KONTRIBUSI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT INDUSTRI PANAS BUMI GUNUNG SALAK

VI. KONTRIBUSI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT INDUSTRI PANAS BUMI GUNUNG SALAK

TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH Kontribusi program pengembangan masyarakat terhadap pengembangan wilayah dapat dikaji dari berbagai aspek antara lain pertumbuhan perekonomian daerah, peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan masyarakat. Pengembangan wilayah akan selalu mengarah pada langkah atau tindakan yang dapat merubah produktivitas daerah melalui penduduk, tenaga kerja, tingkat pendapatan dan nilai tambah yang diperoleh dari industri. Perubahan tersebut juga terjadi pada pengembangan dari aspek sosial seperti peningkatan kualitas prasarana publik, kesejahteraan dan kualitas lingkungan. Pelaksanaan program pengembangan masyarakat dapat menjadi penggerak bagi pengembangan wilayah, melalui pelaksanaan program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan dapat membantu wilayah untuk berkembang. Program pengembangan masyarakat dalam bidang infrastrukutur jalan dan jembatan misalnya, akan meningkatkan mobilitas masyarakat dalam menjual output yang dihasilkan oleh masyarakat sehingga dapat berdampak terhadap murahnya ongkos yang harus dikeluarkan yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan, meningkatnya keuntungan akan meningkatkan kesejahteraan dan dengan meningkatnya kesejahteraan akan meningkatkan daya beli masyarakat. Meningkatnya daya beli masyarakat akan memicu tumbuhnya produksi yang akan mengakibatkan penyerapan tenaga kerja dan pada akhirnya akan berdampak terhadap pengembangan ekonomi wilayah. Melalui program pengembangan masyarakat, perusahaan dapat melakukan pengembangan dan penguatan kelompok-kelompok swadaya masyarakat, masyarakat adat, komunitas lokal, organisasi profesi serta peningkatan kepasitas usaha masyarakat yang berbasiskan sumberdaya setempat resources based, serta aspek sosial yang menekankan bagaimana kebutuhan masyarakat dan perusahaan perlu diakomodasikan dan dikomunikasikan, serta peran apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk membantu kehidupan masyarakat sekitar. Disamping itu mengoptimalkan penggalian,pemanfaatan dan pengelolaan berbagai potensi ekonomi daerah sesuai dengan kondisi obyektif daerah. Memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup di daerah, memperkecil kesenjangan, pertumbuhan dan ketimpangan kesejahteraan masyarakat, serta menekankan bagaimana perusahaan dapat membantu kehidupan perekonomian masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, memberikan peluang kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan publik, mengembangkan dialog dan interaksi antara pemimpin dengan masyarakat. Pengembangan masyarakat yang dilaksanakan juga dapat merealisasikan dan menumbuhkan kehidupan demokrasi di masyarakat grassroot democracy, pengembangan Lingkungan, kelestarian lingkungan yang menekankan bagaimana perusahaan dan masyarakat memandang masalah lingkungan sebagai masalah bersama serta merumuskan langkah preventif dan kuratif yang perlu dilaksanakan bersama-sama. Uraian diatas menunjukan bahwa program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan dapat mendorong pengembangan wilayah dimana perusahaan beroperasi, oleh karena itu, dalam pengembangan masyarakat bukan hanya sekedar membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi masyarakat, tetapi yang terpenting adalah sebagai upaya untuk menciptakan kemandirian masyarakat sehingga mau dan mampu mengatasi segala permasalahan yang terjadi dalam upaya pengembangan wilayah. Untuk mengetahui kontribusi program pengembangan masyarakat terhadap pengembangan wilayah, tidak hanya di pandang dari satu aspek tetapi dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain pembangunan daerah, pembangunan manusia serta kebijakan-kebijakan yang mendukung pelaksanaan kegiatan industri panas bumi itu sendiri. Dalam implementasi program pengembangan masyarakat juga dianalisis mengenai kelemahan dan pengaruh negatif yang timbul dari pelaksanaan program pengembangan masyarakat seperti adanya kelemahan dalam pengordinasian dan pengintegrasian program, lemahnya evaluasi dan pengawasan terhadap program serta munculnya ketergantungan masyarakat terhadap perusahaan juga adanya potensi konflik yang ditimbulkan. 6.1. Kontribusi Pelaksanaan Program Pengembangan Masyarakat Industri Panas Bumi Gunung Salak Terhadap Pertumbuhan Perekonomian Daerah dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat PDRB Kabupaten Sukabumi menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun PDRB tanpa migas menunjukan peningkatan yang ralatif lebih tinggi dibandingkan dengan PDRB dengan migas. Hal ini menunjukan bahwa sektor perekonomian Kabupaten Sukabumi tidak di pengaruhi oleh subsektor migas. PDRB atas dasar harga berlaku untuk Kabupaten Sukabumi secara umum dari tahun 2000 – 2005 meningkat 5.9 trilyun rupiah, pada tahun 2000, 6,8 trilyun rupiah pada tahun 2001, menjadi 7,7 trilyun rupiah pada tahun 2002, dan melonjak pada tahun 2003 menjadi 8.4 trilyun rupiah serta pada tahun 2004, menjadi 9,5 trilyun rupiah terakhir tahun 2005, meningkat menjadi 11,3 trilyun rupiah. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 18.95 persen dan terkecil pada tahun 2003 yaitu hanya sebesar 9.09 persen. Dengan mengelompokan sembilan sektor ekonomi menjadi tiga sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier tampak bahwa kelompok sektor primer yaitu sektor pertanian dan pertambangan dan penggalian masih mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Kabupaten Sukabumi. Tahun 2005 sumbangan sektor primer terutama pertanian terhadap PDRB Kabupaten Sukabumi mencapai 4.687 miliar rupiah atau 41.3 persen dari total PDRB Kabupaten Sukabumi. Pada Tabel 6.1 terlihat bahwa struktur perekonomian Kabupaten Sukabumi menurut kelompok sektor terlihat sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dibandingkan dengan sektor yang lainnya dalam perekonomian Kabupaten Sukabumi yaitu sebesar 35.98 persen pada tahun 2005. Jika di telaah lebih lanjut di sektor pertanian ini, dari tahun ke tahun didominasi oleh sub sektor pertanian tanaman pangan yang memiliki peranan yang sangat besar. Ditinjau dari peran masing-masing sektor ternyata ada empat sektor yang peranannya kurang dari lima persen yaitu sektor Listrik, gas air minum yaitu hanya 1.32 persen; sektor bangunan konstruksi 3.34 persen; sektor keuangan, persewaan jasa perusahaan 3.25 persen; dan sektor Pertambangan dan Penggalian 3.36 persen. Tabel 6.1. PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Sukabumi Menurut sektor usaha tahun 2000-2005 dalam miliar rupiah Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005 1 2 3 4 5 6 7

I. Primer 2.552,2

Dokumen yang terkait

Kontribusi Pengembangan Objek Wisata Perdesaan terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Simalungun

5 114 97

Pembinaan Dan Pemantapan Ekonomi Masyarakat Perdesaan Di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Kaitannya Dengan Pengembangan Wilayah

0 14 7

Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi)

1 53 137

Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa Cikurutug Kecamatan Cikreunghas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

1 12 70

Strategi Pengembangan Rekreasi Sungai Citarik Di Kecamatan Cikidang, kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 10 129

Pengembangan masyarakat dalam industri geothermal (studi kasus di Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabepaten Bandung)

0 3 122

Pengembangan Masyarakat Sebagai Pendekatan Pengembangan Wilayah Perdesaan. (Studi Kasus pada Industri Geothermal di Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat)

0 48 410

Pengetahuan masyarakat tentang konservasi sumberdaya hutan: studi kasus pada masyarakat Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sukabumi Jawa Barat

0 8 50

Perubahan Pola Interaksi Masyarakat Dengan Hutan di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

1 11 167

Pengembangan Agroforestry Berbasis Biofarmaka dan Kemitraan Pemasaran untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 5 6