Sistem Transportasi Sistem Ekonomi

tingkat menengah, SMA negeri baru berdiri tahun 2005 dengan nama SMA negeri Kabandungan 1. Jumlah sarana pendidikan di kecamatan Kabandungan seperti terlihat dalam Tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10. Jumlah Sekolah di Kecamatan Kabandungan Tingkat Sekolah No Nama Desa TKRA SD MD SMP MTs SMA MA 1 Kabandungan 1 6 7 1 2 1 2 Mekarjaya 1 4 1 3 Tugubandung 4 10 4 Cipeuteuy 4 6 5 Cihamerang 1 4 7 6 Cianaga 3 4 Jumlah 2 22 38 1 3 1 Sumber: Laporan Bulanan Pada Kantor Kecamatan Kabandungan. Oktober 2007 Sarana kesehatan di kecamatan Kabandungan terdiri atas Puskesmas,puskesmas pembantu Pustu serta pos yandu . Jumlah dan penyebaran fasilitas kesehatan dikecamatan Kabandungan disajikan dalam Tabel 4.11. Tabel 4.11. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Kabandungan Fasilitas Kesehatan No. Nama Desa Puskesmas Puskesmas Pembantu Pos Yandu 1 Kabandungan 1 7 2 Mekarjaya 4 3 Tugubandung 1 8 4 Cipeuteuy 6 5 Cihamerang 1 6 6 Cianaga 5 Jumlah 1 2 36 Sumber: Laporan Bulanan Pada Kantor Kecamatan Kabandungan. Oktober 2007 diolah Rumah sakit belum tersedia di kecamatan Kabandungan, sehingga jika ada warga masyarakat yang menderita penyakit yang serius harus dirujuk kerumah sakit, rumah rasikt terdekat adalah rumah sakit umum daerah RSUD Sekarwangi yang berjarak 37 Km.Sedangkan fasilitas tempat ibadah tersedia dalam jumlah yang memadai dengan jumlah mesjid 54 buah dan Mushola 54 buah Kandepag Kabupaten Sukabumi 20052006

4.4. Sistem Transportasi

Hampir seluruh kawasan telah terhubungkan oleh jaringan jalan walaupun dengan tingkat kualitas jalan yang bervariasi seperti terlihat dalam Tabel 10 diatas. Di kecamatan Kabandungan juga terdapat beberapa trayek angkutan yang melintas kecamatan Kabandungan, dimana pada umumnya merupakan trayek lokal yaitu Parungkuda-Cipeuteuy, Parungkuda-Kaladi, Parungkuda-Nirmala, Parungkuda-Cihamerang.Juga terdapat 2dua subterminal yaitu terminal Kaladi dan Terminal Cipeuteuy. Dominasi pergerakan masyarakat yang ada di kecamatan Kabandungan pada umumnya adalah pergerakan internal, kondisi eksisting dilapangan juga menunjukan telah adanya pembangunan jalan yang menghubungkan Bogor- Palabuhan Ratu melalui Desa cipeuteuy dan Cianten kabupaten Bogor yang melintasi wilayah Taman nasional Gunung Halimun-Salak TNGHS.

4.5. Sistem Ekonomi

Kecamatan Kabandungan merupakan Kecamatan pertanian dimana kebanyakan masyarakatnya bekerja sebagai buruh tani dan Petani. sebagimana terlihat dalam Tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12 . Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Kabandungan D e s a No Mata Pencaharian Kaban- dungan Tugu- bandung Cipeu- teuy Ciha- merang Mekar- jaya Cianaga Jumlah 1 Petani 1.236 2.418 1.877 1.450 484 2680 10.145 2 Peternak 43 9 14 - - - 86 3 Nelayan - - - - - - -- 4 Buruh Tani 855 3.225 3.656 810 788 3122 12.446 5 BuruhSwasta 629 - 230 517 176 - 1.552 6 PNS 51 25 23 13 21 6 139 7 Pedagang 167 125 135 194 48 35 704 8 Pengrajin 10 20 17 117 85 10 259 9 Jasa 41 - 179 37 - 20 277 Sumber: Laporan Bulanan Pada Kantor Kecamatan Kabandungan. Oktober 2007 Berdasar Tabel 4.12 terlihat bahwa mata pencaharian dibidang pertanian mempunyai jumlah terbanyak. Jumlah penduduk yang bekerja di bidang ini sebanyak 22.691 orang, terdiri dari buruh tani sebanyak 12.446 orang dan Petani 10.145 orang, kemudian disusul dengan buruh swastapegawai swasta, serta sebagian kecil bermata pencaharaian sebagai peternak, PNS,Pedagang, Pengrajin dan bidang jasa. Penduduk yang bekerja sebagai petani pada umumnya bercocok tanam padi, sayur dan palawija, kegiatan beternak pada umumnya adalah pengembangbiakan domba., ayam dan ikan. Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai buruhswasta sebagai mata pencaharian pada umumnya bekerja di perusahaanpabrik yang berada disekitar kecamatan Kabandungan atau di luar daerah dan sebagian kecil bekerja pada perkebunan dan CHV. Tingginya jumlah penduduk dengan mata pencaharian sebagai buruh tani disebabkan adanya kepemilkan lahan yang tidak merata di kecamatan Kabandungan, hal ini terjadi karena sebagian besar wilayah kecamatan Kabandungan dikuasai oleh Perhutani tanah kehutanan, tanah negara PTP VIII serta tanah perkebunan swasta PT.Jayanegara dan PT. Intan Hepta, seperti terlihat dalam Tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13. Luas Tanah Menurut Jenis Penggunaannya di kecamatan Kabandungan dlm Ha Tanah perkebunan Tanah darat Tanah pesawahan Tanah Kehutanan Swasta Negara PTP Jumlah 3.441 1.025,3 7.918 400 1.208 13.992,3 Sumber: Laporan Bulanan Pada Kantor Kecamatan Kabandungan. Oktober 2007 diolah Berdasar Tabel 4.13 , maka kepemilikan lahan oleh masyarakat hanya seluas 4.466,3 Ha atau 32 dari luas wilayah kecamatan Kabandungan sedangkan selebihnya yaitu sebesar 9.526 Ha atau 68 dikuasai oleh negara dan perkebunan swasta. Ketimpangan kepemilikan lahan juga terjadidi tingkat masyarakat, dimana ada masyarakat yang menguasai tanah pertanian yang luas dan ada juga masyarakat yang tidak punya lahan pertanian samasekali, sehingga masyarakat yang tidak punya lahan biasanya menjadi buruh tani pada masyarakat yang lahannya luas, atau menggarap lahan masyarakat yang lahannya luas dengan sistem bagi hasil tertentu. Penduduk yang bekerja sebagai petani pada umumnya bercocok tanam padi, sayur mayur, pisang, pepaya dan komoditas lainnya. Kegiatan beternak umumnya adalah pengembang biakan domba, kelinci, ayam dan perikanan darat, sedangkan penduduk yang bekerja sebagai buruh pada umumnya bekerja di perusahaan-perusahaan lokal kecil, perkebunan teh Jayanegara dan PTP VIII serta sebagian kecil pada Proyek CHV. Mata pencaharian lainnya adalah berdagang dan sebagian kecil PNS serta sisanya adalah sektor-sektor informal lainnya. Dalam sistem tata niaga input dan output hasil produksi pertanian, hasil produksi pertanian biasanya dipasarkan dalam jumlah cukup besar ke pasar induk Keramat jati di Jakarta atau pasar induk Bogor. Hasil produksi pertanian pisang kabandungan sudah mempunyai pasar yang baik di Jakarta dan Bogor, sekitar15 ton setiap hari komoditas ini diangkut ke berbagai pasar di Jakarta dan Bogor. Tetapi komoditas tersebut di jual sebagai bahan mentah tanpa proses produksi lebih lanjut, sehingga nilai tambah yang diperoleh sangat kecil sekali. Hal ini terjadi karena masih rendahnya keterampilan yang dimiliki oleh Masyarakat untuk mengolah lebih lanjut, serta kurangnya modal baik untuk pengadaan alat-alat produksi maupun untuk pengadaan bahan baku lainnya. Dengan kata lain kendala utama dalam pengembangan usaha rakyat di Kabandungan adalah terbatasnya keterampilan, modal kerja dan operasional serta Pemasaran hasil produksi. Kabandungan juga merupakan daerah tujuan investasi untuk peternakan terutama jenis ayam Broiler, dengan populasi peternakan terbesar adalah Ayam Pedaging, sebagaimana dalam Tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14. Produksi Daging Menurut Jenis Ternak Dan Telur Unggas di kecamatan Kabandungan Kg Kerbau KambingDomba Daging Ayam Telur Ayam 306 68.378 340.517 21.036 Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Diolah sebagian besar peternakan ayam dimiliki oleh pengusaha dari luar kecamatan Kabandungan yang menyewa lahan atau kandang di kecamatan Kabandungan, sedangkan penduduk hanya bekerja sebagai buruh atau sering disebut sebagai “anak kandang” pada peternakan tersebut.

4.6 Sumberdaya Lokal

Dokumen yang terkait

Kontribusi Pengembangan Objek Wisata Perdesaan terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Simalungun

5 114 97

Pembinaan Dan Pemantapan Ekonomi Masyarakat Perdesaan Di Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Kaitannya Dengan Pengembangan Wilayah

0 14 7

Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi)

1 53 137

Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa Cikurutug Kecamatan Cikreunghas Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

1 12 70

Strategi Pengembangan Rekreasi Sungai Citarik Di Kecamatan Cikidang, kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 10 129

Pengembangan masyarakat dalam industri geothermal (studi kasus di Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabepaten Bandung)

0 3 122

Pengembangan Masyarakat Sebagai Pendekatan Pengembangan Wilayah Perdesaan. (Studi Kasus pada Industri Geothermal di Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat)

0 48 410

Pengetahuan masyarakat tentang konservasi sumberdaya hutan: studi kasus pada masyarakat Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sukabumi Jawa Barat

0 8 50

Perubahan Pola Interaksi Masyarakat Dengan Hutan di Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

1 11 167

Pengembangan Agroforestry Berbasis Biofarmaka dan Kemitraan Pemasaran untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

0 5 6