4.8.3. Kesehatan
Terbatasnya Jumlah fasilitas dan tenaga bidang kesehatan di kecamatan Kabandungan, mengakibatkan pelayanan bidang kesehatan menjadi kurang
maksimal. Jumlah fasilitass kesehatan dikecamatan kabandungan terdiri atas 1 puskesmas, 2 puskesmas pembantu pustu dan 38 pos yandu
sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.11 . Jumlah fasilitas kesehatan tersebut di layani oleh SDM bidang kesehatan yang terbatas pula seperti terdapat
dalam Tabel 4.20 berikut: Tabel 4.20. Jumlah SDM Bidang Kesehatan di kecamatan Kabandungan
Jenis Tanaga Medis Jumlah
Dokter Ahli Dokter Umum
1 Dokter Gigi
Akademi Kesehatan 2
Bidan 3
Perawat 2
Perawat Gigi SPPH
1 SPAG
Jumlah 9
Sumber Data: Dinas Kesehata Kabupaten Sukabumi 20052006 Diolah
4.8.4. Masalah Lingkungan a. Krisis Air
Mengingat topografi wilayah Kecamatan Kabandungan yang terdiri dari perbukitandataran tinggi sehingga kemungkinkan menggunakan air
tanah dalam menjadi sangat mahal, maka penyediaan air bersih selama ini sangat bergantung kepada pada mata air dan aliran air dari
gununghutan. Pada musim kemarau debit air relatif kecil sehingga tidak seimbang dengan tuntutan kebutuhan air masyarakat, sedangakan ketika
musim hujan air menjadi banjir, hal ini terjadi karena adanya illegal logging dan penambangan galian C di beberapa sungai.sungai Ciawitali,
Cibeureum, Cipanas, Ciherang, Citarik.
b. Bencana Longsor
Pada musim hujan wilayah Kecamatan Kabandungan merupakan daerah rawan longsor, karena tingkat kemiringan lahan yang relatif tinggi.
Bencana longsor hampir terjadi setiap tahun walaupun tidak selalu
menimbulkan korban jiwa, tetapi kerugian materil dengan rusaknya rumah penduduk dan prasarana jalan atau kebun cukup meresahkan
Masyarakat. Berikut ini adalah Tabel 4.21 bencana yang terjadi selama tahun 2005
Tabel 4.21 Jumlah Kejadian Bencana Alam Menurut Jenisnya Kecamatan
Kebakaran Angin Topan
Longsor Kabandungan
3 1
24
Sumber: Kantor Penanggulangan Masalah Sosial Kabupaten Sukabumi tahun 2005 Diolah
Tingginya tingkat bencana longsor ini menyebabkan kerugian bagi warga masyarakat baik kerugian jiwa maupun kerugian materi, seperti terlihat
dalam Tabel 4.22 berikut: Tabel 4.22. Jumlah Kerugian Akibat Kejadian Bencana Alam Dan
taksiran Nilai Kerugan Kerugian Jiwa
Kerugian Material Menderita
Meninggal KK
Jiwa Rumah
Sawah Darat ha
Taksiran Kerugian 000
3 11
24 7
15.000
Sumber: Kantor Penanggulangan Masalah Sosial Kabupaten Sukabumi tahun 2005 Diolah
Tingginya angka bencana longsor dipicu juga oleh pemanfaatan lahan- lahan kritis oleh masyarakat tanpa melakukan konservasi terhadap lahan
tersebut, luas lahan kritis di Kecamatan kabandungan seluas 97,38 Ha. Tabel 4.23. Luas Lahan Kritis di kecamatan Kabandungan Ha
Luas lahan kritis Awal 2005
Luas total Penghijauan
Luas lahan kritis Akhir 2005
97,38 -
97,38
Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Sukabumi tahun 2005 Diolah.
4.9. CHV.
Keberadaan CHV, Diawali dengan diketemukannya cadangan panas bumi di daerah Awi bengkok Gunung Salak oleh perusahaan Amerika
Union,kemudian berubah menjadi Unocal kemudian perusahaan ini diakuisisi oleh CHV dan berganti nama menjadi CHV geothermal Salak,Ltd CHV pada
tahun 2006.
CHV mulai beroperasi sejak tahun 1982, bergerak dalam bidang eksplorasi dan eksploitasi panas bumi di daerah Awi Bengkok yang merupakan
wilayah vulkanis dalam gugusan Gunung Salak melalui pengeboran sumur- sumur produksi penghasil uap panas bumi, terdapat 65 sumur bor 35 di
kecamatan pamijahan dan 30 di kecamatan Kabandungan dengan kedalaman 1.250 meter sampai dengan 3.211 meter.
CHV, merupakan pemegang kontrak proyek panas bumi di Gunung Salak ,Kontrak ini ditandatangani pada tahun 1982 antara Pertamina, PLN dan CHV
Dari tahun 1983 – 1986 dilakukan proses studi rona awal lingkungan dan pengajuan proposal pembuktian 230 MW ke Pertamina. Tahun 1989 penyusunan
AMDAL dan mengajukan proposal pengembangan sebesar 110 MW ke Pertamina. Pada tahun 1994, CHV memulai operasi secara komersial sebesar
110 MW, kemudian pada tahun yang sama diajukan proposal pengembangan ke Pertamina sebesar 220 MW, sehingga pada tahun 1997 CHV melakukan
operasi secara komersial sebesar 330 MW. Pada tahun 1998 – 2002 dilakukanlah renegosiasi kontrak dan akhirnya pada bulan Juli 2002 kontrak
diamandemen dan disetujui oleh para pihak. Azof;Iwan. S.,2002 . CHV melaksanakan program pengembangan masyarakat community
development untuk masyarakat di sekitar wilayah operasi gunung Salak antara lain meliputi bidang Pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi lokal,
lingkungan, infrastruktur serta komunikasi dan hubungan sosial dengan masyarakat.
4.10. Ikhtisar