87
6 Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret
Kekhasan pada langkah terakhir ini adalah mengusahakan tindakan konkret dan niat-niat bersama. Peserta diajak untuk sampai kepada keputusan
praktis yakni mendorong keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan pertobatan pribadi dan sosial yang kontinyu. Sesui dengan tujuan langkah ini, pendamping
harus sungguh-sungguh mengusahakan agar peserta sampai pada keputusan pribadi dan bersama. Pendamping berperan untuk dapat merangkum hasil langkah
keempat, supaya dapat lebih membantu peserta dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini pendamping perlu menekankan pada peserta sikap optimis dan
realistis terhadap masa depan yang lebih baik dengan kesadaran bahwa Allah senantiasa hadir dalam situasi apapun Sumarno Ds., 2013: 22.
88
BAB IV USULAN PROGRAM REKOLEKSI MODEL SHARED CHRISTIAN
PRAXIS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MAHASISWA AKAN PANGGILANNYA SEBAGAI SEORANG KATEKIS
Suatu kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila dipersiapan dengan matang dan terencana. Para
pendamping perlu membuat suatu program pendampingan. Mangunhardjana 1985: 16 menyatakan program adalah prosedur yang dijadikan landasan untuk
menentukan isi dan urutan acara-acara pembinaan yang akan dilaksanakan. Program juga merupakan serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis
guna mempermudah pendamping dalam rangka menyusun kegiatan secara terperinci dan menyeluruh yang dijabarkan sesuai tema yang telah ditentukan.
Dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa-peristiwa hidup yang manusia alami seringkali berlalu begitu saja tanpa sempat disadari dan direfleksikan,
sehingga kita tidak mengetahui makna di balik peristiwa tersebut. Salah satu kegiatan yang dapat membantu dalam menyadari dan merefleksikan peristiwa
hidup adalah rekoleksi. Rekoleksi menjadi salah satu bagian untuk menyadari, merefleksikan peristiwa hidup dan menemukan rencana Tuhan dalam hidup
pribadi masing-masing manusia. Mata kuliah PPL PAK Paroki yang dialami dan dilaksanakan oleh
mahasiswa Prodi PAK sebagai peristiwa formal yang belum direfleksikan, sehingga dampak dari pelaksanaan PPL PAK Paroki ini tidak dirasakan dan
belum direfleksikan secara sungguh-sungguh dan mendalam oleh mahasiswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PAK. Di Prodi PAK perlu diadakan program rekoleksi model Shared Christian Praxis sebagai upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa akan penggilannya
sebagai seorang katekis. Uraian dalam bab ini terbagi menjadi lima bagian yaitu latar belakang pemilihan program, alasan pemilihan tema atau tujuan, petunjuk
pelaksanaan program dan contoh persiapan rekoleksi model Shared Christian Praxis.
A. Latar Belakang Penyusunan Program
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kampus PAK bagi mahasiswa yang telah melaksanakan dan mengalami mata kuliah PPL PAK
Paroki, penulis dapat mengetahui bahwa mahasiswa PAK cukup memahami bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan sarana untuk memotivasi serta
menjadi tempat untuk memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Namun dengan pemahaman yang ada tersebut, ternyata mahasiswa PAK belum
sepenuhnya mampu mengahayati dan memaknai akan peran dari mata kuliah PPL PAK Paroki sebagai penumbuh kembang panggilannya sebagai katekis,
mahasiswa belum sungguh-sungguh merefleksikan proses yang terjadi selama melaksanakan mata kuliah PPL PAK Paroki. Bagi penulis, kondisi ini cukup
memperihatinkan mengingat peranan mata kuliah PPL PAK Paroki belum direfleksikan
dengan sungguh-sungguh
oleh mahasiswa.
Berdasarkan keprihatinan tersebut, penulis mencoba untuk memberikan usulan program
rekoleksi model Shared Christian Praxis yang diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memaknai dan merefleksikan sungguh-sungguh pelaksanaan
dari mata kuliah PPL PAK Paroki.
90
Rekoleksi model Shared Christian Praxis merupakan ajakan kepada para mahasiswa untuk menumbuh kembangkan panggilannya sebagai katekis dan
menumbuh kembangkan hidup rohani. Pencapaian hidup rohani ini diproses melalui keheningan, penenangan pikiran dan penenangan batin. Hal ini
dimaksudkan agar dalam suasana hening, pikiran yang tenang dan batin yang tenang mahasiswa semakin mengarahkan hatinya kepada Allah. Selain
menumbuhkan panggilan sebagai katekis dan hidup rohani, rekoleksi juga menjadi kesempatan mahasiswa untuk mengingat dan mengumpulkan kembali
materi-materi yang telah diajarkan dalam mata kuliah PPL PAK Paroki dan mengajak mahasiswa untuk melakasnakan serta melakukan kebiasaan hidup yang
baik dan semakin terlibat di Lingkungan bersama dengan jemaat.
B. Alasan Pemilihan Tema
Tema program rekoleksi yang diusulkan tidak terlepas dari tema dan tujuan sentral yang ingin dicapai dalam mata kuliah PPL PAK Paroki. Dalam
membuat tema-tema rekoleksi juga menyesuaikan dengan keadaan karakteristik dan situasi mahasiswa serta harapan mahasiswa terhadap mata kuliah PPL PAK
Paroki. Maka dengan keterangan di atas mengusulkan tema untuk program rekoleksi ini adalah
“Menjadi katekis adalah Panggilan Hidupku”. Tema menjadi katekis adalah panggilan hidupku merupakan tema yang tepat yang penulis
usulkan. Tema ini dipilih bertujuan supaya mahasiswa semakin menyadari bahwa menjadi katekis adalah panggilan hidup yang terdorong dari pelaksanaan mata
kuliah PPL PAK Paroki yang dialami langsung oleh mahasiswa bersama umat di Lingkungan tempat tinggal.
91
Tema ini dijabarkan dalam 3 tiga sesi yaitu: mengungkapkan dan merefleksikan pengalaman dalam PPL PAK Paroki, mendalami peran PPL PAK
Paroki dalam panggilan sebagai katekis, dan menerapkan usaha konkret dan aksi bagi masa depan panggilan sebagai katekis di Prodi IPPAK. Sesi pertama
diangkat karena ingin mengungkapkan kembali situasi pengalaman mahasiswa dalam melaksanakan PPL PAK Paroki dan merefleksikan dengan sungguh-
sungguh akan pengalaman yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa, maka melalui sesi ini diharapkan mahasiswa dapat mengungkapkan kembali
pengalaman-pengalaman selama melaksanakan PPL PAK Paroki dan merefleksikan sebagai ungkapan syukur atas pengalaman yang sudah didapatkan.
Sesi yang kedua diangkat karena ingin melihat bagaimana mahasiswa mendalami peranan mata kuliah PPL PAK Paroki dalam meneguhkan panggilan
mahasiswa sebagai seorang katekis, maka melalui sesi ini diharapkan mahasiswa dapat menyebutkan peran PPL PAK Paroki dalam meneguhkan panggilannya
sebagai seorang katekis. Sesi ketiga diangkat supaya mahasiswa dapat menerapkan usaha konkrit
dalam aksi bahwa panggilan menjadi katkis adalah panggilan yang dianugerahi oleh Allah, sehingga mahasiswa semakin terdorong untuk lebih aktif dalam
berkegiatan di Lingkungan sebagai bentuk menanggapi panggilan tersebut. Melalui pengalaman mereka yang telah melaksanakan dan mengalami mata kuliah
PPL PAK Paroki mahasiswa dapat mengungkapkan usaha dan aksi konkrit dalam menanggapi panggilan dengan aktif di Lingkungan tempat tinggal bersama
dengan umat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
C. Pedoman Pelaksanaan Program
Petunjuk pelaksanaan dalam sebuah program rekoleksi sangatlah penting, karena dengan adanya petunjuk, program rekoleksi akan berjalan dengan lancar.
Petunjuk pelaksanaan rekoleksi yang ditawarkan meliputi pendamping, peserta, waktu, metode dan sarana, tempat dan evaluasi rekoleksi.
1. Model Rekoleksi
Dalam sebuah rekoleksi, menentukan model rekoleksi merupakan hal yang penting. Dalam kaitannya dengan hal ini model rekoleksi yang akan digunakan
adalah rekoleksi model Shared Christian Praxis. Rekoleksi model Shared Chritian Praxis dipilih dan digunakan karena lebih menekankan proses katekese
yang bersifat dialogal dan partisipatif, berawal dari pengalaman iman dan visikristiani idealis supaya muncul pemahaman, sikap dan kesadaran baru
aktual yang memberi motivasi pada keterlibatan baru dan pada ahirnya baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan pengambilan
keputusan demi semakin terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah Groome, 1997: 1.
Dalam rekoleksi ini mengambil model Shared Christian Praxis karena model ini menekankan dialog, maka sangat cocok untuk kebutuhan mahasiswa
yang senang melakukan sharing dan berdialok. Langkah-langkah dalam model Shared Christian Praxis terdiri dari 5 langkah: langkah 1 pertama
mengungkapkan pengalaman hidup peserta, langkah 2 kedua mendalami pengalaman hidup peserta, langkah 3 ketiga menggali pengalaman iman
Kristiani, langkah 4 keempat menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
konkrit, dan langkah 5 kelima mengusahakan suatu aksi konkrit. Dalam rekoleksi yang akan dilaksanakan ini menggunakan penggabungan langkah-
langkah, penggabungan langkah-langkah yang digunakan antara lain langkah 1 satu dan 2 dua, langkah 3 tiga dan 4 empat, kemudian langkah 5 lima.
2. Pendamping Rekoleksi
Dalam sebuah rekoleksi keberadaan seorang pendamping sangatlah penting karena berperan sebagai pemudah, pelancar, fasilitator bagi jalannya
proses rekoleksi serta membantu peserta dalam mencapai cita-cita setelah mengikuti rekoleksi Mangunhardjana, 1985: 70. Dalam konteks rekoleksi yang
dimaksud, pendamping berperan dalam mengarahkan mahasiswa pada kedalaman hidup rohani serta mengarah pada panggilan mahasiswa sebagai katekis.
Dalam memilih pendamping rekoleksi, hendaknya melihat segi kualitas yang dimiliki seorang pendamping. Pendamping yang memiliki kualitas
dimaksudkan agar sungguh-sungguh menjadi fasilitator, pemudah, pelancar dan pencapaian cita-cita. Maka pendamping dalam rekoleksi ini adalah pendamping
yang memiliki pengetahuan yang luas dan pendamping yang memiliki kedalaman iman yang mendalam tentang kehidupan, dekat dengan Tuhan dan memiliki
integritas yang tinggi.
3. Peserta Rekoleksi
Para peserta dalam rekoleksi bisa bermacam-macam, yakni ada pelajar, pengusaha, guru dan lain-lain. Peserta dalam rekoleksi di sini adalah mahasiswa
IPPAK. Maka mahasiswa PAK yang menjadi peserta adalah mahasiswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
khususnya mahasiswa yang telah mengalami dan melaksanakan mata kuliah PPL PAK Paroki. Maka kebutuhan mereka adalah pada pengebangan dan pemantapan
diri akan panggilan menjadi seorang katekis yang dipanggil oleh Allah. hal yang demikian merupaan bagian dari kebutuhan peserta. artinya kebutuhan mahasiswa
adalah kerinduan dan cita-cita mereka.
4. Waktu Rekoleksi
Waktu rekoleksi dimengerti dalam arti kapan diadakan atau dilaksanakan rekoleksi dan berapa lama rekoleksi diadakan. Rekoleksi biasa diadakan di pagi
hari, siang, sore dan malam hari. Waktu kapan rekoleksi diadakan akan mempengaruhi bagi jalannya proses rekoleksi karena akan mempengaruhi pada
kesegaran peserta ataupun pendamping. Dari segi waktu, rekoleksi bisa diadakan selama beberapa jam atau satu hari penuh. Bisa juga rekoleksi ini dilaksanakan
sesuai dengan kesepakatan bersama supaya menemukan jalan tengah yang baik dari kesiapan pendampingnya sendiri maupun kesiapan para peserta dan para
peserta disini adalah pihak dari mahasiswa. Pelaksanaan rekoleksi dalam hal ini akan dilaksanakan selama satu hari penuh mulai pukul 08:00 WIB sampai dengan
14:30 WIB dan dilaksanakan pada hari Sabtu atau pada Minggu terakhir sebelum ujian akhir semester sebagai penutupan dari mata kuliah PPL PAK Paroki.
5. Sarana dan Metode Rekoleksi
Sarana dan metode adalah bagian dari penunjang bagi kelancaran maupun keberhasilan dalam sebuah kegiatan rekoleksi. Metode adalah cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan agar tercapai suatu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI