Potensi dan Masalah Desain Prototipe

c d e f g h i Setelah sketsa jadi, peneliti menyusun buku cerita dan mewarnai yang terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, delapan gambar kegiatan tradisi nglarung beserta ceritanya, daftar pustaka, dan biodata penulis. Pada cover, memuat gambar seorang tokoh cerita, dan halaman berikutnya memuat kata pengantar tentang tradisi nglarung, kemudian terdapat daftar isi prototipe. Selanjutnya menjelaskan delapan gambar serta cerita tentang tradisi nglarung dengan seorang tokoh yaitu Risa. Gambar pada halaman 1 memuat tokoh cerita yang menjadi seorang pindahan dari kota ke daerah pesisir pantai yang penasaran dengan kegiatan masyarakat di pesisir pantai. Gambar pada halaman 2 memuat masyarakat pantai yang membawa banyak makanan menuju ke pantai. Gambar pada halaman 3 memuat gambar tokoh cerita mengajak temannya untuk ikut kegiatan di pantai serta penjelasan tentang tradisi nglarung. Gambar pada halaman 4 memuat tokoh cerita dengan temannya sedang membersihkan lingkungan pantai bersama dengan masyarakat. Gambar pada halaman 5 memuat masyarakat beserta dengan pemimpin upacara tradisi sedang mendoakan sesaji berisi makanan yang akan dilarung. Gambar pada halaman 6 memuat tokoh cerita di dalam perahu yang didorong oleh para nelayan untuk melarung sesaji. Gambar pada halaman 7 memuat para nelayan dan masyarakat pantai berebut sesaji di tengah laut. Gambar pada halaman 8 memuat tokoh cerita ikut bahagia telah mengikuti tradisi nglarung. Setelah berisi delapan gambar, peneliti memberikan daftar pustaka dan yang terakhir yaitu biodata penulis prototipe. Gambar 3. Urutan Isi Prototipe Buku Cerita dan Mewarnai a Cover Buku b Halaman 1 c Halaman 2 d Halaman 3 e Halaman 4 f Halaman 5 g Halaman 6 h Halaman 7 i Halaman 8 Prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung yang peneliti susun kemudian divalidasi oleh ahli bahasa dan sastra. Berikut uraian dari hasil validasi yang peneliti dapat.

4.1.1.4 Validasi Prototipe

Validasi prototipe dilakukan sekali oleh seorang ahli bahasa dan sastra FKIP jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma. Hasil validasi prototipe buku cerita dan mewarnai dari validator adalah 4.9 empat koma sembilan. Berdasarkan tabel klasifikasi skor skala empat, maka prototipe yang dikembangkan peneliti “sangat baik” sehingga layak diujicobakan.

4.1.1.5 Revisi Prototipe

Peneliti melakukan revisi prototipe, yaitu: pertama, memperbaiki judul buku pada cover agar anak dapat tertarik dengan buku tersebut dengan ukuran font yang lebih besar dan warna font yang lebih jelas. Kedua, peneliti memperbaiki tanda baca dan kesalahan pengetikan pada cerita narasi. Berikut adalah cover yang peneliti revisi pada gambar 4 dan gambar 5. Gambar 4. Cover sebelum direvisi Gambar 5. Cover setelah direvisi Peneliti yang telah memperbaiki prototipe, selanjutnya mengujicobakan prototipe tersebut sebanyak tiga kali. Uraian tentang uji coba prototipe akan peneliti deskrisikan sebagai berikut.

4.1.1.6 Uji Coba Prototipe

Uji coba prototipe dilakukan tiga kali selama tiga hari pada tanggal 28-30 Desember 2015 di Dusun Kauman, Ngrundul, Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah dan di Dusun Grembyangan, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih uji coba prototipe di lingkungan masyarakat karena suasana lebih santai, dan anak-anak tidak ada tuntutan untuk mendapat nilai. Mereka juga bisa untuk mengisi waktu liburan dengan mengikuti uji coba bersama peneliti.

a. Uji Coba Prototipe di Dusun Kauman, Ngrundul, Kebonarum, Klaten,

Jawa Tengah Prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung telah peneliti uji cobakan dihari pertama kepada anak-anak PIA, antara TK sampai dengan kelas III usia 7-9 tahun. Peneliti melakukan uji coba prototipe di Dusun Kauman, Ngrundul, Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 28 Desember 2015 di salah satu rumah warga di dusun tersebut. Uji coba prototipe dilakukan pada pukul 10:00 WIB, sebelum dimulai sudah banyak anak-anak yang datang untuk mengikuti uji coba prototipe bersama peneliti. Mereka sangat antusias dan bersemangat untuk mengikuti uji coba prototipe bersama peneliti. Sebelum melakukan uji coba prototipe, peneliti mengajak anak-anak untuk berdoa, lalu bermain games dan bernyanyi bersama dibantu oleh beberapa pembina PIA di dusun tersebut. Peneliti membagi prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung untuk diwarnai oleh anak-anak PIA. Setelah selesai mewarnai, peneliti membagikan refleksi terhadap pemahaman tentang tradisi nglarung untuk anak kelas III, namun belum semua anak mengisi refleksi, peneliti hanya mendapat seorang anak untuk mengisi refleksi tersebut. Hari kedua, peneliti juga melakukan uji coba prototipe di Dusun Kauman, Ngrundul, Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 29 Desember 2015. Anak-anak yang datang tidak sebanyak pada hari pertama, hanya beberapa anak usia TK. Pada saat melakukan uji coba prototipe di hari kedua, peneliti masih dibantu oleh pembina PIA di dusun tersebut. Sebelum melakukan uji coba prototipe, kami berdoa terlebih dahulu, dan bernyanyi serta bermain games. Peneliti membagikan prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung yang akan diwarnai oleh anak-anak TK. Setelah selesai mewarnai, peneliti memberikan hadiah atau kenang-kenganan berupa pensil dan penghapus untuk mereka karena telah membantu peneliti untuk mewarnai prototipe peneliti. Hari pertama dan hari kedua uji coba prototipe di Dusun Kauman, Ngrundul, Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah diikuti oleh anak sejumlah 27 anak.

b. Uji Coba Prototipe di Dusun Grembyangan, Madurejo Prambanan,

Sleman, Yogyakarta Peneliti juga melakukan uji coba produk dihari ketiga di Dusun Grembyangan, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 30 Desember 2015. Uji coba prototipe diikuti oleh anak-anak TK sampai dengan kelas III usia 7-9 tahun sejumlah 13 anak. Pada uji coba prototipe ketiga ini, dilakukan pukul 10:00 dan berakhir selama dua jam. Lembar refleksi yang diberikan kepada anak-anak usia 8-9 tahun ada 9 refleksi.

4.1.2 Deskripsi Kualitas Prototipe Buku Cerita dan Mewarnai Tradisi

Nglarung Peneliti membagikan lembar refleksi kepada anak berusia 8-9 tahun. Lembar refleksi telah diisi dan dikembalikan oleh seorang anak di Dusun Kauman, Ngrundul, Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah dan oleh sembilan anak di Desa Grembyangan, Madurejo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara keseluruhan lembar refleksi yang telah diisi dan dikembalikan ada 10. Berikut adalah hasil rekapitulasi uji coba prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung. Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Data Uji Coba Prototipe berupa Refleksi Anak No. Pernyataan Jumlah Responden Persentase Ya Tidak Ya Tidak Setelah membaca buku “Belajar Mewarnai Tradisi Nglarung ”, saya memahami: 1. Tujuan nglarung untuk mengucap syukur nelayan atas hasil tangkapan ikan. 10 100 2. Makna nglarung untuk memberikan sesaji kepada penguasa laut. 10 100 3. Perlunya para nelayan bekerja sama dengan cara menghias perahu yang akan digunakan untuk melarung. 10 100 4. Para nelayan bergotong royong membersihkan lingkungan pantai sebelum mereka melakukan upacara nglarung. 10 100 5. Para nelayan bersama-sama membuat sesaji yang akan mereka letakkan di dalam perahu yang digunakan untuk melarung. 10 100 6. Sebelum sesaji dilarung, para nelayan berdoa bersama untuk memohon keselamatan. 10 100 7. Para nelayan bersama-sama mendorong perahu ke laut untuk melarung sesaji dan masyarakat berebut sesaji tersebut. 10 100 8. Sesaji yang didapat nelayan dengan cara berebut dibawa pulang untuk memotivasi mereka bekerja dengan penuh semangat. 10 100 9. Buku cerita dan mewarnai nglarung membantu saya mengerti arti dari tradisi nglarung. 10 100 10 Buku cerita dan mewarnai “nglarung” mendorong saya untuk menghormati tradisi nglarung. 10 100 Dilihat dari tabel hasil rekapitulasi uji coba prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung, peneliti mendapatkan data bahwa prototipe buku dengan judul “Belajar Mewarnai Tradisi Nglarung” 100 membantu anak terhadap pemahaman tentang tradisi nglarung yang berkaitan dengan pendidikan karakter kebangsaan melalui cerita dan gambar-gambar mewarnai. Hal tersebut berarti prototipe yang dibuat sudah layak untuk digunakan.

4.2 PEMBAHASAN

Prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung mendapatkan nilai 4.9 sangat baik yang diperoleh dari hasil validasi prototipe oleh ahli bahasa dan sastra Universitas Sanata Dharma, maka prototipe layak untuk diujicobakan. Uji coba prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung dilakukankan tiga kali pada tanggal 28-29 Desember 2015 di Dusun Kauman, Ngrundul, Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah dan pada tanggal 30 Desember 2015 di Desa Grembyangan, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Secara keseluruhan, uji coba prototipe diikuti oleh 40 anak, akan tetapi hanya 10 lembar refleksi yang telah diisi dan dikembalikan oleh 10 anak yang berusia 8-9 tahun. Berdasarkan hasil rekapitulasi uji coba prototipe buku cerita dan mewarnai berupa refleksi anak, peneliti mendapatkan data bahwa prototipe tersebut membantu anak terhadap pemahaman tradisi nglarung yang berkaitan dengan pendidikan karakter kebangsaan melalui cerita dan gambar-gambar mewarnai. Selain itu, prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung dapat membantu anak mengekspresikan kreativitas anak untuk mewarnai gambar kegiatan-kegiatan tradisi nglarung dengan bermacam-macam warna.