Ikhtisar GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

CHV mulai beroperasi sejak tahun 1982, bergerak dalam bidang eksplorasi dan eksploitasi panas bumi di daerah Awi Bengkok yang merupakan wilayah vulkanis dalam gugusan Gunung Salak melalui pengeboran sumur- sumur produksi penghasil uap panas bumi, terdapat 65 sumur bor 35 di kecamatan pamijahan dan 30 di kecamatan Kabandungan dengan kedalaman 1.250 meter sampai dengan 3.211 meter. CHV, merupakan pemegang kontrak proyek panas bumi di Gunung Salak ,Kontrak ini ditandatangani pada tahun 1982 antara Pertamina, PLN dan CHV Dari tahun 1983 – 1986 dilakukan proses studi rona awal lingkungan dan pengajuan proposal pembuktian 230 MW ke Pertamina. Tahun 1989 penyusunan AMDAL dan mengajukan proposal pengembangan sebesar 110 MW ke Pertamina. Pada tahun 1994, CHV memulai operasi secara komersial sebesar 110 MW, kemudian pada tahun yang sama diajukan proposal pengembangan ke Pertamina sebesar 220 MW, sehingga pada tahun 1997 CHV melakukan operasi secara komersial sebesar 330 MW. Pada tahun 1998 – 2002 dilakukanlah renegosiasi kontrak dan akhirnya pada bulan Juli 2002 kontrak diamandemen dan disetujui oleh para pihak. Azof;Iwan. S.,2002 . CHV melaksanakan program pengembangan masyarakat community development untuk masyarakat di sekitar wilayah operasi gunung Salak antara lain meliputi bidang Pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi lokal, lingkungan, infrastruktur serta komunikasi dan hubungan sosial dengan masyarakat.

4.10. Ikhtisar

Wilayah kecamatan Kabandungan merupakan kecamatan yang secara lokasi berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Sukabumi dengan Kabupaten Bogor, secara keruangan potensi yang dimiliki oleh kecamatan Kabandungan terdiri dari kawasan hutan lindung, perkebunan, pertanian dan parawisata. kecamatan Kabandungan juga berfungsi sebagai buffer zone penyangga untuk ketersediaan dan resapan air daerah bawahnya. Kecamatan Kabandungan mempunyai luas wilayah 13.992,30 ha. Dominasi pengunaan lahan di kecamatan Kabandungan adalah hutan yang mencapai 54,94 dari luas kecamatan Kabandungan. sementara penggunaan lahan untuk pemukiman hanya mencapai 4,79 dari luas kecamatan Kabandungan. Penduduk kecamatan Kabandungan 37.824 jiwa, terdiri atas 18.969 orang laki-laki atau sekitar 50,15 dari jumlah penduduk dan 18.855 orang Perempuan atau sekitar 49,85 dari jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0,05 pertahun dan diproyeksikan jumlah penduduk tahun 2029 berjumlah 61.262 jiwa atau naik sebesar 62 , rata-rata kepadatan penduduk adalah 3 jiwaha. Kecamatan Kabandungan merupakan Kecamatan pertanian dimana kebanyakan masyarakatnya bekerja sebagai buruh tani dan petani. Jumlah penduduk yang bekerja di bidang ini sebanyak 22.691 orang, terdiri dari buruh tani sebanyak 12.446 orang dan Petani 10.145 orang, kemudian disusul dengan buruh swastapegawai swasta, serta sebagian kecil bermata pencaharaian sebagai peternak, PNS,Pedagang, Pengrajin dan bidang jasa. Penduduk yang bekerja sebagai petani pada umumnya bercocok tanam padi, sayur mayur, pisang, pepaya dan komoditas lainnya. Kegiatan beternak umumnya adalah pengembang biakan domba, kelinci, ayam dan perikanan darat. Penduduk miskin di Kecamatan Kabandungan masih cukup besar yaitu mencapai 5.170 keluarga dari 8.467 Rumah tangga yang ada di Kecamatan Kabandungan atau sekitar 61,06 . Dominasi tingkat pendidikan masyarakat kecamatan Kabandungan adalah SDSederajat. Pada tahun ajaran 20052006 jumlah siswa drop out umur 7 -12 tahun di kecamatan Kabandungan adalah 86 Orang Tingginya angka putus sekolah untuk usia 7-12 tahun ini disebabkan lemahnya kondisi ekonomi keluarga, rata-rata tingkat melanjutkan murid SD ke SLTP di kecamatan Kabandungan adalah 36.91. CHV merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan eksploitasi panas bumi geothermal yang beroperasi di wilayah kecamatan Kabandungan tepatnya di daerah Awi Bengkok yang merupakan wilayah vulkanis dalam gugusan Gunung Salak melalui pengeboran sumur-sumur produksi penghasil uap panas bumi, terdapat 65 sumur bor 35 di kecamatan pamijahan dan 30 di kecamatan Kabandungan dengan kedalaman 1.250 meter sampai dengan 3.211 meter. CHV melaksanakan program pengembangan masyarakat community development untuk masyarakat di sekitar wilayah operasi gunung Salak baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik.

V. EVALUASI

Dokumen yang terkait

Kontribusi Pengembangan Objek Wisata Perdesaan terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Simalungun

5 114 97

Pembinaan Dan Pemantapan Ekonomi Masyarakat Perdesaan Di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Kaitannya Dengan Pengembangan Wilayah

0 14 7

Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi)

1 53 137

Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa Cikurutug Kecamatan Cikreunghas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

1 12 70

Strategi Pengembangan Rekreasi Sungai Citarik Di Kecamatan Cikidang, kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 10 129

Pengembangan masyarakat dalam industri geothermal (studi kasus di Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabepaten Bandung)

0 3 122

Pengembangan Masyarakat Sebagai Pendekatan Pengembangan Wilayah Perdesaan. (Studi Kasus pada Industri Geothermal di Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat)

0 48 410

Pengetahuan masyarakat tentang konservasi sumberdaya hutan: studi kasus pada masyarakat Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sukabumi Jawa Barat

0 8 50

Perubahan Pola Interaksi Masyarakat Dengan Hutan di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

1 11 167

Pengembangan Agroforestry Berbasis Biofarmaka dan Kemitraan Pemasaran untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 5 6