Formula B Formula I
Gambar 11. Hasil pengujian tipe emulsi lotion minyak nilam. Warna merah
menunjukkan fase minyak dan warna biru menunjukkan fase biru.
Lotion minyak nilam dari keempat formula menunjukkan tipe emulsi
minyak dalam air MA Gambar 11. Gambar yang ditandai dengan lingkaran warna biru menunjukkan lotion dilarutkan ke dalam air sedangkan gambar
yang ditandai dengan lingkaran warna merah menunjukkan lotion dilarutkan ke dalam minyak. Selain dengan pengujian tipe emulsi, tipe emulsi dapat
diketahui dari komposisi sediaan dan nilai HLB. Formula lotion minyak nilam menunjukkan bahwa lotion didominasi oleh fase air. Nilai HLB untuk
semua formula di antara 8-11 tabel VIII. Menurut Allen 2014, nilai HLB sutau emulsi antara 8-18 akan menghasilkan emulsi dengan tipe MA.
Penggunaan Tween 80 dan Span 80 yang digunakan sebagai surfaktan pada sediaan lotion minyak nilam mampu membentuk emulsi dengan fase dalam
minyak dan fase luar air.
3. Pengujian ukuran droplet
Ukuran droplet merupakan parameter penting yang perlu diukur untuk mengetahui sifat fisik dan stabilitas dari emulsi. Fenomena ketidak
stabilan emulsi dapat diprediksi dari ukuran droplet.
Tabel VIII . Ukuran droplet dan HLB lotion minyak nilam
Formula Ukuran
dropletµm HLB
AB 24,440 ± 0,070
9,932 A
27,617 ± 0,614 8,580
B 23,157 ± 0,555
11,443 I
26, 257 ± 0,565 10,136
Berdasarkan tabel VIII, keempat formula memiliki ukuran droplet yang sesuai dengan rentang yaitu 1-100 µm. Uji statistik menunjukkan
ukuran droplet keempat formula berbeda bermakna p-value 0,05. Menurut Chung et al. 2001, ukuran droplet emulsi tipe MA dipengaruhi oleh nilai
HLB dan konsentrasi surfaktan. Semakin tinggi nilai HLB dan semakin tinggi konsentrasi surfaktan maka ukuran droplet akan semakin kecil. Formula yang
memiliki ukuran droplet paling kecil ialah formula B dengan nilai HLB paling tinggi. Formula A memiliki ukuran droplet paling besar dengan nilai
HLB paling rendah. Formula AB memiliki konsentrasi surfaktan yang lebih tinggi dibandingkan dengan formula I sehingga formula AB yang memiliki
nilai HLB lebih rendah, memiliki ukuran droplet yang lebih kecil dibandingkan dengan formula I.
4. Pengujian viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan viskometer seri V04 dengan rotor nomor 2. Hasil pengukuran viskositas bisa dilihat pada gambar 12.
Gambar 12. Hasil uji viskositas lotion minyak nilam
Berdasarkan gambar 12, setiap formula lotion minyak nilam memiliki viskositas yang berbeda bermakna p-value 0,05. Viskositas antar
formula lotion minyak nilam yang berbeda disebabkan oleh jumlah agen pengemulsi. Semakin banyak agen pengemulsi maka viskositas lotion
semakin tinggi. Formula AB dengan jumlah agen pengemulsi paling banyak memiliki viskositas paling tinggi. Formula I memiliki agen pengemulsi paling
sedikit sehingga memiliki viskositas paling rendah. Viskositas lotion minyak nilam merupakan respon dari penelitian
ini kemudian diuji secara statistik menggunakan Design Expert 9.0.4 untuk diketahui efek dari Tween 80 dan Span 80 terhadap viskositas. Uji statistik
yang digunakan ialah uji ANOVA pada tingkat signifikansi p-value 0,05. Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas
Y = -20,000 + 4,167X
1
+ 7,500X
2
– 0,417X
1
X
2
………….3
10 20
30 40
50 60
Vis k
o sit
a s
dPa .s
Formula
Formula AB Formula A
Formula B Formula I
dengan Y sebagai respon viskositas, X
1
sebagai Tween 80, X
2
sebagai Span 80, dan X
1
X
2
sebagai interaksi antara Tween 80 an Span 80. Model persamaan ini signifikan p-value 0,05 sehingga bisa diapakai untuk
optimasi. Efek merupakan perubahan respon karena adanya variasi level
faktor. Berdasarkan Design Expert 9.0.4, nilai efek Tween 80, Span 80, dan interaksinya dalam menentukan respon viskositas dapat dilihat pada tabel IX.
Tabel IX. Nilai efek Tween 80, Span 80, dan interaksinya terhadap respon viskositas
Faktor Efek
p-value
Tween 80 5,000
0,217 Span 80
16,667 0,002
Interaksi -3,333
0,397 Tween 80 dan Span 80 memiliki efek dengan nilai positif ini
berarti Tween 80 dan Span 80 memiliki efek menaikkan viskositas lotion minyak nilam. Efek dari interaksi keduanya bernilai negatif yang berarti
interaksi Tween 80 dan Span 80 menurunkan viskositas lotion minyak nilam. Span 80 merupakan efek yang signifikan p-value 0,05, sedangkan Tween
80 dan interaksi tidak signifikan p-value 0,05 terhadap daya sebar. Faktor yang memiliki efek dominan ialah Span 80.
Garis merah pada gambar 13 menunjukkan level rendah suatu faktor sedangkan garis hitam menunjukkan level tinggi suatu faktor.
Berdasarkan gambar 13, peningkatan Span 80 mampu menaikkan viskositas lotion
pada Tween 80 level rendah maupun pada level tinggi.
Gambar 13. Grafik hubungan Span 80 terhadap viskositas
Gambar 14. Grafik hubungan Tween 80 terhadap viskositas
Gambar 14 menunjukkan peningkatan konsentrasi Tween 80 pada level rendah maupun level tinggi Span 80 mampu menaikkan viskositas
lotion . Menurut Jufri et al. cit., Astuti, 2014, peningkatan viskositas dengan
adanya penambahan Tween 80 dan Span 80 disebabkan karena interaksi antara rantai panjang masing masing gugus akibat kecepatan pengadukan
yang tinggi selama proses pembuatan sehingga terjadi perpanjangan rantai misel pada permukaan droplet minyak dan air sehingga medium dispers
B: Span gram A: Tween gram
5 6
7 8
9
V is
k o
s it
a s
d .P
a
20 30
40 50
60
2 2
2
Interaction
A: Tween gram B: Span gram
6 7
8 9
10
V is
k o
s it
a s
d .P
a
20 30
40 50
60
2
Interaction
semakin rigid. Semakin rigid medium dispers maka viskositas yang dihasilkan akan semakin tinggi. Dari persamaan 3, dibuat contourplot untuk
respon viskositas. Contourplot respon viskositas bisa dilihat pada gambar 15.
Gambar 15. Contourplot respon viskositas lotion minyak nilam
Contourplot viskositas
menunjukkan semakin
banyak penggunaan Tween 80 dan Span 80 maka nilai viskositas yang dihasilkan
makin tinggi. Daerah contourplot yang berwarna biru menunjukkan nilai viskositas yang semakin rendah sedangkan daerah yang berwarna kuning
menunjukkan nilai viskositas makin tinggi. Nilai viskositas lotion minyak nilam yang diinginkan antara 40-65 dPa.s. Nilai tersebut didapat dari nilai
viskositas lotion repelan yang sudah ada di pasaran.
5. Pemeriksaan daya sebar