Pengertian Umum Panggilan Panggilan Mahasiswa PAK Sebagai Katekis Paroki
61
terhadap kehidupan Gereja. Jelas sekali dua tuntutan dasar bagi katekis, yaitu percaya diri dan komitmen. Percaya diri adalah sikap yang lahir dari kesadaran
akan panggilan diri sebagai sarana perwujudan impian Allah bagi umat-Nya, sedangkan komitmen adalah kesetiaan untuk melaksanakan tanggungjawab
termasuk di dalamnya kesetiaan turut memikirkan bersama rencana pastoral dan ketelatenan melaksanakannya Komisi Kateketik KWI, 2005: 100-102.
Ketiga, katekis berperan dalam mencegah pereduksian Kristianitas pada persoalan ibadat. Katekis diharapkan menyadari martabatnya sebagai awam yang
tidak membatasi pada urusan ibadat. Sehubungan dengan itu, dalam AA art. 5 menyatakan bahwa:
Oleh sebab itu perutusan Gereja tidak saja membawakan warta Kristus dan rahmat-Nya kepada manusia, tetapi juga meresapi dan menyempurnakan
tata dunia dengan semangat Injil. Jadi para awam yang melaksanakan perutusan Gereja ini, menjadikan kerasulannya baik dalam Gereja mau pun
di dalam dunia, baik dalam tata rohani mau pun dalam tata dunia.
Dari pernyataan di atas sangatlah jelas bahwa katekis dapat menangani bidang lain, yaitu pelayanan karitatif dan pelayanan advokasi. Pelayanan karitatif
adalah pelayanan dalam bentuk kasih sayang dan perhatian, misalnya memberi pelayanan yang mengarah kepada orang-orang sakit dan miskin, sedangkan
pelayanan advokasi adalah pelayanan yang mengarah kepada penciptaan kondisi yang mencegah orang untuk menjadi sakit, misalnya baksos. Keempat, katekis
berperan dalam pelayanan yang memberdayakan solidaritas umat beriman, yakni membangkitkan kesadaran, semangat, dan keteladanan dalam pelayanan. Sebagai
petugas pastoral yang juga mengambil bagian langsung dalam kehidupan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bermasyarakat, katekis memiliki peluang untuk menyemangati masyarakat dengan semangat pelayanan yang menjiwainya Komisi Kateketik KWI 2005: 102-104.
Kelima, katekis berperan dalam menghidupi pluralitas di bidang pelayanan Gereja. Kenyataan menunjukan bahwa katekis dapat menjalankan berbagai
macam profesi. Hal ini terlihat oleh katekis-katekis yang sudah tidak bekerja lagi di paroki atau keuskupan karena mereka bekerja pada lembaga atau intansti di luar
Gereja. Walaupun mereka sudah tidak berprofesi sebagai katekis, mereka tetap merasa dan menyebut diri sebagai katekis. Hal ini didasarkan pada kenyataan
akan panggilannya sebagai katekis yang didukung oleh komitmen yang sungguh- sungguh. Dengan bantuan mereka, Gereja dapat menjalani hubungan dan
kerjasama yang baik dengan lembaga atau instansi di luar Gereja. Maka relasi dan kerjasama antara Gereja dengan dunia luar semakin terbuka lebar, dengan
demikian Gereja dapat memberikan pelayanan secara leluasa dan bebas tanpa ada satu halangan yang membatasi keduanya Komisi Kateketik KWI, 2005: 104-
105.