Pengertian Buku Cerita Anak

melakukan operasi yang melibatkan objek-objek dan juga dapat bernalar secara logis dan diterapkan dengan contoh-contoh yang konkret. 4 tahap operasi formal 11-15 tahun, dalam tahap ini individu melampaui pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan lebih logis. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas perkembangan anak usia 8-9 tahun yang berada pada tahap operasional konkret. Prototipe yang peneliti kembangkan dalam bentuk buku cerita dan mewarnai masuk dalam tahap perkembangan anak usia 7-11 tahun yaitu tahap operasional konkret. Djiwandono 2002:73 mengemukakan bahwa anak-anak yang berada pada tahap operasional konkret umumnya mampu berpikir logis, mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga dapat menghubungkan dimensi ini satu sama lain, kurang egosentris, dan belum bisa berpikir abstrak.

2.1.5.2 Tugas Perkembangan Anak Usia 9-10 tahun

Tugas perkembangan menurut Yusuf 2009:69 dibagi menjadi sembilan: 1 belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan. Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat. 2 belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. Hakikat tugas ini ialah mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi kebersihan, kesehatan dan keselematan diri. Serta mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya pria atau wanita dan juga menerima dirinya baik rupa wajahnya maupun postur tubuh secara positif. 3 belajar bergaul dengan teman-teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman- teman sebayanya. Pergaulan anak di sekolah atau teman sebayanya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan temannya berbudi baik, tetapi mungkin juga diwarnai perasaan tidak senang karena teman sepermainannya suka mengganggu atau nakal. 4 belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Apabila anak sudah masuk sekolah, perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak. Dari segi permainan umpamanya akan tampak bahwa anak laki- laki tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainan yang khas laki-laki, seperti main bola, kelereng, dan layang-layang. Masuk pada tugas perkembangan anak yang selanjutnya, yaitu: 5 belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, paling sedikit anak harus tamat sekolah dasar SD, karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Dalam prototipe buku cerita dan mewarnai yang peneliti kembangkan, termasuk dalam tugas perkembangan anak yang kelima, sebab dijelaskan bahwa anak usia 6-12 mempunyai keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Tugas perkembangan anak yang berikutnya adalah: 6 belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Apabila kita telah melihat sesuatu, mendengar, mengecap, mencium, dan mengalami, tinggalah suatu ingatan pada kita. Ingatan mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep tanggapan. Semakin bertambah pengetahuan, semakin bertambah pula konsep yang diperoleh. Tugas sekolah yaitu menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau ajaran agama moral, ilmu