85
2. Hukuman penjara, hukuman penjara sendiri dibedakan ke dalam hukuman penjara seumur hidup dan penjara sementara
.
Hukuman penjara sementara minimal 1 tahun dan maksimal 20 tahun. Terpidana wajib tinggal dalam
penjara selama masa hukuman dan wajib melakukan pekerjaan yang ada di dalam maupun di luar penjara dan terpidana tidak mempunyai Hak Vistol
3. Hukuman kurungan, hukuman ini kondisinya tidak seberat hukuman penjara dan dijatuhkan karena kejahatan-kejahatan ringan atau pelanggaran Biasanya
terhukum dapat memilih antara hukuman kurungan atau hukuman denda. Bedanya hukuman kurungan dengan hukuman penjara adalah pada hukuman
kurungan terpidana tidak dapat ditahan di luar tempat daerah tinggalnya kalau ia tidak mau sedangkan pada hukuman penjara dapat dipenjarakan di mana
saja, pekerjaan paksa yang dibebankan kepada terpidana penjara lebih berat dibandingkan dengan pekerjaan yang harus dilakukan oleh terpidana
kurungan dan terpidana kurungan mempunyai Hak Vistol hak untuk memperbaiki nasib sedangkan pada hukuman penjara tidak demikian.
4. Hukuman denda, Dalam hal ini terpidana boleh memilih sendiri antara denda dengan kurungan.Maksimum kurungan pengganti denda adalah 6 Bulan.
5. Hukuman tutupan, hukuman ini dijatuhkan berdasarkan alasan-alasan politik terhadap orang-orang yang telah melakukan kejahatan yang diancam dengan
hukuman penjara oleh KUHP
.
Hukuman Tambahan Hukuman tambahan tidak dapat dijatuhkan secara tersendiri melainkan harus disertakan pada hukuman pokok, hukuman tambahan
tersebut antara lain: 1. Pencabutan hak-hak tertentu. 2.Penyitaan barang- barang tertentu. 3. Pengumuman keputusan hakim.
2. Analisis Sanksi-Sanksi Hukum Perdata
Hukum perdata ialah aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang terhadap orang lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang
timbul dalam pergaulan masyarakat maupun pergaulan keluarga. Hukum perdata dibedakan menjadi dua, yaitu hukum perdata material dan hukum perdata formal.
Hukum perdata material mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subjek hukum. Hukum perdata formal mengatur bagaimana cara seseorang
mempertahankan haknya apabila dilanggar oleh orang lain. Dalam pengolongannya Hukum perdata dapat digolongkan menjadi
beberapa kategori diantaranya adalah: 1Hukum keluarga. 2 Hukum harta kekayaan.
3.Hukum benda.
4.Hukum Perikatan.
5.Hukum
86
Waris.KUHPerdata terdiri dari 4 bagian yaitu didalamnya dan mengatur berbagai amcam hal yang berkaitan dengan permasalahan privat adalah: 1 Buku kesatu
tentang Orang Van Personnenrecht, Buku pertama mengatur tentang orang sebagai subyek hukum, hukum
perkawinan dan hukum keluarga, termasuk waris.2 Buku kedua tentang Kebendaan Zaakenrecht .Buku kedua mengatur mengenai benda sebagai obyek
hak manusia dan juga mengenai hak kebendaan. Benda dalam pengertian yang meluas merupakan segala sesuatu yang dapat dihaki dimiliki oleh seseorang.
Sedangkan maksud dari hak kebendaan adalah suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda yang dapat dipertahankan kepada pihak
ketiga. 3. Buku ketiga tentang Perikatan Verbintenessenrecht. Buku mengatur tentang perikatan verbintenis
. Maksud penggunaan kata “Perikatan” di sini lebih luas dari pada kata perjanjian. Perikatan ada yang bersumber dari perjanjian
namun ada pula yang bersumber dari suatu perbuatan hukum baik perbuatan hukum yang melanggar hukum onrechtmatige daad maupun yang timbul dari
pengurusan kepentingan orang lain yang tidak berdasarkan persetujuan zaakwarneming. Buku ketiga tentang perikatan ini mengatur tentang hak dan
kewajiban yang terbit dari perjanjian, perbuatan melanggar hukum dan peristiwa- peristiwa lain yang menerbitkan hak dan kewajiban perseorangan.
Buku ketiga bersifat tambahan aanvulend recht, atau sering juga disebut sifat terbuka, sehingga terhadap beberapa ketentuan, apabila disepekati
secara bersama oleh para pihak maka mereka dapat mengatur secara berbeda dibandingkan apa yang diatur didalam BW. Sampai saat ini tidak terdapat suatu
kesepakatan bersama mengenai aturan mana saja yang dapat disimpangi dan aturan mana yang tidak dapat disimpangi. Namun demikian, secara logis yang
dapat disimpangi adalah aturan-aturan yang mengatur secara khusus misal : waktu pengalihan barang dalam jual-beli, eksekusi terlebih dahulu harga
penjamin ketimbang harta si berhutang. Sedangkan aturan umum tidak dapat disimpangi misal : syarat sahnya perjanjian, syarat pembatalan perjanjian.
4.uku keempat Tentang pembuktian dan daluwarsa Verjaring en Bewijs.Buku keempat mengatur tentang pembuktian dan daluwarsa. Hukum tentang
pembuktian tidak saja diatur dalam hukum acara Herzine Indonesisch Reglement HIR namun juga diatur didalam Kitab Undang-undang Hukum
Perdata. Didalam buku keempat ini diatur mengenai prinsip umum tentang
87
pembuktian dan juga mengenai alat-alat bukti. Adanya 5 macam alat bukti yaitu : 1 Surat-surat; 2. Kesaksian; 3. Persangkaan; d.Pengakuan; 5.Sumpah
Daluwarsa lewat waktu berkaitan dengan adanya jangka waktu tertentu yang dapat mengakibatkan seseorang mendapatkan suatu hak milik
acquisitive verjaring atau juga karena lewat waktu menyebabkan seseorang dibebaskan dari suatu penagihan atau tuntutan hukum inquisitive verjaring.
Selain itu diatur juga hal- hal mengenai “pelepasan hak” atau “rechtsverwerking”
yaitu hilangnya hak bukan karena lewatnya waktu tetapi karena sikap atau tindakan seseorang yang menunjukan bahwa ia sudah tidak akan
mempergunakan suatu hak. Hukum Perdata mengatur hubungan hukum antara orang satu dengan
orang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan perorangan. Pelanggaran terhadap aturan hukum perdata baru dapat diambil tindakan oleh pengadilan
setelah ada pengaduan oleh pihak berkepentingan yang merasa dirugikan disebut: penggugat Pelanggaran terhadap hukum perdata diambil diambil
tindakan oleh pengadilan setelah adanya pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan. Pihak yang mengadu tersebut menjadi penggugat dalam perkara
tersebut.
D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Kegiatan
Deskripsi Aktivitas Kegiatan Alokasi
Waktu Pendahuluan a. Narasumber atau instruktur mengkondisikan
peserta diklat untuk siap menerima materi sajian serta memberi motivasi para peserta diklat
b. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar Analisis sanksi hukum yang berlaku
dalam perwujudan kedamaian dan keadilan c. Menampilkan contoh-contoh kasus hukum pidana
dan perdata yang ada dalam lembaga peradilan di Indonesia
d. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan yang akan dicapai.
15 menit
Kegiatan Inti 1. Membagi peserta diklat menjadi 2 kelompok
2. Tiap kelompokbmenjawab
serta membahas
permasalahan yang telah diberikan instruktur atau nara sumber sebelumnya yang di tulis didalam
modul 3. Tiap kelompok merumuskan hasil diskusi yang
90 menit
88
didapatkan dari
masing-masing anggota
kelompok 4. Tiapa kelompok mencari informasi, data, sumber-
sumber yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang dimajukan.
5. Tiap kelompok berdiskusi, curah pendapat untuk menemukan jawaban dari pertanyaan.
6. Bila sudah
selesai tiap
kelompok harus
mempresentasikan hasil dari diskusi yang telah mereka hasilkan
7. Kelompok lain
mempersiapkan pertanyaan-
pertanyaan seputar materi yang telah di bacakan oleh kelompok penyaji
8. Masing-masing kelompok berembuk mencari pertanyan yang akan di tanyakan kepada kelopok
penyaji 9. Setelah mendapatkan pertanyaan dari kelompok
lain, kelompok penyaji mencari jawaban dalam kelompok dan membacakan hasil jawaban dari
kelompokkepada kelompok penanya. 10. Kelompok lain boleh memberikan masukan serta
sanggahan terhadap jawaban kelompok penyaji. 11. Semua kelompok bergiliran untuk melakukan hasil
diskusi dari kelompok masing-masing 12. Narsumber
mengamati, mencermati
hasil presentasi perserta diklat bila diperlukan diberi
kesempatan kelompok lain memberi komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.
13. Presentasi Hasil Kerja kelompok hasil kajian penerapan penegakan hukum yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan
bernegara 14. Nara
sumber mengklarifikasi
bila terjadi
kesalahan konsep, prosedur, langkah-langkah dari hasil kerja
Penutup 1. Narasumber bersama peserta diklat membuat
simpulan 2. Narasumber melakukan tes secara tertulis
3. Narasumber melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
4. Memberi tugas tindak lanjut mengidentifikasi permasalahan Analisis sanksi hukum yang berlaku
dalam perwujudan kedamaian dan keadilan. berdasarkan Kompetensi Dasar mapel ybs.
15 menit
Tabel 9. Aktivitas Pembelajaran Analisis Sanksi Hukum Yang Berlaku Dalam Perwujudan Kedamaian dan Keadilan