19
rendahnya harga gula di pasar internasional sebagi akibat surplus pasokan dan distorsi kebijakan negara-negara eksportir; 2 rendahnya proteksi pemerintah
terhadap produk pertanian termasuk gula; dan 3 produksi gula dalam negeri yang belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi nasional.
Kemungkinan peningkatan konsumsi gula pada masa yang akan datang adalah masalah bagi Indonesia apabila Indonesia tidak dapat mengimbanginya
dengan peningkatan produksi gula yang lebih besar dan menutupi angka impor. Adapun kenaikan impor yang begitu besar menandakan bahwa ketergantungan
Indonesia terhadap gula dari luar negeri begitu besar dan dapat membebani devisa untuk membiayai gula impor tersebut, adapun nilai impor mencapai 1,7 miliar
dolar AS pada tahun 2010 Asosiasi Gula Indonesia, 2011. Ketergantungan terhadap produk pangan impor berkaitan erat dengan instabilitas ekonomi suatu
negara. Menurut Simatupang et al 2000 bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu indikator stabilitas ekonomi. Maka apabila keadaan industri gula
Indonesia semakin mengalami kemunduran dari segi produksi akan berdampak pada fluktuasi harga gula yang tinggi, inflasi yang meningkat, ketahanan pangan
yang menurun, dan mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia secara makro. Berdasarkan permasalahan tersebut yang ada maka dilakukan analisis
kinerja industri gula di Indonesia untuk mengetahui sejauh mana kinerja dan kemampuan dayasaing industri gula dalam memenuhi kebutuhan konsumsi gula
dalam negeri. Penelitian ini berupaya untuk melihat kemampuan bersaing industri gula Indonesia melalui evaluasi kinerja industri, serta melihat kondisi pelaku
industri dengan melakukan perbandingan atas indikator yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kinerja industri gula di Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinerja industri gula di Indonesia dari segi wilayah penghasil gula dan mengetahui dayasaing industri
gula dari segi keunggulan kompetitif yang terdapat pada industri tersebut.
20
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengambil kebijakan dalam sektor pertanian, pelaku industri gula, penulis, penulis, maupun
pembaca. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pengambil kebijakan khususnya pemerintah, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi tambahan dalam menentukan kebijkan dan pengambilan keputusan di masa yang akan datnag dalam upaya penyelesaian
masalah gula nasional. 2. Bagi stakeholder industri gula, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dalam upaya mengembangkan industri gula di Indonesia. 3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menerapkan
ilmu dan wawasan yang telah didapatkan selama menuntut ilmu di IPB. 4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memberikan
informasi tambahan, literatur, dan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan suatu hasil kajian terhadap keunggulan kompetitif dari industri gula di Indonesia dan kondisi pelaku industri
gula di Indonesia. Penelitian ini ada untuk menjawab seperti dayasaing industri gula dan pelaku di dalam industri tersebut. Penelitian ini merupakan bersifat
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Berlian Porter untuk menganalisis dayasaing industri gula dan untuk
melihat kondisi pelaku industri menggunakan pendekatan matriks perbandingan berganda. Fokus untuk pendekatan Berlian porter adalah komponen yang ada di
dalam pendekatan tersebut. Kemudian, fokus untuk pendekatan matriks perbandingan berpasangan
adalah melihat kondisi pelaku industri melalui indikator yang ditentukan yang kemudian mengurutkannya berdasarkan bobot terbaik sehingga mendapatkan
gambaran kondisi pelaku industri gula Indonesia yang berdayasaing melalui posisi teratas yang di tempati. Adapun pelaku industri gula di Indonesia dalam di bagi
21
atas pabrik gula dan wilayah penghasil gula. Untuk pabrik gula berjumlah 62 pabrik, sedangkan untuk wilayah penghasil gula yaitu Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Lampung, Jawa Barat- Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo. Dengan menggunakan dua indikator perbandingan yaitu produktivitas
gula dan produktivitas tebu, yang data diambil berdasarkan data produktivitas gula dan produktivitas tebu pada tahun 2011.
22
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Agribisnis Gula 2.1.1 Subsistem Input