melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Peneliti yang melakukan wawancara mempunyai tiga kewajiban sebagai berikut: memberitahu narasumber tentang hakikat penelitian dan pentingnya kerja
sama mereka dengan peneliti; menghargai narasumber atas kerjasamanya; dan memperoleh informasi dan data yang diinginkannya. Hasil wawancara tersebut
merupakan data kualitatif yang digunakan sebagai data awal mengenai sejauh mana orang tua dan anak dalam mengetahui tradisi ruwatan.
3.6.2 Kuesioner
Menurut Widoyoko, dalam Sugiyono 2014: 199 kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis
yang diedarkan kepada responden untuk dijawab. Hasil penyebaran kuesioner merupakan data kuantitatif yang digunakan
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak tentang tradisi ruwatan dan seberapa perlu buku cerita bergambar untuk membantu anak dalam memahami
tradisi ruwatan.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
3.7.1 Data kualitatif
Teknik analisis data kualitatif diperoleh dari komentar terhadap kuesioner yang disebarkan. Komentar tersebut diperoleh dari para pakar yang memberikan
masukan terhadap kelayakan buku cerita bergambar yang sudah dirancang oleh peneliti. Data dianalisis sebagai pedoman untuk memperbaiki dan mengetahui
kelayakan produk yang dihasilkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.7.2 Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa skor yang diberikan oleh para ahli. Data tersebut dianalisis oleh peneliti sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui sejauh
mana kelayakan produk yang telah dihasilkan. Data kuantitatif diperoleh melalui instrumen berupa lembar kuesioner. Skala penilaian yang digunakan terhadap
produk yang sudah dikembangkan yaitu sangat baik 4, baik 3, kurang baik 2 dan sangat kurang baik 1. Peneliti menggunakan pedoman penskoran dengan
nilai 1–4. Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif menggunakan tabel konversi nilai skala empat berdasarkan skala Likert
Widoyoko, 2012:112. Penyusunan tabel klasifikasi menggunakan aturan yang sama dengan dasar jumlah skor responden yaitu dicari skor tertinggi, skor
terendah, jumlah kelas, dan jarak interval. Skor tertinggi = 4
Skor terendah = 1 Jumlah kelas = 3
Jarak interval = 4-14 = 0,75
Tabel 6. Tabel Skala Likert
Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan
1,0 sd 1,75 Sangat tidak baik
1,75 sd 2,5 Tidak baik
2,5 sd 3,25 Baik
3,25 sd 4 Sangat baik
Peneliti melakukan sedikit modifikasi dalam penghitungan nilai yang didapatkan untuk mempermudah dalam pemahaman maupun penghitungan data.
Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif menggunakan tabel berdasarkan penilaian acuan patokan PAP atau skala Likert
dengan modifikasi Widoyoko, 2012 sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 7. Skala Likert Modifikasi
Nilai Keterangan
90 – 100 Sangat layak
80 – 89 Layak
65 – 79 Cukup layak
55 – 64 Kurang layak
55 Sangat kurang layak
Hasil dari perhitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif
ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala empat.
Perhitungan kelayakan prototipe: Nilai kelayakan prototipe
= .... 35 x 100 = ... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi uraian tentang penjelasan dari hasil penelitian dan pembahasan. Penjelasan dari hasil penelitian mencakup 2 hal, yaitu 1
menjelaskan prosedur pengembangan, serta 2 mendeskripsikan kualitas prototipe buku cerita anak tentang ruwatan dalam konteks pendidikan karakter
kebangsaan yang peneliti hasilkan. Hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan sebagai berikut.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian pengembangan ini peneliti lakukan dengan menerapkan prosedur pengembangan menurut Sugiyono. Enam tahap yang digunakan peneliti
yaitu 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, dan 6 uji coba produk. Berikut penjabaran dari
tahap-tahap tersebut.
4.1.1 Prosedur Pengembangan
4.1.1.1 Potensi dan masalah
Di dalam tradisi ruwatan terdapat nilai-nilai yang baik yaitu nilai sosial, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai persatuan sesuai dengan pendidikan
karakter kebangsaan yang harus tetap dilestarikan. Selain itu, di dalam tradisi ruwatan terdapat nilai-nilai seperti berdoa, gotong royong, kebersamaan dan
mengucap syukur. Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya,
kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya Herawati 2010: 3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI