12
urusan kewarganegaraan
secara efektif
dan bijaksana.5.
Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat.
d. Kompetensi Kewaganegaraan
Kompetensi kewarganegaraan yang meliputi 1 penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; 2 pengembangan kemamp[uan
intelektual dan partisipatoris; 3 pengembangan karakter atau sikap mental tertentu, dan 4 komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip-prinsip
fundamental demokrasi konstitusional.Kompeten merupakan perpaduan antara pengetahuan kewarganegaraan berkaitan dengan kandungan atau
apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara dengan kecakapan kewarganegaraan. Dikatakan kompeten apabila seseorang itu 1 mampu
melakukan tugas per tugas; 2 mampu mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan; 3 tanggap terhadap situasi dan kondisi; 4
mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan pencapaian kompetensi; 5 mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi yang
berbeda situasi dan kondisi serta tempat yang baru. Untuk menjadi kompeten perlu melakukan 7 tujuh kunci yaitu 1 mengumpulkan,
mengorganisasikan dan menganalisa informasi; 2 menyampaikan ide dan informasi; 3 merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan; 4 bekerja
sama dalam tim; 5 menggunakan ide dan teknik matematika; 6 memecahkan masalah; 7 menggunakan teknologi.
e. Komitmen Kewarganegaraan
Perpaduan antara
kecakapan dengan
watak kewarganegaraan
menumbuhkan komitmen. Komitmen menunjuk pada suatu sikap seseorang berdasarkan nilai-nilai yang dimiliki dan diwujudkan melalui
perilaku. Komiten
mengandung makna
adanya: 1
keyakinan kepercayaan; 2 kemauan; 3 kesetiaan loyalitas 4 kebanggaan.
Komitmen adalah suatu rasa identifikasi, keterlibatan, dan loyalitas kesetiaan atau derajat, dan kepercayaan serta penerimaan yang kuat
terhadap nilai-nilai.
f. Keteguhan
Perpaduan antara pengetahuan dengan watak kewarganegaraan menumbuhkan keteguhan. Keteguhan merupakan kekuatan atau ketetapan
hati, iman, niat; atau kekukuhan hati dan ketabahan jiwa yg beginilah yg
13
menunjukkan sifat keperwiraannya; kesetiaannya tidak diragukan lagi. Keteguhan dapat juga diartikan kuat untuk tetap pada pendiriannya, ketika
kata hati menuntutnya.
2. Analisis Asumsi Normatif dan Asumsi Positif PPKn
Asumsi normatif dan asumsi positif mengenai Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalahsebagai berikut.
a. Bahwa selama Negara Indonesia berdiri, Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 tidak akan berubah karena diterima sebagai inti komitmen nasional
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, dan NKRI merupakan bentuk final ketatanegaran RI, sebagaimana komitmen MPR.
b. Bahwa tatanan kehidupan demokrasi Indonesia pada dasarnya merupakan sistem kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang
bersumber dari dasar negara Pancasila sebagaimana tersurat pada alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
c. Bahwa pembangunan demokrasi konstitusional Indonesia mengandung missi pembangunan ide, nilai, prinsip dan konsep demokrasi melalui
instrumentasi demokrasi dalam berbagai latar kehidupan dan pendidikan demokrasi untuk generasi muda sebagai pewaris bangsa di masa
depan. d. Bahwa pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan merupakan wahana
psiko-pedagogis pada domain kurikuler, sosio-andragogis pada domain sosial-kultural, dan epistemologis pada domain akademik, dalam
pendidikan demokrasi konstitusional Indonesia. e. Bahwa sebagai wahana pendidikan demokrasi, Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan berfungsi mewujudkan kesatuan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang koheren dari konsepsi pendidikan tentang
demokrasi, pendidikan
melalui demokrasi,
pendidikan untuk
membangun demokrasi. f. Bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai muatan
wajib kurikulum pendidikan dasar dan menegah memiliki fungsi sebagai pendidikan untuk membangun karakter bangsa, yang secara
substansial dirancang secara nasional, dan diwujudkan sebagai praksis pendidikan yang konsisten dan koheren dengan komitmen kebangsaan
Indonesia pada tingkat satuan pendidikan.