2. Ruwatan
Herawati 2010:4 berpendapat bahwa istilah ruwatan dalam cerita Jawa, menurut Mpu Darmaja dalam Sumaradahana, berasal darti kata ruwat, ruwuwat,
atau mengruwat yang artinya membuat tak kuasa, menghapus kutukan, kemalangan dan lain-lain dan terbatas dari hal-hal yang tidak baik
membebaskan. Objek yang diruwat atau dibebaskan, menurut kitab Kuncaranarna dan apa yang disebut dalam Kandhang Ringgit Purwa adalah papa
kesengsaraan, mala noda, rimang kesedihan atau kesusahan, kalengka kejahatan, wirangrewang kebingungan atau kekusutan.
3. Nyadran
Upacara tradisi nyadran adalah rangkaian upacara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa dan biasa dilakukan pada bulan Ruwah
menjelang bulan puasa Herawati, 2010:25. Tradisi ini dilakukan pada tanggal 15 Ruwah pembukaan Nyadran, 17 Ruwah Sadranan Pitulasan, 21 Ruwah
Sadranan Slikuran, 23 Ruwah Sadranan Telulikuran, dan 25 Ruwah Sadranan Penutup Sadranan Slawean. Tujuannya adalah mengingatkan pada kematian,
hidup hanya mampir minum, dan kuburan adalah rumah masa depan kita yang sesungguhnya nilai berempati dan nilai ketuhanan, menggambarkan betapa
penting kita belajar untuk akrab dengan kematian nilai reflektif dan juga bisa menyehatkan jiwa dan kesadaran kita nilai kesehatan karena adanya kekuatan
psikologis untuk meneguhkan kembali jati diri dan identitas kita sebagai manusia nilai kemanusiaan Prasetyo, 2010:6.
4. Wiwit Methik
Tradisi wiwit disebut juga dengan upacara mboyong mbok Sri, yaitu perilaku untuk memuliakan mbok Sri atau Dewi Padi. Orang yang melaksanakan
upacara tersebut adalah penduduk pedesaan, khususnya yang melakukan pekerjaan sebagai petani. Mereka melakukan hal itu karena merupakan kelanjutan,
menyusul setelah panenan pertama methik Saksono, 2012:78.
5. Mitoni Tujuh bulanan
Dalam tradisi Jawa mitoni merupakan rangkaian upacara yang saat ini masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa. Upacara mitoni merupakan suatu
upacara yang dilakukan pada seorang perempuan yang sedang hamil dan
dilakukan pada saat usia kandungan menginjak usia tujuh bulan. Upacara ini
bertujuan agar bayi yang ada dalam kandungan dan ibu yang mengandung senantiasa memperoleh perlindungan dan keselamatan. Upacara yang dilakukan
pada saat mitoni antara lain siraman, memasukkan telor ayam kampung ke dalam kain dari calon ayah ke calon ibu, ganti busana, memasukkan kelapa gading,
memutus lilitan lawe lilitan benang janur, memecahkan periuk dan gayung, minum jamu sorongan, dan nyolong endhog Yana, 2012:50.
Berdasarkan lima macam tradisi Jawa yang peneliti temukan, peneliti hanya mengambil salah satu tradisi Jawa yang akan dibahas. Tradisi nglarung
adalah tradisi yang peneliti pilih dalam penelitian ini, sehingga peneliti menguraikan arti tradisi tersebut dengan lebih jelas sebagai berikut.
2.1.1.3 Tradisi Nglarung
Nglarung merupakan salah satu upacara tradisional yang ada di Jawa. nglarung
berasal dari kata “larung” yaitu membuang sesuatu ke dalam air sungai