Sumberdaya Lokal GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Dalam sistem tata niaga input dan output hasil produksi pertanian, hasil produksi pertanian biasanya dipasarkan dalam jumlah cukup besar ke pasar induk Keramat jati di Jakarta atau pasar induk Bogor. Hasil produksi pertanian pisang kabandungan sudah mempunyai pasar yang baik di Jakarta dan Bogor, sekitar15 ton setiap hari komoditas ini diangkut ke berbagai pasar di Jakarta dan Bogor. Tetapi komoditas tersebut di jual sebagai bahan mentah tanpa proses produksi lebih lanjut, sehingga nilai tambah yang diperoleh sangat kecil sekali. Hal ini terjadi karena masih rendahnya keterampilan yang dimiliki oleh Masyarakat untuk mengolah lebih lanjut, serta kurangnya modal baik untuk pengadaan alat-alat produksi maupun untuk pengadaan bahan baku lainnya. Dengan kata lain kendala utama dalam pengembangan usaha rakyat di Kabandungan adalah terbatasnya keterampilan, modal kerja dan operasional serta Pemasaran hasil produksi. Kabandungan juga merupakan daerah tujuan investasi untuk peternakan terutama jenis ayam Broiler, dengan populasi peternakan terbesar adalah Ayam Pedaging, sebagaimana dalam Tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14. Produksi Daging Menurut Jenis Ternak Dan Telur Unggas di kecamatan Kabandungan Kg Kerbau KambingDomba Daging Ayam Telur Ayam 306 68.378 340.517 21.036 Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Diolah sebagian besar peternakan ayam dimiliki oleh pengusaha dari luar kecamatan Kabandungan yang menyewa lahan atau kandang di kecamatan Kabandungan, sedangkan penduduk hanya bekerja sebagai buruh atau sering disebut sebagai “anak kandang” pada peternakan tersebut.

4.6 Sumberdaya Lokal

Seperti terlihat pada Tabel 4.13, kepemilikan lahan oleh masyarakat hanya seluas 4.466,3 Ha atau 32 dari luas wilayah kecamatan Kabandungan sedangkan selebihnya yaitu sebesar 9.526 Ha atau 68 dikuasai oleh negara dan perkebunan swasta. Kawasan kehutanan merupakan bagian terbesar dari komposisi penggunaan lahan 56.6 akan tetapi akses masyarakat terhadap pengelolaan hutan relatif kecil bahkan tidak dimungkinkan pada kawasan hutan lindung ,hutan konservasi dan taman nasional gunung Halimun-Salak. Mata pencaharian masyarakat di sektor pertanian yang merupakan mata pencaharian terbesar menunjukan masih kuatnya hubungan masyarakat dengan sumberdaya lokal berupa lahan pertanian. Sedangkan dalam dalam sistem penguasaan sumberdaya agrarian, lahan pertanian yang telah dikuasai secara turun temurun biasanya diberikan kepada keturunannya melalui proses bagi waris, sehingga penguasaan lahan oleh orang luar relatif kecil jumlahnya. Tekanan penduduk terhadap sumberdaya untuk pemukiman relatif kecil mengingat tingkat kepadatan agraris masih kecil, tetapi untuk pengelolaan sumberdaya sebagai sumber mata pencaharian karena komposisi lahan terbesar berupa kawasan hutan dan terdapat sebagian lahan pertanian yang kurang produktif, untuk mengatasi tekanan penduduk terhadap pengelolaan sumberdaya, masyarakat berusaha mengurangi ketergantungan terhadap sumberdaya dengan beralih kepada sektor industri dan jasa dengan bekerja pada perusahaan yang terdapat di wilayah kecamatan Kabandungan. Cadangan sumberdaya alam meskipun cukup berlimpah, namun dengan terdesaknya lahan mereka karena di konversi menjadi lahan pemukiman dan keperluan lain, menyebabkan terjadinya pergeseran dalam pola lapangan kerja. Banyak penduduk yang akhirnya menjadi buruh perkebunan, galian batu galian C dan CHV bahkan pergi ke kota untuk menjadi buruh pabrik atau mencari mata pencaharian lainnya.

4.7. Struktur Komunitas

Dokumen yang terkait

Kontribusi Pengembangan Objek Wisata Perdesaan terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Simalungun

5 114 97

Pembinaan Dan Pemantapan Ekonomi Masyarakat Perdesaan Di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Kaitannya Dengan Pengembangan Wilayah

0 14 7

Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi)

1 53 137

Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa Cikurutug Kecamatan Cikreunghas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

1 12 70

Strategi Pengembangan Rekreasi Sungai Citarik Di Kecamatan Cikidang, kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 10 129

Pengembangan masyarakat dalam industri geothermal (studi kasus di Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabepaten Bandung)

0 3 122

Pengembangan Masyarakat Sebagai Pendekatan Pengembangan Wilayah Perdesaan. (Studi Kasus pada Industri Geothermal di Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat)

0 48 410

Pengetahuan masyarakat tentang konservasi sumberdaya hutan: studi kasus pada masyarakat Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sukabumi Jawa Barat

0 8 50

Perubahan Pola Interaksi Masyarakat Dengan Hutan di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

1 11 167

Pengembangan Agroforestry Berbasis Biofarmaka dan Kemitraan Pemasaran untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 5 6