Tabel 1. Klasifikasi Skor Skala empat
Rentang Skor Jawaban Klasifikasi Kelayakan Sikap
4 sd 5 Sangat Baik SB
3 sd 4 Baik B
2 sd 3 Tidak Baik TB
1 sd 2 Sangat Tidak Baik STB
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke
data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel klasifikasi skor skala empat. Dengan menggunakan skala empat, variabilitas respon lebih baik lebih
lengkap dibandingkan dengan skala tiga maupun skala lima. Sehingga, tidak ada pilihan bagi responden probandus sample untuk memilih alternatif tengah sebagai
pilihan yang dianggap aman cukup, netral, atau ragu-ragu.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini, peneliti akan membahas tentang hasil penelitian yang berisi: 1 prosedur pengembangan prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi
nglarung, 2 deskripsi kualitas prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung. Peneliti juga akan menguraikan tentang pembahasan berkaitan dengan
hasil penelitian, serta terdapat kelebihan dan kelemahan prototipe.
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototipe Buku Cerita dan Mewarnai
Tradisi Nglarung
Prototipe buku cerita dan mewarnai yang berjudul “Belajar Mewarnai
Tradisi Nglarung ” peneliti kembangkan dengan mengambil enam dari sepuluh
prosedur yang dipaparkan oleh Sugiyono 2012:298. Adapun prosedur yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
4.1.1.1 Potensi dan Masalah
Potensi yang disoroti oleh peneliti adalah tentang tradisi nglarung sebagai salah satu tradisi Jawa khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut
Suyami 2008:101, nglarung berasal dari kata “larung” yaitu membuang sesuatu
ke dalam air sungai atau laut. Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan tradisi nglarung adalah memberi sesaji kepada roh halus yang berkuasa di satu tempat.
Sedangkan menurut Sunjata 2013:75, tradisi nglarung merupakan salah satu kegiatan budaya yang sampai sekarang masih diselenggarakan oleh masyarakat
pendukungnya khususnya di daerah Bantul. Tradisi tersebut pada umumnya dilakukan satu tahun sekali pada bulan Sura, yaitu bulan pertama pada kalender