Sumatera Utara Kinerja Industri Gula di Indonesia

67 Lanjutan Tabel 13. Matriks Perbandingan Berpasangan Wilayah Penghasil Gula di Indonesia Tahun 2011 Wilayah Komponen Pembanding Bobot Rata- rata Luas Lahan Ha Jumlah Pabrik Produktivitas Tebu TonHa Produktivitas Gula TonHa Produksi Hablur Ton Jawa Timur 192.307,6 33 70,4 5,16 1.122.901,94 0,933 Bobot Rata-rata 1,000 1,000 0,778 0,889 1,000 Gorontalo 8.681,7 3 29 1,56 21.938,4 0,489 Bobot Rata-rata 0,444 0,444 0,667 0,556 0,333 Sulawesi Selatan 154.039,8 1 73,5 4,59 39.817,7 0,556 Bobot Rata-rata 0,778 0,556 0,444 0,444 0,556 Pada Tabel ini menjelaskan bahwa Jawa Timur dan Lampung menempati posisi tertinggi dalam penilaian bobot rat-rata terhadap empat wilayah lain. Hal ini mengindikasikan bahwa Jawa Timur masih menjadi andalan Indonesia dalam mendorong produksi gula di Indonesia. Munculnya Lampung sebagai kompetitor Jawa Timur tidak lepas dari kehadiran perusahaan swasta yang menggunakan teknologi modern pada pabrik gula yang mereka kelola. Kemudian, Sulawesi Selatan dan Gorontalo yang merupakan wilayah baru dari pengembangan industri gula Indonesia masih belum dapat bersaing dengan wilayah produsen lainnya di Indonesia dilihat dari nilai bobot rata-rata yang mereka dapatkan. Adapun hasil dari perbandingan kinerja wilayah penghasil gula ini akan dijelaskan per wilayah sehingga dapat dijelaskan secara baik mengenai kinerja wilayah tersebut. Penjelasan dari perbandingan tiapwilayah dengan region sumatera, jawa, dan sulawesi berguna untuk melihat posisi wilayah tersebut terhadap region-region penghasil gula di Indonesia.

1. Sumatera Utara

Sumatera Utara merupakan wilayah penghasil gula di Indonesia yang berada dibawah naungan PTPN II dengan pabrik gula berjumlah 2 pabrik. Kemudian pada periode tahun 2007 hingga 2011, terdapat fluktuasi kinerja yang terjadi. Pada tahun 2011, wilayah Sumatera Utara mengalami pencapainan 68 tertingginya dalam kurun waktu lima tahun. Ini dilihat dari produksi hablur yang dihasilkan. Tabel 14. Kinerja Industri Gula di Sumatera Utara Tahun 2007-2011 Tahun Indikator Kinerja Luas lahan ha Produktivitas tebu tonha Produktivitas gula tonha Produksi hablur ton 2007 13.350,10 46,40 2,83 37.758 2008 12.366,70 54,40 3,28 40.585 2009 11.559,10 47,30 2,68 31.008 2010 8.360,82 61,60 3,71 31.026 2011 10.046,00 79,90 4,69 47.122 Sumber: Dewan Gula Indonesia 2012 Tabel 14 menunjukkan bahwa wilayah Sumatera Utara mengalami kenaikan dalam kinerja industri gula di Indonesia, akan tetapi dalam hasil penelitian perbandingan kinerja wilayah di Indonesia bahwa Sumatera Utara masih belum dapat bersaing dengan wilayah lain seperti Lampung, Jawa Timur, dan gabungan Jawa Barat-Jawa Tengah-Yogyakarta. Tabel 15. Hasil Perbandingan Sumatera Utara dengan Seluruh Wilayah Penghasil Gula di Indonesia Tahun 2011 Wilayah Sumatera Utara Luas Lahan Ha Jumlah Pabrik Produktivitas Tebu TonHa Produktivitas Gula TonHa Produksi Hablur Ton Jumlah Bobot Sumatera Selatan 1 2 3 3 1 10 0,667 Lampung 1 1 3 1 1 7 0,467 Jabar, Jateng, Yogya 1 1 3 3 3 11 0,733 Jawa Timur 1 1 3 1 1 7 0,467 Gorontalo 3 3 3 3 3 15 1,000 Sulawesi Selatan 1 1 3 3 1 9 0,600 Bobot Rata-Rata 0,656 Dalam hasil perbandingan dengan wilayah penghasil gula lain, Sumatera Utara mendapatkan nilai bobot sebesar 0,656 terhadap keseluruhan wilayah penghasil gula di Indonesia. Nilai bobot ini berarti Sumatera Utara memiliki daya 69 saing yang baik terhadap ke enam wilayah penghasil gula di Indonesia. Adapun komponen yang membuat Sumatera Utara dikatakan berdaya saing baik adalah pada komponen luas lahan jumlah pabrik, dan produksi hablur. Kemudian, komponen terlemah yang dimiliki Sumatera Utara ada pada produktivitas tebu, Sumatera Utara dikatakan kalah untuk komponen tersebut.

2. Sumatera Selatan