dengan cara bersujud dihadapannya dan ketika dalang membacakan doa untuk meminta kepada Tuhan agar acara dapat berjalan dengan lancar. Olah pikir
meliputi rasa ingin tahu dan berpikir kritis yang ditunjukkan ketika seorang anak bertanya mengenai tradisi ruwatan dan hal-hal yang berhubungan dengan tradisi
tersebut. Olah ragakinestetika meliputi bersih dan sehat yang ditunjukkan ketika seseorang yang telah selesai diruwat maka orang tersebut sudah terbebas dari
marabahaya, kesialan atau dosa. Olah rasa dan karsa meliputi gotong royong dan kebersamaan yang ditunjukkan ketika pelaksanaan ruwatan, orang-orang
bergotong royong untuk menyiapkan acara yang akan diselenggarakan. Sedangkan nilai kebersamaan ditunjukkan ketika tirakatan, makan bersama, dan
melihat pertunjukkan wayang. Selain itu apabila dilihat dari karakter kebangsaan yang terdapat dalam Pancasila, maka tradisi ruwatan mengandung nilai-nilai
dalam tiga sila yaitu, sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab, dan sila ketiga yang
berbunyi Persatuan Indonesia.
2.1.2 Pendidikan Karakter Kebangsaan
2.1.2.1 Arti karakter
Menurut Suyanto dalam Kurniawan, 2013: 28 karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Lorens Bagus dalam Kurniawan, 2013: 28 mendefinisikan karakter sebagai
nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang mencakup perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-nilai, dan
pola-pola pemikiran. Atau, menurutnya suatu kerangka kepribadian yang relatif mapan yang memungkinkan ciri-ciri semacam ini mewujudkan dirinya.
Menurut Lickona dalam Wibowo, 2012: 32 karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami itu dalam
tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati orang lain, dan karakter mulia lainnya. Menurut Koesoema dalam
Sumarah,dkk 2015: 09, kata karakter berasal dari bahasa Latin “kharakter”, “kharassein”, dan “kharax” yang berarti “dipahat”. Karakter memiliki tiga unsur
yang meliputi pengetahuan, perasaan, dan tindakan moral. Ketiganya sering dilambangkan sebagai kepala, hati, dan tangan. Kepala merupakan simbol dari
Competence, hati simbol dari Conscience, dan tangan serta kaki sebagai simbol dari Compassion manusia.
Menurut pemerintah, karakter adalah nilai-nilai yang khas – baik tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik
terhadap lingkungan yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah
raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai,
kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan Pemerintah Republik Indonesia, 2010: 07. Dari beberapa pengertian
di atas dapat disimpulkan karakter adalah sifat, ciri, watak, cara berpikir dan berperilaku seseorang yang membedakan antara yang satu dengan yang lain.
2.1.2.2 Karakter kebangsaan