59
a. Pengertian Panggilan Sebagai Katekis Paroki
Pada bagian di atas sudah dijelaskan mengenai pengertian panggilan dan pengertian katekis, maka dapat disimpulkan panggilan sebagai katekis adalah
undangan Allah yang ditunjukan kepada manusia untuk menjadi seorang katekis yang mendapat tugas dari Gereja untuk memperkenalkan Kristus, menumbuhkan
dan mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun kategorial. Seorang katekis perlu menyadari makna adikodrati dan gerejawi dari
panggilannya, sehingga ia bisa menjawab “Sungguh aku datang” Ibr 10:7, atau “Ini aku, utuslah aku” Yes 6:8. Dengan begitu katekis akan sungguh-sungguh
menghidupi panggilannya dan penuh tanggungjawab dalam menjalankan tugas panggilannya tersebut.
b. Kekhasan Panggilan Katekis
Sebagai seorang awam, tentunya katekis memiliki panggilan yang khas, dimana ia dipanggil dan diutus mewartakan Injil dalam sifat keduniawiannya di
tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, ikut ambil bagian dalam pergumulan dan perkembangan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, ia juga berperan
sebagai pewarta sabda dengan menghadirkan sosok Yesus Kristus yang diimaninya dengan menampilkan kasih Allah melalui perkataan dan perbuatan di
tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dengan harapan agar semakin banyak orang yang percaya dan beriman kepada-Nya Prasetya, 2007: 30.
60
c. Peran Katekis Paroki
Peran seorang katekis dalam karya pewartaan Gereja sangat vital, maka Gereja perlu mengkualifikasi katekis-katekis yang bekerja dalam karya pewartaan.
Seorang katekis yang menyadari panggilannya tentu akan menyadari perannya dalam Gereja. Penulis melihat ada 5 lima peran katekis dalam Gereja yang
terlibat perluasan dan perwujudan Kerajaan Allah di dunia. Peran pertama, berkatekese berarti mewartakan visi dan pembentukan
communio. Dalam mewartakan visi, ia berperan mengajarkan ajaran Yesus kepada orang-orang yang mau bertobat mau pun kepada orang yang telah bertobat.
Pengajaran ini dilakukan secara berkesinambungan yaitu dari tahap pengajaran sampai ketahap pendewasaan CT, art. 20. Tahap pengajaran bertujuan
membantu mereka untuk semakin mengenal, mencintai dan mengimani Yesus Kristus, sedangkan tahap pendewasaan bertujuan agar mereka berani bersaksi atas
iman akan Yesus Kristus Prasetya, 2007: 33-34. Dalam mewujudkan communio diharapkan katekis memiliki sikap keberpihakannya terhadap mereka yang
tersingkirkan oleh masyarakat KLMTD sebagai upaya Allah dalam mewujudkan communio Komisi Kateketik KWI, 2005: 99-100.
Kedua, mempertahankan kegandaan wajah Gereja dengan tetap hadir sebagai agen pastoral awam. Perlu disadari bahwa communio Gereja tidak hanya
terdiri dari para klerus dan biarawan-biarawati melainkan juga kaum awam yang tidak hanya terdiri dari laki-laki dan perempun. Pereduksian Gereja pada kaum
klerus dan laki-laki perlu diatasi dengan pembentukan katekis laki-laki dan katekis perempuan agar mereka memiliki kepercayaan diri dan komitmen