Media Gambar Media Menggambar dan Mewarnai
dalam Upacara Tradisi Larung di Sesaji Telaga Sarangan Desa Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.” Ditulis oleh Dicky Reza Romadhon,
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang tahun 2013.
Di penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang nilai-nilai kearifan lokal dalam upacara tradisi Larung Sesaji di Telaga Sarangan Desa Sarangan
Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif serta menggunakan prosedur pengumpulan data
yaitu metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1 asal-usul
sejarah terjadinya upacara Larung Sesaji adalah Putri dari Raja Surakarta Hadiningrat yang bernama Kusumo Werdi Ningsih hilang di Telaga Sarangan
baik jasmani maupun rohaninya. 2 tujuan diadakannya upacara Larung Sesaji adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas kehadirat Tuhan YME berkat limpahan
nikmat yang telah diterima berupa telaga Sarangan. 3 pelaksanaan upacara Larung Sesaji adalah upacara Larung Sesaji dilakukan setahun sekali pada bulan
Ruwah Jumat Pon menjelang bulan Ramadhan. 4 nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam upacara Larung Sesaji adalah nilai religi, nilai kekerabatan,
nilai rendah hati, nilai keindahan dan nilai simbolik. 5 kendala yang dihadapi saat pelaksanaan Larung Sesaji adalah kendala kecil tentang kurang tersedianya
lahan parkir untuk menampung kendaraan para pengunjung. Kedua, penelitian dengan judul
“Ritual Sesaji Sebagai Bentuk Persembahan Untuk Kanjeng Ratu Kidul Di Desa Karangbolong Kecamatan
Buayan Kabupaten Kebumen ”. Ditulis oleh Haniyaturroufah, Pendidikan Bahasa,
Sastra, dan Budaya Jawa Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun 2013. Di penelitian ini, peneliti mengatakan bahwa, tujuannya untuk mengetahui: 1
prosesi ritual sesaji, 2 makna simbolik sesaji, dan 3 fungsi ritual sesaji di pesanggrahan Kanjeng Ratu Kidul di Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan,
Kabupaten Kebumen. Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif, dengan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
atau perilaku yang dapat diamati. Fungsi folklor dalam upacara ritual yaitu fungsi ritual dan fungsi sosial. Di
antara fungsi sosial yang ada antara lain: a fungsi sebagai sarana kerukunan hidup, b fungsi sebagai kegotongroyongan, c fungsi sebagai alat pengendali
atau pengawas norma-norma masyarakat yang selalu dipatuhi oleh pendukungnya, d fungsi sebagai sarana hiburan, e fungsi pelestarian tradisi, dan f fungsi
sebagai pengesahan pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan masyarakat desa Karangbolong. Fungsi pelestari tradisi yaitu masih dilaksanakannya ritual sesaji
sebanyak empat kali dalam satu tahun, karena merupakan warisan dari leluhur yang tidak ditinggalkan.
Ketiga, penelitian dengan judul “Pengembangan Buku Berbahasa Jawa
Begambar sebagai Penunjang Pembelajaran Bahasa Jawa Sekolah Dasar”. Ditulis
oleh Amrih Setiowati, FBS Universitas Negeri Semarang tahun 2013. Di penelitian ini, peneliti mengatakan bahwa, kegiatan belajar-mengajar di kelas
membutuhkan perangkat pembelajaran yang beraneka ragam. Akan tetapi, peredaran buku pelajaran saat ini mengalami kendala baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Kondisi tersebut juga terjadi bagi mata pelajaran muata lokal bahasa Jawa. Dari segi kuantitas jumlah buku bahasa Jawa yang beredar kurang