68
e. Macam-macam Spiritualitas Katekis Paroki
Spiritualitas katekis merupakan sumber dan pedoman prilaku yang menopang tugas katekis sehubungan dengan panggilannya yang khusus.
Spiritualitas menyangkut hubungan pribadi antara katekis dengan Allah yang tampak dalam hidup sehari-hari. Dalam kenyataan hidup katekis, banyak sekali
macam-macam spiritualitas katekis yang bisa dipelajari, namun dalam pembahasan ini penulis hanya membatasi pada empat macam spiritualitas katekis
yang harus dimiliki oleh katekis, yaiutu sedia diutus, semangat menggereja, menjadi murid, dan berakar dan berbuah.
1 Sedia Diutus
Katekis sebagai fungsionaris Gereja memiliki spiritualitas sedia diutus oleh Gereja. Sikap sedia diutus oleh Gereja yang hidup dalam diri katekis pada
dasarnya mengalir dari panggilan yang dikehendaki oleh Yesus sendiri. Dalam hidup merasul-Nya, Yesus sanggup mendorong dan mempengaruhi banyak orang
unruk mendalami hidup rohani yang dalam. Demikian pula katekis dipanggil untuk mempunyai hidup rohani yang mendalam, yaitu menjalankan kehidupan
doa, latihan rohani, membaca Kitab Suci, dan devosi Sarjumunarsa, 1982: 23. Ketekis menyadari kesediaan diri untuk sedia diutus oleh Gereja karena ia merasa
dipanggil untuk mengikuti cara hidup Yesus yang setia diutus oleh Bapa-Nya sampai pada akhir hayat-Nya. Demikian pula katekis yang sedia diutus terlihat
dalam keterlibatannya yang formal dalam perutusan Gereja. Maka dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menyangkut tugasnya katekis menyatakan kepada masyarakat akan kehadiran gereja yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat sampai pada akhir hayatnya
Sarjumunarsa, 1982: 34
2 Semangat Menggereja
Seorang katekis tentunya memiliki sikap semangat menggereja yang mendalam yakni bergerak dalam komunitas iman jemaat. Katekis yang bergerak
dalam komunitas iman jemaat tentu saja harus memiliki sikap dan sifat komunikatif. Sikap dan sifat tersebut terlihat dalam keterbukaannya untuk sedia
dan setia mendengarkan sabda Tuhan, karena tugas khusus katekis dalam rangka menggereja yang bergerak dalam komunikasi iman jemaat, maka ia harus
memiliki semangat dan cita-cita untuk menggerakkan seluruh anggota Gereja dalam mengkomunikasikan imannya. Dalam komunikasi iman jemaat yang
integral akan terwujud Gereja yang hidup, nyata, dan damai Sarjumunarsa, 1982: 34-35.
3 Menjadi Murid
Yesus sebelum mengakhiri tugas-Nya dan terangkat ke surga, Ia mendekati para murid dan berkata:
Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman Mat 28:18-20. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dalam ayat-ayat tersebut, sangatlah jelas bahwa Yesus memberi kuasa dan tugas kepada para murid, yaitu menjadi murid sekaligus sebagai pengajar.
Kaitannya dengan ayat-ayat tersebut semua orang kristiani termasuk katekis adalah murid Yesus, maka betapa pun katekis memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam mengajar ia tetap murid Yesus. Dalam Injil Matius 11:29 dikatakan “Belajarlah kepda-Ku karena Aku lemah lembut dan rendah hati”, ayat
tersebut mengajak kepada katekis untuk selalu setia belajar agar ia memiliki sikap lemah lembut dan rendah hati, artinya terbuka pada berbagai pengalaman,
pendapat, siap menerima kritik dan tidak malu bertanya Sarjumunarsa, 1982: 35- 36.
4 Berakar dan Berbuah
Katekis dikatakan berhasil mengembangkan spiritualitasnya apa bila iman Gereja semakin mengakar dan berbuah di dalam kehidupan jemaat. Hal ini
bertolak dari perkataan Yesus yang terdapat dalam Mat 7:6 yai tu; “Dari buahnya
lah kamu akan mengenal mereka”. Gereja semakin berakar mengandung arti Gereja bertumbuh, berkembang, dan menyatakan dirinya di dalam seluruh aspek
kehidupan jemaat baik itu dari segi kebudayaan, sosial, ekonomi, keagamaan, dan kehidupan sehari-hari dengan demikian seluruh aspek kehidupan masyarakat
merasakan dan menjiwai semangat iman Kristiani. Sedangkan Gereja semakin berbuah mengandung arti tindakan umat yang nyata perbuatan baik. Tindakan
baik ini ditujuakan bukan hanya kepada sesama jemaat tetapi juga kepada masyarakat luas.