bersama stakeholders, maka keterpaduan dengan program-program lain yang dilaksanakan oleh stakeholders tersebut sangat diperlukan dalam rangka
memberikan penguatan terhadap aktivitas program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaannya diperlukan suatu
mekanisme tidak hanya menciptakan keterpaduan proses mulai dari perencanaan program, pelaksanaan dan pengawasan serta evaluasi terhadap
program tetapi juga dapat mengatur dan memberi kesejajaran tempat bagi stakeholders untuk turut berperan serta dalam program pengembangan
masyarakat, sehingga diperlukan pelembagaan pola hubungan antara stakeholder terkait masyarakat,Pemda,Perusahaan serta LSM baik dalam
perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi program. Jika dilihat dari sudut pengoordinasian dan pengintegrasian program, maka program pengembangan
masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan terlihat masih rendah. Dari hasil pengamatan dilapangan, Pelaksanaan program pengambangan
masyarakat yang dilaksanakan oleh perusahaan belum dapat mengisi kekosongan pembangunan di wilayah Kecamatan Kabandungan, hal ini terlihat
dari rendahnya pengoordinasian program seperti di jelaskan sebelumnya. Pelaksanaa program pengembangan masyarakat cenderung terpusat pada
daerah-daerah atau kelompok-kelompok tertentu saja yang di pilih oleh perusahaan sendiri. Rendahnya tingkat koordinasi dengan pihak pemerintah
dalam hal ini Kecamatan Kabandungan mengakibatkan tumpang tindihnya program yang digarap, dan ada program-program tertentu yang pihak
Kecamatan Kabandungan tidak me-recognize, sehingga pihak Kecamatan Kabandungan Kabandungan cenderung tidak mendukung program yang sedang
dilaksanakan.
6.4. Jaringan Kelembagaan Lokal
Selain lembaga formal yang sudah ada seperti Pemerintah Desa, BPD, MUI, PKK, KNPI dan Karang taruna juga terdapat lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang di bentuk oleh masyarakat seperti berbagai kelompok organisasi kepemudaan,remaja mesjid, kelompok pengajianmajlis ta’lim,
,kelompok olah raga, organisai pecinta Alam, organisasi underbow partai politik dan juga LSM yang dibentuk untuk tujuan mengadvokasi masyarakat dalam
bidang pemberdayaan ekonomi, lingkungan hidup serta pendidikan baik tingkat desa maupun tingkat Kecamatan. Kelompok tersebut adalah LSM sorak, LSM
Barak, LSM KPP, LSM Forum Guru untuk Lingkungan,LSM P3LH, LSM absolute, Aspak 213, kelompok-kelompok tersebut memiliki bidang garapan yang berbeda
tetapi ada juga yang memiliki bidang garapan yang sama. Disamping LSM lokal terdapat juga LSM-LSM dari luar Kecamatan Kabandungan seperti dari Bogor
dan Jakarta yang bekerja di Kecamatan Kabandungan diantaranya Yapeka, CI, Telapak, Peka dan JK3GS. seperti terlihat dalam Matriks 6.1. berikut
Matriks 6.1. LSM yang melakukan kegiatan di Kecamatan Kabandungan No
Nama LSM Asal LSM
Bidang Garapan
1 Absolute
Cipeuteuy Lingkungan hidup
2 Aspak 213
Jayanegara Olah Raga
3 Barak
Cipanas Tenaga
kerja, pemberdayaan
masyarakat 4
CI Indonesia Jakarta
Lingkungan dan pendidikan 5
Forum Guru Untuk Lingkungan
Tugubandung Lingkungan dan pendidikan
6 JK3GS
Bogor Lingkungan Hidup
7 Komunitas
Peduli Pendidikan KPP
Kabandungan Pendidikan, lingkungan hidup dan
pengembangan masyarakat 8
P3LH Kabandungan
Lingkungan hidup 9
Peka Bogor
Pemberdayaan masyarakat 10
Sorak Kabandungan
Tenaga kerja,
pemberdayaan masyarakat
11 Yapeka
Bogor Pendidikan lingkungan hidup
Sumber : Hasil Wawancara
Disamping itu terdapat juga kelompok-kelompok tani yang tersebar di desa-desa Kecamatan Kabandungan, sebagaimana terlihat dalam Tabel 6.3
berikut: Tabel 6.3. Jumlah Kelompok Tani Menurut Kelas Kelompok
Kelas kelompok Pemula
Lanjut Madya
Utama Jumlah
Anggota -
8 -
- 8
1.827
Sumber: kantor Penyuluhan Pertanaian Kabupaten Sukabumi
LSM-LSM tersebut melaksanakan program-program pemberdayaan bekerjasama dengan CHV secara sendiri-sendiri sehingga sering terjadi
persaingan antara LSM-LSM lokal untuk mendapatkan program dari CHV. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan program pengembangan masyarakat yang
dilakukan kurang mendapatkan dukungan dari masyarakat, karena masyarakat menganggap bahwa apa yang diusulkan oleh LSM-LSM tersebut bukan
merupakan kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu kelembagaan kolektif yang dapat menjembatani antara masyarakat dengan perusahaan, sehingga apa yang
menjadi kebutuhan masyarakat dapat tersampaikan dengan jelas. Disamping itu juga agar perusahaan tidak kesulitan dalam memilih “partner” dalam
pelaksanaan program yang benar-benar merepresentasikan masyarakat dan diakui oleh masyarakat sebagai wakil dari masyarakat.
6.5. Konflik Yang Muncul Dalam Masyarakat