65
b. Spiritualitas Seorang Katekis
Spiritualitas merupakan unsur yang paling pokok yang harus dimiliki oleh katekis, karena spiritualitas inilah yang membantu katekis tetap bersemangat
dalam menjalankan tugas panggilannya. Dalam Dokumen Direktorium Kateketik Umum DKU no. 114, berkata perihal spiritualitas katekis, sebagai berikut:
Tugas yang dipercayakan pada katekis menuntut diripadanya suatu kehidupan sakramental dan rohani yang bersemangat, suatu penghayatan
doa dan perasaan yang mendalam akan keunggulan wanita kristiani dan kekuatan yang dimilikinya untuk mengubah kehidupan seseorang; tugas
ini menuntut juga diripadanya sikap mencari cinta kasih, kerendahan hati dan kebijaksanaan, yang memberikan Roh Kudus untuk melengkapi
pekerjaannya yang penuh hasil dalam diri mereka yang diajar. Spiritualitas katekis berkaitan erat dengan hal-hal yang dituntut dalam
menunaikan panggilan sebagai katekis. Karena spiritualitasnya diturunkan dari pelayanannya, namun spiritualitas katekis banyak juga tergantung dengan pada
temperamen, lingkungan, dan terutama pada karunia Roh. Seorang bisa agak pendiam atau lebih komunikatif, agak mengasingkan diri atau lebih melibatkan
diri. Seperti setiap orang kristiani yang lain, katekis juga berkembang dalam iman, pengharapan, dan cinta kasih; menantang yang jahat dalam diri sendiri atau di
sekitarnya; berjuang dan bangkit dari jatuh, mengadakan pembaruan terus menerus, bersemangat rendahati, miskin dalam Roh, taat, murni, bijaksana;
menyembah, bersyukur, dan bermohon. Sejauh ia melibatkan diri dalam pendidikan iman, ia harus melibatkan diri dalam pendidikan iman, ia harus
mengongkritkan hidup spiritual kristianinya melalui pembinaan Telaumbanua, 2005: 170.
66
Sebelum berbicara mengenai macam-macam spiritualitas katekis, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian spiritualitas, pengertian spiritualitas
katekis, dan perlunya spiritualitas bagi katekis dengan berguru pada Yesus Kristus.
c. Pengertian Spiritualitas Katekis
Dasar spiritualitas katekis adalah spiritualitas kristiani, dimana setiap orang kristiani terpanggil untuk mewujudkan secara nyata kehidupan Kristus yang
diimaninya sebagai Tuhan dan Penyelamat dengan cara mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari Sarjumunarsa, 1985: 23. Spiritualitas katekis dapat
diartikan sebagai hidup rohani seorang katekis, sebagai orang kristiani yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang agama yang cukup
mengkomunikasikan apa yang diketahui dan dialami kepada orang lain dan dapat menjadi saksi iman di tengah-tengah umat melalui kesaksian hidup yang nyata
Heuken, 2002: 12. Dengan demikian spiritualitas katekis adalah hidup rohani seorang katekis
yang senantiasa didorong, dimotivasi, dibimbing, dipimpin, dijiwai, diterangi, dan digerakkan oleh kekuatan Roh Allah yang berpengetahuan dan berpengalaman di
bidang agama, memiliki kesaksian iman dan mengkomunikasikannya kepada umat di tengah-tengah kehidupan nyata.
67
d. Perlunya Spiritualitas bagi katekis dengan Berguru pada Yesus Kristus
Setiap kegiatan akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan daya dorong yang mendasarinya. Daya dorong tersebut adalah spiritualitas. Seorang
katekis dalam menjalankan tugas panggilannya perlu memiliki spiritualitas katekis. Sumber spiritualitas para katekis adalah Yesus Kristus. Katekis harus
memiliki sikap pengharapan akan kualitas hidup kristiani dengan menjadikan Yesus sebagai pedoman hidup.
Yohanes Paulus II mengharapkan agar para katekis menimba spiritualitas katekis dari Sang Guru yakni Yesus Kristus. Banyak hal yang dapat dipelajari dari
Yesus Kristus yang merupakan katekis ulung di mana kesuksesan dan keberhasilan terlihat dari banyaknya orang yang menjadi pengikut, percaya, dan
bertobat. Kesetiaan Yesus terhadap tugas terlihat dari apa yang dilakukan-Nya, di mana Ia tidak henti-hentinya terus mengajar CT, art 9. Apa yang diajarkan-Nya
sungguh memberikan teladan yang mendalam bagi para pendengar-Nya, dan tidak terlepas dari kenyataan hidup-Nya.
Tindakan yang Ia lakukan sungguh-sungguh menunjukan karya penebusan bagi dosa manusia yang merupakan perwujudan nyata atas sabda-Nya dan
sekaligus sebagai pemenuhan wahyu. Para katekis diharapkan memiliki dan meneladani apa yang dilakukan oleh Yesus dalam mengajar. Hal ini dilakukan
agar para katekis menemukan sinar terang dan kekuatan untuk secara otentik memperbaharui katekese Komisi Kateketik KWI, 2009: 30-31.