Sumatera Selatan Lampung Kinerja Industri Gula di Indonesia

69 saing yang baik terhadap ke enam wilayah penghasil gula di Indonesia. Adapun komponen yang membuat Sumatera Utara dikatakan berdaya saing baik adalah pada komponen luas lahan jumlah pabrik, dan produksi hablur. Kemudian, komponen terlemah yang dimiliki Sumatera Utara ada pada produktivitas tebu, Sumatera Utara dikatakan kalah untuk komponen tersebut.

2. Sumatera Selatan

Sumatera Selatan merupakan wilayah penghasil gula di Indonesia yang memiliki pabrik gula berjumlah 2 pabrik. Kemudian pada periode tahun 2007 hingga 2011, terdapat fluktuasi kinerja yang terjadi. Pada tahun 2011, wilayah Sumatera Utara mengalami pencapaian tertingginya dalam kurun waktu lima tahun. Ini dilihat dari produksi hablur yang dihasilkan. Tabel 16. Kinerja Industri Gula di Sumatera Selatan Tahun 2007-2011 Tahun Indikator Kinerja Luas lahan ha Produktivitas tebu tonha Produktivitas gula tonha Produksi hablur ton 2007 13.177,60 64,52 4,57 59.963,72 2008 13.168,40 68,63 5,04 66.398,00 2009 11.444,60 63,90 6,50 54.429,46 2010 13.470,60 63,60 3,88 52.259,30 2011 15.282,60 61,15 3,37 52.232,10 Sumber: Dewan Gula Indonesia 2012 Tabel menunjukkan bahwa wilayah Sumatera Selatan mengalami fluktuasi dalam kinerja industri gula di Indonesia, akan tetapi dalam hasil penelitian perbandingan kinerja wilayah di Indonesia pada tahun 2011 bahwa Sumatera Selatan masih belum dapat bersaing dengan wilayah lain seperti wilayah penghasil gula di pulau Sumatera Lampung dan Sumatera Utara, wilayah penghasil gula di pulau Jawa Gabungan Jawa Barata-Jawa Tengah-Yogya dan Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. 70 Tabel 17 . Hasil Perbandingan Sumatera Selatan dengan Seluruh Wilayah Penghasil Gula di Indonesia Tahun 2011 Wilayah Sumatera Selatan Luas Lahan Ha Jumlah Pabrik Produktivitas Tebu TonHa Produktivitas Gula TonHa Produksi Hablur Ton Jumlah Bobot Sumatera Utara 3 2 1 1 3 10 0,667 Lampung 3 1 1 1 1 7 0,467 Jabar, Jateng, Yogya 1 1 3 1 1 7 0,467 Jawa Timur 1 1 1 1 1 5 0,333 Gorontalo 3 3 1 1 3 11 0,733 Sulawesi Selatan 1 1 3 3 3 11 0,733 Bobot Rata-Rata 0,567 Dalam hasil perbandingan dengan wilayah penghasil gula lain, Sumatera Selatan mendapatkan nilai bobot sebesar 0,567 terhadap keseluruhan wilayah penghasil gula di Indonesia. Nilai bobot ini menunjukkan bahwa Sumatera Selatan memiliki dayasaing yang baik walau masih belum optimal karena nilai bobot yang berada di angka 0,560. Keunggulan Sumatera Selatan terhadap wilayah penghasil gula lain dominan pada komponen luas lahan, dimana Sumatera Selatan unggul pada tiga wilayah lain.

3. Lampung

Lampung merupakan wilayah penghasil gula di Indonesia yang berada di pulau Sumatera dengan banyak dikenal masyarakat dari daerah penghasil gula yang banyak dikuasai oleh perusahaan swasta. Adapun perusahaan yang terkenal yaitu PT. Sugar Group Companies yang ada di daerah tersebut. Perusahaan swasta tersebut memiliki tiga pabrik gula yaitu pabrik gula PT Gula Putih Mataram, pabrik gula PT Sweet Indolampung, dan pabrik gula PT. Indolampung Perkasa. Adapun pabrik gula yang dimiliki pemerintah adalah pabrik gula Bunga Mayang yang ada di bawah naungan PTPN VII yang berdomisili di Sumatera Selatan. Untuk keseluruahan jumlah pabrik gula, Lampung memiliki enam pabrik gula. Kemudian kinerja wilayah Lampung dalam kinerja industri gulanya pada periode tahun 2007 hingga 2011, terdapat fluktuasi kinerja yang terjadi. Pada tahun 2011, 71 wilayah Lampung mengalami anomali kinerja dimana luas lahan yang ada mencapai 117.801,5 ha yang merupakan luas lahan yang terbesar dari lima tahun tapi produksi yang dihasilkan menjadi yang terndah dari lima tahun terakhir. Hal ini disebabkan cuaca yang terjadi di tahun 2011 yang menyebabkan kualitas tebu menjadi kurang baik sehingga produksi yang dihasilkan tidak memuaskan. tertingginya dalam kurun waktu lima tahun Tabel 18. Kinerja Industri Gula di Lampung Tahun 2007-2011 Tahun Indikator Kinerja Luas lahan ha Produktivitas tebu tonha Produktivitas gula tonha Produksi hablur ton 2007 107.945,10 73,88 6,49 709.324,98 2008 111.156,40 78,29 6,98 783.811,30 2009 105.103,90 77,42 7,84 719.114,35 2010 97.063,90 86,46 6,63 648.395,10 2011 117.801,50 67,98 5,36 638.346,25 Sumber: Dewan Gula Indonesia 2012 Tabel menunjukkan bahwa wilayah Lampung mengalami penurunan dalam kinerja industri gula di Indonesia. Dalam hasil penelitian perbandingan kinerja wilayah di Indonesia bahwa Lampung dapat bersaing dengan wilayah lain dan dapat dikatakan Lampung merupakan penantang terbesar Jawa Timur dalam wilayah penghasil gula terbesar di Indonesia. Hal ini perlu didukung karena dengan berkembangnya wilayah penghasil gula di luar Jawa berarti mengurangi risiko dampak kegagalan kinerja industri gula di pulau Jawa yang berimbas kepada pemenuhan kebutuhan gula domestik dan harga gula yang ada di pasar domestik. 72 Tabel 19. Hasil Perbandingan Lampung dengan Seluruh Wilayah Penghasil Gula di Indonesia Tahun 2011 Wilayah Lampung Luas Lahan Ha Jumlah Pabrik Produktivitas Tebu TonHa Produktivitas Gula TonHa Produksi Hablur Ton Jumlah Bobot Sumatera Utara 3 3 1 3 3 13 0,867 Sumatera Selatan 1 3 3 3 3 13 0,867 Jabar, Jateng, Yogya 3 1 3 3 3 13 0,867 Jawa Timur 1 1 3 3 1 9 0,600 Gorontalo 3 3 1 3 3 13 0,867 Sulawesi Selatan 1 3 3 3 3 13 0,867 Bobot Rata-Rata 0,822 Dalam keseluruhan komponen dan perbandingan dengan wilayah penghasil gula lain, Lampung mendapatkan nilai bobot sebesar 0,822 yang berarti performa komponen dayasaing Lampung pada tahun 2011 adalah sangat baik terhadap wilayah lain di Indonesia, yang merupakan peringkat kedua dari wilayah penghasil gula yang memiliki performa yang baik berdasarkan lima komponen pembanding. Adapun komponen yang dominan unggul dari Lampung terhadap wilayah lain adalah komponen produktivitas gula.

4. Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta