Keterkaitan Antar Komponen Utama Porter’s Diamond System

110 Pada tahun 2010, harga dunia melonjak pada awal tahun di bulan januari di angka US 733,43per ton dan pada sepanjang tahun tersebut harga dunia mengalami fluktuasi yang begitu tajam karena bergerak pada selang US 400an per ton hingga US 700an per ton. Pada bulan desember tahun 2010, harga gula dunia ditutup pada angka US 769,33 per ton. Dilihat dari data tersebut bahwa pasar gula dunia semakin menggeliat dan dapat memacu kesempatan industri gula Indonesia untuk tumbuh karena harga yang semakin naik akan menarik para stakeholder untuk sama-sama ikut andil dalam pasar gula tersebut nantinya.

6.4 Keterkaitan Antar Komponen Utama Porter’s Diamond System

Tahapan setelah menganalisis komponen-komponen pada Porter’s diamond system adalah menganalisis keterkaitan antar komponen utama pada Porter’s diamond system. Adapun penjelasan dari keterkaitan antar komponen utama pada Berlian Porter ini didasarkan pada in depth interviews yang dilakukan dengan Peneliti PRIDE dan merujuk kepada penelitian dari Cahyani 2008 adalah sebagai berikut: 1 Persaingan, struktur, dan strategi dengan kondisi faktor sumberdaya Keterkaitan antar komponen utama yang saling mendukung dapat dilihat pada komponen persaingan, struktur, dan strategi dengan kondisi faktor sumberdaya industri gula. Hal ini dikarenakan strategi yang dilakukan oleh komponen dalam industri mengoptimalkan kondisi faktor sumberdaya yang ada, dalam hal ini adalah sumberdaya manusia, dimana pihak APTRI sebagai satuan wadah aspirasi petani tebu yang mencetuskan sistem dana talangan dan jaminan harga minimal pada tahun 2001 yang membuat kondisi sumberdaya manusia yang ada di dalam industri tidak lantas meninggalkan industri akibat kondisi sumberdaya alam yang belum mendukung. Tapi malah mendorong untuk menarik banyak petani tebu untuk mau kembali ke dalam industri gula. Seperti kita ketahui bahwa minat para petani tebu menurun sejak adanya Inpres No. 51998 yang menghentikan program pengembangan tebu rakyat dengan alasan untuk membebaskan petani menanam komoditas yang paling menguntungkan sesuai dengan UU No.12 Tahun 1996. Hal ini dikarenakan harga yang tidak menarik bagi petani sehingga mereka mengonversi lahan tebunya menjadi lahan tanaman pangan atau tanaman yang lebih menguntungkan. Dengan adanya sistem tersebut, 111 diharapkan para petani non tebu dapat mau menanam tebu karena adanya dana talangan dan juga jaminan harga minimal. Selain menarik sumebrdaya manusia di luar industri, juga menjaga agar sumberdaya manusia yang ada di dalam industri tidak melakukan konversi tanaman tebu ke tanaman lainnya. Karena kita ketahui, bahwa sumberdaya manusia sangat penting dalam hal pengembangan industri, khususnya sumberdaya manusia yang berada di on farm. Selain itu, strategi yang dilakukan untuk mengoptimalkan kondisi faktor sumberdaya oleh persaingan dan struktur industri adalah adanya sistem tataniaga yang terbagi menjadi dua yaitu sistem lelang dan sistem jual bebas. Hal ini memang belum berjalan optimal dalam hal melindungi petani dari kejatuhan harga gula akibat masuknya gula rafinasi ke pasar. Namun dengan strategi ini telah dapat menekan efek dari penyimpangan para spekulan gula rafinasi di pasar kebutuhan rumah tangga. Kemudian, dukungan kondisi faktor sumberdaya untuk peningkatan kinerja persaingan, struktur, dan strategi industri adalah sumberdaya alam seperti luas lahan yang meningkat 7,66 persen pada tahun 2011 dan sumberdaya manusia yang juga meningkat seiring dengan semakin besarnya areal lahan tebu, sehingga dapat memudahkan implementasi strategi pengembangan industri. 2 Kondisi faktor sumberdaya dengan industri terkait dan industri pendukung Keterkaitan tidak saling mendukung dapat dilihat dari kondisi faktor sumberdaya dengan industri terkait dan industri pendukung, dimana kondisi sumberdaya yang ada belum dapat mendorong industri terkait dan industri pendukung kompetitif. Hal ini dilihat dari belum terasanya efek langsung dari peningkatan sumberdaya lahan, adanya bantuan modal yang merupakan sumberdaya modal, dan sumberdaya infrastruktur yang belum memadai walau sudah berjalan program akselerasi gula nasional. Kondisi industri terkait dan industri pendukung yang masih belum memenuhi kebutuhan domestik dan berdayasaing dengan produk industri luar negeri, seperti Thailand. Kemudian, industri terkait dan industri pendukung juga belum secara optimal mendayagunakan sumberdaya yang ada seperti pemanfaatan produk turunan sebagai pupuk yang nantinya dapat menjadi input bagi tebu. 112 3 Kondisi permintaan dengan industri terkait dan industri pendukung Keterkaitan yang tidak saling mendukung juga terjadi pada kondisi permintaan dengan industri terkait dan industri pendukung, dimana kondisi permintaan yang excess demand belum dapat dimanfaatkan industri terkait dan industri pendukung untuk melakukan peningkatan produksi gulanya. Adapun yang ada adalah semakin banyaknya gula impor yang memenuhi pasar domestik dari tahun ke tahun. 4 Industri terkait dan industri pendukung dengan Persaingan, struktur, dan strategi Keterkaitan yang tidak saling mendukung juga terjadi pada industri tekrait dan industri pendukung dengan persaingan, struktur, dan strategi, dimana industri terkait dan industri pendukung belum dapat berdayasaing akibat adanya perbedaan strategi yang dilakukan oleh industri yang berasal dari swasta dan industri yang berasal dari BUMN. Pada industri pengolahan yaitu pabrik gula, PG yang berasal dari swasta cenderung memiliki strategi yang lebih siap dan baik. Ini terlihat bahwa PG swasta lebih efisien sehingga biaya pengolahan yang dikeluarkan lebih rendah dan keuntungannya lebih tinggi. Hal tersebut membuat PG swasta dapat melakukan strategi diferensiasi produk yang notabenenya meningkatkan nilai tambah produk, seperti membuat kemasan untuk produk gula atau promosi di media massa. Hal ini membuat PG dari BUMN sulit untuk bersaing diakibatkan belum efisiennya pabrik dan revitalisasi pabrik belum berjalan sempurna. Berbeda dengan PG swasta yang pabriknya sudah menerapkan mekanisasi, sehingga biaya pengolahan PG BUMN masih relatif tinggi dan imbasnya PG BUMN belum dapat membuat nilai tambah pada produknya. Selain itu pada industri pengolahan makanan dan minuman masih mendapatkan bahan bakunya dari gula impor sehingga ada stigma negatif bahwa pasokan gula impor untuk indutri pengolahan makanan dan minuman itu banyak yang bocor ke pasar rumah tangga. Hal ini membuat gula lokal yang notabenenya adalah produk asli dalam negeri menjadi sulit bersaing karena harga gula impor yang lebih murah dan kualitasnya yang lebih baik. Kesulitan bersaing itu membuat bargaining position industri gula lokal menjadi menurun dari segi dayasaingnya. 113 5 Kondisi permintaan dengan persaingan, struktur, dan strategi Kondisi permintaan dengan persaingan, stuktur dan strategi memiliki keterkaitan yang tidak saling mendukung. Hal ini disebabkan karena tren konsumsi gula dalam negeri yang meningkat akan berpengaruh positif terhadap kondisi permintaan namun hal ini justru mengakibatkan Indonesia terus mengimpor gula dari negara lain, seperti Thailand. Selain itu, strategi yang telah dilakukan belum mampu meningkatkan produksi gula setara pemenuhan kebutuhan domestik dan mendorong permintaan domestik kepada gula lokal. Kondisi tersebut telah mengakibatkan gula lokal bersaing dengan gula impor dan sulit memperoleh pasar. 6 Kondisi faktor sumberdaya dengan kondisi permintaan Kondisi faktor sumberdaya dengan kondisi permintaan memiliki keterkaitan yang tidak saling mendukung. Hal ini dikarenakan faktor sumberdaya belum mampu memenuhi permintaan domestik. Begitu pula sebaliknya, kondisi permintaan yang semakin meningkat tidak mendukung adanya faktor sumberdaya karena meskipun permintaan domestik semakin meningkat, namun permintaan tersebut merupakan permintaan terhadap gula impor dan bukan terhadap gula lokal. Hal ini dikarenakan gula impor memiliki harga dan kualitas yang lebih baik dari gula lokal. Tabel 33. Keterkaitan Antar Komponen Utama Porter’s Diamond System No. Komponen A Komponen B Keterkaitan Antar Komponen Keterangan 1 Persaingan, struktur, dan strategi Kondisi faktor sumberdaya Saling mendukung  Strategi pada industri digunakan untuk meningkatkan kinerja kondisi faktor sumberdayanya. 2 Kondisi faktor sumberdaya Industri terkait dan industri pendukung Tidak saling mendukung  Kondisi faktor sumberdaya belum dapat membuat industri terkait dan pendukung berjalan kompetitif. 3 Kondisi permintaan Industri terkait dan industri pendukung Tidak saling mendukung  Kondisi permintaan yang tinggi belum dapat membuat industri terkait dan industri pendukung berjalan kompetitif . 114 Lanjutan Tabel 33. Keterkaitan Antar Komponen Utama Porter’s Diamond System No. Komponen A Komponen B Keterkaitan Antar Komponen Keterangan 4 Industri terkait dan industri pendukung Persaingan, struktur, dan strategi Tidak saling mendukung  Strategi yang ada belum dapat meningkatkan industri terkait dan pendukung. 5 Kondisi permintaan Persaingan, struktur, dan strategi Tidak saling mendukung  Strategi yang digunakan belum dapat mememnuhi kebutuhan domestik 6 Kondisi sumberdaya Kondisi permintaan Tidak saling mendukung  Kondisi sumberdaya yang belum dapat memenuhi kebutuhan domestik

6.5. Keterkaitan Antar Komponen Penunjang dengan Komponen Utama