Minyak nilam mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a sukar tercuci, b sukar menguap dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya, c dapat larut
dalam alkohol dan d dapat dicampur dengan minyak atsiri lainnya. Oleh karena itu, minyak nilam banyak digunakan sebagai fiksatif unsur pengikat pada
industri wewangian Santoso, 1990. Manfaat yang dimiliki minyak nilam ialah sebagai parfum, antifungi,
antimutagen, antibakteri, dan pencegah emphysema pada tahap pemulihan setelah operasi Trongtokit et al., 2005. Menurut Chakrapani et al. 2013, minyak nilam
digunakan sebagai anti depresan, diuretik, deodoran, fungisida, insektisida, stimulan, dan antiseptik.
Minyak nilam dengan konsentrasi 100 memiliki kemampuan sebagai repelan terhadap Aedes aegypti dengan waktu perlindungan selama 120 menit.
Waktu perlindungan yang diberikan minyak nilam dengan konsentrasi 50 ialah 60 menit sedangkan dengan konsentrasi 10 tidak memberikan perlindungan
Trongtokit et al., 2005. Senyawa kimia minyak nilam yang memiliki efek repelan paling baik terhadap nyamuk A. aegypti ialah patchouli alcohol dengan
daya proteksi sebesar 100 selama 280 menit Gokulakrishnan et al., 2013.
B. Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti memiliki tubuh dan tungkai yang ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakkan. Di bagian punggung dorsal tubuhnya
tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari nyamuk Aedes aegypti Ginanjar, 2007.
Menurut Ginanjar 2007, nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan yang mencolok dalam hal ukuran. Nyamuk jantan memiliki ukuran
yang lebih kecil dibandingkan dengan nyamuk betina dan terdapat rambut-rambut tebal pada bagian antena nyamuk jantan. Kedua hal ini dapat diamati dengan mata
telanjang. Nyamuk Aedes aegypti betina dewasa memiliki tubuh berwarna hitam
kecoklatan. Ukuran tubuh nyamuk Aedes aegypti betina antara 3-4 cm dengan mengabaikan panjang kakinya Ginanjar, 2007.
Metamorfosis nyamuk Aedes aegypti terjadi secara sempurna di mana telur pada umumnya diletakkan di air sedangkan larva dan pupa yang memerlukan
air untuk bertahan hidup. Beberapa hari sesudah berada dalam air, telur nyamuk akan menetas menjadi larva. Larva akan berganti kulit sebanyak 4 kali dan
selanjutnya berubah menjadi pupa. Pupa tidak memerlukan makanan. Stadium pupa berlangsung selama 2-3 hari sebelum pupa berubah menjadi nyamuk dewasa
Soedarto, 2011. Nyamuk Aedes aegypti bersifat diurnal yaitu aktif pada pagi dan siang
hari. Penularan nyamuk dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang menghisap darah. Nyamuk betina membutuhkan protein yang ada
pada darah seperti prostglandin untuk bertelur Ginanjar, 2007. Nyamuk Aedes aegypti menghisap darah dengan mengandalkan
penciumannya terhadap bau manusia. Bau manusia timbul akibat hasil ekskresi manusia. Komponen hasil ekskresi yang paling menarik perhatian nyamuk ialah
asam laktat dan CO
2
Zwiebel et al., 2004.
Salah satu cara untuk mencegah gigitan nyamuk ialah dengan pengunaan repelan. Repelan bekerja dengan cara menghalangi kemampuan antena nyamuk
untuk mendeteksi asam laktat dan CO
2
Luukinen et al., 2008. Repelan merupakan suatu produk yang ditujukan untuk mengurangi
gigitan arthropoda hematophagy. Secara umum, repelan serangga paling efektif dalam fase uap Debboun, Frances, and Strickmann, 2007.
C. Lotion