Tradisi Nglarung Pendidikan Karakter Kebangsaan

atau laut. Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan tradisi nglarung adalah memberi sesaji kepada roh halus yang berkuasa di suatu tempat Suyami, 2008:101. Berbeda pendapat yang dipaparkan oleh Sunjata 2013:75, tradisi nglarung merupakan salah satu kegiatan budaya yang sampai sekarang masih diselenggarakan oleh masyarakat pendukungnya khususnya di daerah Bantul. Tradisi tersebut pada umumnya dilakukan satu tahun sekali pada bulan Sura, yaitu bulan pertama pada kalender Jawa. Dari beberapa pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan tradisi nglarung adalah kegiatan budaya yang dilakukan masyarakat nelayan setiap satu tahun sekali pada bulan Sura, yaitu bulan pertama pada kalender Jawa dengan menghanyutkan sesuatu sesaji ke dalam air sungai atau laut. Tujuan pelaksanaan tradisi nglarung menurut Sunjata 2013:117 adalah sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang telah dilimpahkan berupa melimpahnya hasil tangkapan ikan, di samping bentuk persembahan kepada penguasa laut selatan, Kanjeng Ratu Kidul. Kanjeng Ratu Kidul adalah tokoh mitos yang diyakini masyarakat nelayan sebagai Dewi penjaga dan pelindung Laut Selatan, karena laut beserta isinya dan kondisi alamnya sangat melekat pada masyarakat nelayan. Peneliti menyimpulkan tujuan dari upacara tradisi nglarung yaitu untuk mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang telah dilimpahkanNya. Di dalam tradisi nglarung saat pelaksanaan ritual sesaji juga terdapat beberapa fungsi sosial di antaranya adalah: a fungsi sebagai sarana kerukunan hidup, b fungsi sebagai kegotongroyongan, c fungsi sebagai alat pengendali atau pengawas norma-norma masyarakat yang selalu dipatuhi oleh pendukungnya, d fungsi sebagai sarana hiburan, e fungsi pelestarian tradisi, dan f fungsi sebagai pengesahan pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan masyarakat desa Hanniyaturroufah, 2013.

A. Tata Cara dalam Tradisi Nglarung

Tradisi nglarung dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada bulan Sura yaitu bulan pertama pada kalender Jawa. Tradisi tersebut berlangsung dua tahap tata cara, yaitu kegiatan-kegiatan yang bersifat persiapan dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan upacara Purwadi, 2005:86.

1. Kegiatan-kegiatan yang bersifat persiapan

Kegiatan-kegiatan yang bersifat persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum upacara dimulai. Pamong desa bertugas sebagai penanggung jawab menyiapkan tempat dan tenda untuk penampungan pengunjung yang nantinya akan datang pada hari pelaksanaan nglarung serta menyiapkan pertunjukkan dan sebagainya. Pamong desa memimpin warga yang sebagian besar sebagai nelayan untuk membersihkan dan mendirikan tenda. Beberapa warga lain kegiatan yang mereka lakukan diantaranya mengadakan komunikasi satu sama lain. Intinya saling mengingatkan bahwa kegiatan nglarung sudah semakin dekat. Kemudian para nelayan yang memiliki perahu bersama nelayan lain dengan rela hati mengecat perahu mereka, nantinya perahu mereka akan membawa sesaji yang dilarung. Sesaji tersebut adalah sebagai lambang bahwa manusia harus selalu ingat kepada Sang Pencipta. Sesaji terdiri dati berbagai macam hasil bumi yang mempunyai makna bahwa semua hasil bumi adalah pemberian dari Tuhan untuk kesejahteraan manusia Sunjata, 2013:112