Instrumen Pra-Penelitian INSTRUMEN PENELITIAN

44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini, peneliti akan membahas tentang hasil penelitian yang berisi: 1 prosedur pengembangan prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung, 2 deskripsi kualitas prototipe buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung. Peneliti juga akan menguraikan tentang pembahasan berkaitan dengan hasil penelitian, serta terdapat kelebihan dan kelemahan prototipe.

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Prosedur Pengembangan Prototipe Buku Cerita dan Mewarnai

Tradisi Nglarung Prototipe buku cerita dan mewarnai yang berjudul “Belajar Mewarnai Tradisi Nglarung ” peneliti kembangkan dengan mengambil enam dari sepuluh prosedur yang dipaparkan oleh Sugiyono 2012:298. Adapun prosedur yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

4.1.1.1 Potensi dan Masalah

Potensi yang disoroti oleh peneliti adalah tentang tradisi nglarung sebagai salah satu tradisi Jawa khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Suyami 2008:101, nglarung berasal dari kata “larung” yaitu membuang sesuatu ke dalam air sungai atau laut. Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan tradisi nglarung adalah memberi sesaji kepada roh halus yang berkuasa di satu tempat. Sedangkan menurut Sunjata 2013:75, tradisi nglarung merupakan salah satu kegiatan budaya yang sampai sekarang masih diselenggarakan oleh masyarakat pendukungnya khususnya di daerah Bantul. Tradisi tersebut pada umumnya dilakukan satu tahun sekali pada bulan Sura, yaitu bulan pertama pada kalender Jawa. Tujuan pelaksanaan upacara tersebut yang dipaparkan oleh Sunjata 2013:117 adalah sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang telah dilimpahkan berupa melimpahnya hasil tangkapan ikan, di samping bentuk persembahan kepada penguasa Laut Selatan, Kanjeng Ratu Kidul. Masalah yang peneliti lihat adalah bahwa anak-anak tidak memahami tradisi nglarung tersebut. Hal ini berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada tujuh anak di Prambanan, seorang anak di Purworejo, dan seorang anak di Pekalongan usia 8-9 tahun. Serta berdasarkan hasil analisis kebutuhan anak kelas III B di SD 1 Bantul, Yogyakarta. Padahal tradisi tersebut menjadi kebiasaan untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas rejeki dan keselamatan yang diberikan, mencintai kebersamaan, kebersihan, gotong royong, dan kegigihan best practice. Hal ini mendorong peneliti sebagai calon guru SD untuk mengembangkan buku cerita dan mewarnai tentang tradisi nglarung dengan tujuan menanamkan pendidikan karakter kebangsaan sejak dini dan anak-anak mampu memahami tradisi nglarung.

4.1.1.2 Pengumpulan Data

Berdasarkan hasil kuesioner yang peneliti dapatkan dari 27 anak kelas III B di SD 1 Bantul, Yogyakarta usia 8-9 tahun pada tanggal 30 November 2015, peneliti mendapatkan data: 1 74 anak tidak mengetahui tradisi nglarung adalah kegiatan budaya yang dilakukan masyarakat nelayan setiap satu tahun sekali pada bulan Sura dengan menghanyutkan sesuatu sesaji ke dalam air sungai atau laut. 2 70 anak tidak mengetahui bahwa setelah membersihkan lingkungan, nelayan bergotong royong memasang tenda di tepi pantai; 3 70