Hasil pengujian lotion minyak nilam kemudian dibandingkan dengan hasil teoritis yang didapatkan menggunakan Design Expert 9.0.4.
Tabel XI . Validasi Contourplot Superimposed
Perhitungan Viskositas dPa.s Daya sebar cm Teoritis
46,651 7,088
Hasil validasi 46,667
7,233 p-value
0,635 0,059
Berdasarkan tabel XI, nilai viskositas dan daya sebar lotion hasil validasi masuk ke dalam range yang diinginkan. Perbedaan antara viskositas
teoritis dengan hasil validasi berbeda tidak bermakna p-value 0,05. Daya sebar teoritis dengan hasil validiasi memiliki perbedaan tidak bermakna p-
value 0,05. Hal ini menunjukkan model persamaan untuk viskositas dan
daya sebar yang didapat valid.
C. Pengujian Stabilitas Lotion Minyak Nilam Selama Penyimpanan
30 hari
Tujuan dilakukan pengujian stabilitas selama penyimpanan 30 hari untuk mengetahui kestabilan lotion minyak nilam selama 30 hari. Kestabilan sediaan ini
terkait dengan keamanan dan kenyamanan sediaan saat digunakan. Stabilitas lotion
minyak nilam dilihat berdasarkan organoleptis, tipe emulsi, pergeseran viskositas, daya sebar, dan ukuran droplet selama masa penyimpanan. Masa
penyimpanan yang dimaksud ialah 30 hari.
1. Stabilitas organoleptis dan pH
Selama penyimpanan satu bulan tidak ditunjukkan perubahan dari segi bau, warna, dan tekstur. Selama penyimpanan, sediaan tidak juga
menunjukkan adanya pemisahan fase. Hal ini menunjukkan penggunaan Tween 80 dan Span 80 sudah mampu menghasilkan sediaan yang stabil
secara organoleptis. Lotion
minyak nilam tidak ditumbuhi mikroba selama penyimpanan satu bulan. Hal ini menunjukkan metil paraben sebagai antimikroba, sudah
mampu mencegah pertumbuhan mikroba. Pengujian pergeseran pH dilakukan dengan tujuan mengetahui
pergeseran pH selama masa penyimpanan satu bulan. Pergeseran pH terkait dengan sifat iritatif sediaan. Apabila pH sediaan tidak sesuai dengan range
kulit maka dapat menimbulkan sifat iritasi. Selama penyimpanan 30 hari tidak ditunjukkan perubahan pH. Hal
ini menunjukkan bahwa lotion yang dihasilkan dengan menggunakan Tween 80 dan Span 80 sebagai agen pengemulsi sudah stabil secara pH.
2. Stabilitas tipe emulsi
Perubahan tipe emulsi mampu menunjukkan ketidakstabilan emulsi sehingga tipe emulsi sebelum dan sesudah penyimpanan perlu diukur.
Formula AB Formula A
Formula B Formula I
a
Formula AB Formula A
Formula B Formula I
b
Gambar 21. Penentuan tipe emulsi a sebelum penyimpana 30 hari, b sesudah penyimpanan 30 hari
Lotion tidak menunjukkan adanya perubahan tipe emulsi dari
sebelum penyimpanan satu bulan Gambar 21a dan sesudah penyimpanan satu bulan Gambar 21b. Berdasarkan pengujian ini maka penggunaan
Tween 80 dan Span 80 sebagai agen pengemulsi sudah dapat menghasilkan lotion
yang stabil selama penyimpanan satu bulan dari segi tipe emulsi.
3. Pergeseran ukuran droplet
Ketidakstabilan emulsi dimulai pertama kali dengan penggabungan ukuran droplet. Oleh karena itu, ukuran droplet perlu diteliti selama
penyimpanan satu bulan.
Gambar 22. Grafik stabilitas ukuran droplet lotion minyak nilam selama
penyimpanan 30 hari
Berdasarkan gambar 22, ukuran droplet lotion mengalami kenaikkan yang berbeda bermakna p-value 0,05 dari awal hingga akhir penyimpanan.
Hal ini menunjukkan adanya fenomena koalesen. Koalesen adalah fenomena bergabungnya droplet droplet kecil menjadi satu yang menghasilkan droplet
berukuran besar Eccleston, 2007. Akibat ada fenomena koalesen, ukuran droplet
lotion menjadi lebih besar. Semakin lama fenomena koalesen akan menghasilkan fenomenan pemisahan fase. Penggunaan Tween 80 dan Span
80 belum dapat menghasilkan ukuran droplet emulsi lotion minyak nilam yang stabil. Semakin besar ukuran droplet maka pemisahan fase yang terjadi
akan semakin cepat. Hal ini sesuai dengan hukum Stokes dimana radius droplet berbanding lurus dengan kecepatan pemisahan fase. Kecepatan
pemisahan fase dapat dikurangi dengan cara mengurangi ukuran droplet. Troy and Beringer, 2006.
20 25
30 35
40 45
2 9
16 23
30
Uku ran
p ar
tikel ยต m
Waktu pengukuran hari
Formula AB Formula A
Formula B Formula I
4. Pergeseran viskositas