalam pemilihan produk yang mereka konsumsi. Meski  Sariwangi  merupakan  leader  dalam  minuman  teh  celup,  namun
untuk  produk  baru  yang  dikeluarkan  Sariwangi,  yaitu  teh  celup  Sarimurni merupakan  produk  yang  baru.  Sarimurni  memiliki  bentuk  kantung  kemasan
bundar,  dengan  teknologi  penyaringan  osmofilter  merupakan  salah  satu  inovasi terbaru  yang  dikeluarkan  Sariwangi  dalam  upaya  memenuhi  kebutuhan
konsumennya. Dengan kondisi tersebut bukanlah hal yang mudah bagi Sarimurni untuk  bersaing  walau  memiliki  keunggulan  teknologi.  Sebagai  rival  utama
Sarimurni,  Teh  Celup  Sosro  tentunya  telah  memiliki  konsumen  dengan  jumlah yang cukup banyak sejak dahulu.
33 Sehingga  sangat  menarik  untuk  dianalisis  mengenai  bagaimana  sikap
konsumen  terhadap  Teh  Celup  Sarimurni  dibandingkan  dengan  pesaingnya  Teh Celup  Sosro.  Hal  tersebut  tidak  terlepas  dari  faktor-faktor  proses  keputusan
pembelian  yang  dilakukan  oleh  konsumen.  Adapun  proses  keputusan  pembelian tersebut  akan  dianalisis  dengan  menggunakan  analisis  secara  deskriptif,  data
mengenai  proses  keputusan  pembelian  disajikan  dengan  tabulasi  sederhana. Sedangkan untuk mengukur sikap konsumen terkait produk Teh Celup Sarimurni
yakni  dianalisis  dengan  menggunakan  model  multiatribut  Fishbein.  Selanjutnya akan dianalisis pula bagaimana tingkat kepuasan konsumen Teh Celup Sarimurni
terhadap  Teh  Celup  Sosro,  dengan  menggunakan  metode  Importance- Performance  Analysis,
dan  analisis  Customer  Satisfaction  Index.  Sehingga  dapat dihasilkan sebuah rekomendasi strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh Teh
Celup  Sarimurni.  Adapun  kerangka  pemikiran  operasional  dari  penelitian  ini adalah sebagai berikut.
34
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
Sarimurni
Peluang
a. Peningkatan rata-rata konsumsi teh
masyarakat Indonesia sebesar 5 per tahun
b. Perubahan Pola Konsumsi
Masyarakat Dewasa  Orang Tua yang Menyukai Mengkonsumsi
Minuman Menyehatkan Seperti Teh.
Kendala
Persaingan  yang Ketat Terkait Inovasi Produk dan Teknologi dengan Teh
Celup Sosro
Atribut Produk Teh Celup a.
Harga b.
Rasa Teh c.
Komposisi d.
Kejelasan Tanggal Kadaluarsa e.
Khasiat f.
Kemudahan Mendapatkan, dll Proses Keputusan Pembelian
Konsumen Teh Celup a.
Pengenalan Kebutuhan b.
Pencarian informasi c.
Evaluasi Alternatif d.
Pembelian e.
HasilPasca Pembelian
Analisis Deskriptif
Rekomendasi Strategi Pemasaran Analisis Multiatribut
Fishbein Importance
Performance Analysis
Analisis Sikap Analisis Kepuasan
Customer Satisfaction
Index
35
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  dilakukan  di  Giant  Hypermart,  Botani  Square,  Bogor.  Botani Square merupakan salah satu mall terbesar di Kota Bogor dengan luas 42.000 m
2
dan di buka pada tahun 2006. Botani Square memiliki lokasi yang strategis karena berada  di  pintu  keluar  tol  Bogor  Jagorawi,  bersebelahan  dengan  terminal  bus
Damri,  dan  berdekatan  dengan  terminal  bus  umum  Barangsiang  Bogor.  Botani Square  memiliki  beberapa  tenant  ternama  seperti  Giant  Hypermart,  Electronic
City,  Botani  XXI,  Toko  Buku  Gramedia,  J.Co,  Starbucks,  dll.  Giant  Hypermart sebagai  salah  satu  tenant  Botani  Square  Bogor  menjual  berbagai  macam  produk
seperti  makanan,  minuman,  barang-barang  rumah  tangga,  dan  produk  beragam lainnya.  Giant  Hypermart  telah  menjadi  tenant  sejak  tahun  2006,  dan  memiliki
variasi produk yang dijual terlengkap dibandingkan dengan Giant Hypermart lain di  kota  Bogor.  selain  itu  Giant  Hypermart  memiliki  rata-rata  pengunjung  8.000
orang  per  hari.  Kegiatan  penelitian  dilakukan  dalam  kurun  waktu  3  bulan Oktober-Desember 2011.
4.2 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan  sampel  dalam  penelitian  ini  adalah  dengan  menentukan lokasi  tempat  penelitian  secara  langsung  di  tempat  yang  menjual  produk
Sarimurni  dan  Sosro.  Kemudian  untuk  penyebaran  kuesioner, calon  responden
yang  sedang  mengunjungi Giant  Hypermart
ditanya  tentang  kesediannya  untuk menjadi  responden  dan  jika  bersedia  baru  dilakukan  wawancara  dengan
menggunakan  kuisioner.  Penggunaan  cara  penyebaran  kuesioner  diatas,  adalah adanya pertimbangan bahwa informasi yang diperoleh dari responden yang sudah
pernah mengkonsumsi kedua produk dapat membandingkan kedua merek tersebut secara  jelas.  Jumlah  responden  yang  akan  dijadikan  sampel  yaitu  sebanyak  100
orang.  Wawancara  akan  disesuaikan  dengan  kesediaan  responden  untuk diwawancarai.