B. Pengujian Sifat Fisik Lotion Minyak Nilam
Sifat fisik lotion minyak nilam yang dievaluasi ialah organoleptis, pH, tipe emulsi, viskositas, daya sebar, dan ukuran droplet. Pengujian sifat fisik
dilakukan 48 jam setelah pembuatan karena emulsi sudah terbebas dari gaya gesekan dan energi untuk membuat lotion.
Tabel VII. Data pengamatan organoleptis, pH, dan tipe emulsi lotion minyak nilam
Kriteria Formula
AB A
B I
Warna Putih
kekuningan Putih
kekuningan Putih
kekuningan Putih
kekuningan Bau
Khas Khas
Khas Khas
Tekstur Kental
Kental Kental
Kental Homogenitas Homogen
Homogen Homogen
Homogen pH
6 6
6 6
Tipe emulsi MA
MA MA
MA
1. Pengujian organoleptis dan pH
Lotion minyak nilam perlu dievaluasi secara organoleptis karena
berpengaruh terhadap estetika dan penerimaan konsumen. Selain itu, pengamatan penampilan lotion dapat menunjukkan secara langsung
ketidakstabilan lotion, seperti pemisahan fase atau perubahan warna. Berdasarkan tabel VII, warna dari lotion minyak nilam berwarna
putih kekuningan. Warna putih disebabkan karena ukuran droplet lebih dari 1 µm yang menyebabkan warna emulsi berwarna putih Lieberman et al., 1996
sedangkan warna kuning didapatkan dari minyak nilam yang berwarna cokelat kemerahan.
Bau yang dimiliki sediaan berbau khas, yaitu berbau minyak nilam. Hal ini menunjukkan bahwa tidak perlu ditambahkan parfum ke dalam
sediaan untuk memperbaiki wangi sediaan. Sediaan topikal harus memiliki pH antara 4,5 sampai 6,5,
menyesuaikan dengan keadaan fisiologis kulit. Apabila pH sediaan terlalu asam, maka kulit dapat teriritasi, sedangkan apabila pH sediaan terlalu basa
maka kulit akan menjadi kering. Hasil pengujian pH pada tabel VII menunjukkan lotion memiliki pH
6 di mana sesuai dengan keadaan fisiologis kulit. Hal ini menunjukkan kombinasi Tween 80 dan Span 80 dapat menghasilkan lotion dengan pH yang
sesuai dengan fisiologis kulit, yaitu 6.
2. Pengujian tipe emulsi
Tujuan dilakukan pemeriksaan tipe emulsi ialah mengetahui tipe emulsi yang terbentuk pada lotion minyak nilam. Metode pembuktian yang
digunakan dengan metode pengenceran. Apabila lotion larut ke dalam air maka memiliki tipe emulsi MA namun lotion tidak larut ke dalam air maka
memiliki tipe emulsi AM.
Formula AB Formula A
Formula B Formula I
Gambar 11. Hasil pengujian tipe emulsi lotion minyak nilam. Warna merah
menunjukkan fase minyak dan warna biru menunjukkan fase biru.
Lotion minyak nilam dari keempat formula menunjukkan tipe emulsi
minyak dalam air MA Gambar 11. Gambar yang ditandai dengan lingkaran warna biru menunjukkan lotion dilarutkan ke dalam air sedangkan gambar
yang ditandai dengan lingkaran warna merah menunjukkan lotion dilarutkan ke dalam minyak. Selain dengan pengujian tipe emulsi, tipe emulsi dapat
diketahui dari komposisi sediaan dan nilai HLB. Formula lotion minyak nilam menunjukkan bahwa lotion didominasi oleh fase air. Nilai HLB untuk
semua formula di antara 8-11 tabel VIII. Menurut Allen 2014, nilai HLB sutau emulsi antara 8-18 akan menghasilkan emulsi dengan tipe MA.
Penggunaan Tween 80 dan Span 80 yang digunakan sebagai surfaktan pada sediaan lotion minyak nilam mampu membentuk emulsi dengan fase dalam
minyak dan fase luar air.
3. Pengujian ukuran droplet