rona awal lingkungan dan pengajuan proposal pembuktian 230 MW ke Pertamina. Tahun 1989 penyusunan AMDAL dan mengajukan proposal
pengembangan sebesar 110 MW ke Pertamina. Pada tahun 1994, UGI memulai operasi secara komersial sebesar 110 MW, kemudian pada tahun yang sama
diajukan proposal pengembangan ke Pertamina sebesar 220 MW, sehingga pada tahun 1997 UGI melakukan operasi secara komersial sebesar 330 MW.
Pada tahun 1998–2002 dilakukanlah renegosiasi kontrak dan akhirnya pada bulan Juli 2002 kontrak diamandemen dan disetujui oleh para pihak. Kemudian
pada tahun 2002 UGI diakuisisi oleh CHV Azof.,2002 .
2.6. Dampak Industri Pertambangan
Setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan akan selalu membawa dampak terhadap masyarakat baik dampak positif maupun negatif. Begitu pula di
bidang pertambangan, dampak-dampak timbul akibat industrialisasi tersebut berupa dampak sosial,ekonomi maupun lingkungan.
Pengusahaan pertambangan memiliki peran yang strategis dan kontribusi yang besar terhadap pembangunan di daerah. Sebab dengan pengusahaan
pertambangan didaerah, otomatis akan membentuk komunitas baru dan pengembangan wilayah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah
kegiatan pengusahaan pertambangan. Pengembangan wilayah yang demikian akan membawa pengaruh terhadap perekonomian daerah.
Kontribusi perusahaan pertambangan terhadap pembangunan secara nasional melalui penerimaan negara sangat besar, namun terhadap
pengembangan masyarakat sekitar dan pembangunan wilayah belum maksimal, program pengembangan masyarakat dan program pembangunan lainnya belum
merupakan jaminan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat sekitar, terutama pasca pertambangan, tetapi masi sebatas untuk menghilangkan konflik antara
masyarakat sekitar dengan usaha pertambangan. Menurut Muhammad 2000 dampak positif dari kegiatan pertambangan
adalah: 1. Memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi
nasional. 2. Meningkatkan pendapatan asli daerah PAD
3. Menampung tenaga kerja, terutama masyarakat sekitar 4. Meningkatkan usaha mikro masyarakat sekitar
5. Meningkatkan kualitas SDM masyarakat sekitar 6. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekitar,
Sedangka dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan adalah: 1. Terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup
2. Penurunan Kualitas hidup masyarakat lokal 3. Meningkatnya kekerasan terhadap perempuan
4. Terjadinya pelanggaran HAM Saleng 2004 dalam Hamzah 2005 menyatakan bahwa pengusahaan
pertambangan di wilayah yang relatif terpencil atau wilayah yang baru dibuka, seringkali masyarakat pendatang jauh lebih maju dan sejahtera serta memiliki
semangat bersaing competition spirit yang tinggi ketimbang masyarakat asli setempat. Perbedaan kesejahteraan dan semangat bersaing ini pada akhirnya
akan menjadi penyebab konflik sosial antara masyarakat asli dengan masyarakat pendatang. Ketidakadilan akses dan ketidakmerataan pembagian keuntungan
ekonomi wilayah yang diterima oleh lokalitas berpotensi memicu terjadinya konflik sosial.
Keberadaan industri pertambangan disamping memberikan dampak terhadap degradasi dan kerusakan lingkungan juga berpotensi untuk tumbuh dan
berkembangnya permasalahan-permasalahan sosial serta degradasi nilai-nilai budaya lokal masyarakat sekitar lokasi pertambangan. Pada umumnya lokasi
industri pertambangan terletak di daerah-daerah terpencil dengan tingkat pendidikan masyarakat yang sangat rendah dan tidak memiliki keahlian skill
tentang industri pertambangan serta jauh dari sentuhan teknologi dan arus informasi
sehingga menyebebkan
masyarakat disekitar
perusahaan pertambangan kurang mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut karena tidak mampu bersaing dengan pekerja-pekerja yang berasal dari luar daerah yang lebih memiliki kemampuan skill dan pengalaman
dalam bidang industri pertambangan. Ketidakmampuan masyarakat lokal untuk bersaing dengan para pekerja yang berasal dari luar daerah akan menimbulkan
kecemburuan sosial. Untuk menjembatani ketimpangan-ketimpangan tersebut maka program
pengembangan masyarakat menjadi suatu pilihan untuk meminimalisir dampak negatif dari kegiatan pertambangan dengan strategi pengembangan masyarakat
yang berorientasikan pada upaya reduksi intensitas dampak, strategi netralisasi dampak negatif, strategi remediasi atau kuratif pengobatan.
2.7. Hubungan Industri dan Pengembangan Masyarakat